Camat dan Kades di Luwu Dibekali Ilmu Penanganan COVID-19
loading...
A
A
A
LUWU - Sebanyak 22 camat dan 227 kepala desa dan lurah, di Kabupaten Luwu dibekali ilmu pengetahuan tentang penanganan COVID-19 selama dua hari di Gedung Simpurusiang, Selasa dan Rabu, 5-6 Mei 2020.
Kegiatan ini dilakukan oleh Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Luwu, dengan menghadirkan sejumlah pemateri dari dinas kesehatan, rumah sakit, kepolisian, kejaksaan dan DPRD.
Sekretaris Dinas Kesehatan, dr Rosnawari, dalam materinya membahas strategi penanganan COVID-19 di Kabupaten Luwu. Dirinya menjelaskan, kronologi muncul nya penyakit tersebut dari Wuhan hingga sampai ke Indonesia dengan berbagai gejala.
"Gejala COVID-19 yang sering muncul diantaranya sakit kepala, demam, menggigil, diare serta radang paru-paru. Dan perlu diwaspadai adalah virus ini bisa bertahan selama 4 sampai 5 hari di benda berbahan alumunium, plastik dan kertas," ujarnya.
"Olehnya itu, salah satu cara paling efektif melindungi diri dari penularan melalui benda di atas dengan rajin mencuci tangan menggunakan sabun dan air keran yang mengalir," tambahnya.
Pemerintah telah melakukan sosialisasi bagaimana mencuci tangan dengan baik dan benar. Semua ini kata Rosnawari harus dipahami oleh para camat dan kepala desa agar bisa kemudian memberikan pemahaman ke warganya.
Selain dengan mencuci tangan, cara paling efektif lainnya yakni dengan menggunakan masker saat keluar rumah dan rutin mengkonsumsi makanan bergizi, istirahat yang cukup.
Rosnawari berharap, para camat dan kepala desa usai mengikuti kegiatan ini, hendaknya segera membentuk tim gerak cepat di wilayah masing-masing dengan melibatkan seluruh aparat dan masyarakat.
"Setelah memahami hal di atas, desa wajib menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas, serta melakukan deteksi dini bagi masyarakat yang masuk di desa. Melapor ke bidan desa dan selanjutnya bidan desa melaporkan ke puskesmas untuk dilakukan pemeriksaa dan pemantauan serta meningkatkan pengawasan di tempat-tempat umum," katanya.
Direktur RSUD Batara Guru, Daud Mustakim, lebih spesifik bicara tentang fenomena kejadian terjangkitkanya virus Corona di Luwu.
Dikabarkan dr Daud Mustakim, dalam kegiatan ini, salah seorang kluster santri yang positif Asal Luwu di Makassar, kondisinya kini semakin hari semakin membaik.
"Sampai hari ini, Luwu masih dalam posisi zona hijau. Namun demikian kita tidak boleh lengah, masyarakat harus tetap diimbau untuk taat mengikuti Social Distancing agar virus ini cepat berlalu. Virus ini sama dengan cacar, menular namun bisa sembuh dengan sendiri seiring meningkatkan daya tahan tubuh," ujarnya.
Kegiatan ini dilakukan oleh Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Luwu, dengan menghadirkan sejumlah pemateri dari dinas kesehatan, rumah sakit, kepolisian, kejaksaan dan DPRD.
Sekretaris Dinas Kesehatan, dr Rosnawari, dalam materinya membahas strategi penanganan COVID-19 di Kabupaten Luwu. Dirinya menjelaskan, kronologi muncul nya penyakit tersebut dari Wuhan hingga sampai ke Indonesia dengan berbagai gejala.
"Gejala COVID-19 yang sering muncul diantaranya sakit kepala, demam, menggigil, diare serta radang paru-paru. Dan perlu diwaspadai adalah virus ini bisa bertahan selama 4 sampai 5 hari di benda berbahan alumunium, plastik dan kertas," ujarnya.
"Olehnya itu, salah satu cara paling efektif melindungi diri dari penularan melalui benda di atas dengan rajin mencuci tangan menggunakan sabun dan air keran yang mengalir," tambahnya.
Pemerintah telah melakukan sosialisasi bagaimana mencuci tangan dengan baik dan benar. Semua ini kata Rosnawari harus dipahami oleh para camat dan kepala desa agar bisa kemudian memberikan pemahaman ke warganya.
Selain dengan mencuci tangan, cara paling efektif lainnya yakni dengan menggunakan masker saat keluar rumah dan rutin mengkonsumsi makanan bergizi, istirahat yang cukup.
Rosnawari berharap, para camat dan kepala desa usai mengikuti kegiatan ini, hendaknya segera membentuk tim gerak cepat di wilayah masing-masing dengan melibatkan seluruh aparat dan masyarakat.
"Setelah memahami hal di atas, desa wajib menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas, serta melakukan deteksi dini bagi masyarakat yang masuk di desa. Melapor ke bidan desa dan selanjutnya bidan desa melaporkan ke puskesmas untuk dilakukan pemeriksaa dan pemantauan serta meningkatkan pengawasan di tempat-tempat umum," katanya.
Direktur RSUD Batara Guru, Daud Mustakim, lebih spesifik bicara tentang fenomena kejadian terjangkitkanya virus Corona di Luwu.
Dikabarkan dr Daud Mustakim, dalam kegiatan ini, salah seorang kluster santri yang positif Asal Luwu di Makassar, kondisinya kini semakin hari semakin membaik.
"Sampai hari ini, Luwu masih dalam posisi zona hijau. Namun demikian kita tidak boleh lengah, masyarakat harus tetap diimbau untuk taat mengikuti Social Distancing agar virus ini cepat berlalu. Virus ini sama dengan cacar, menular namun bisa sembuh dengan sendiri seiring meningkatkan daya tahan tubuh," ujarnya.
(agn)