Dihantui Resesi, BI Yakin Triwulan III Ekonomi Jabar Membaik

Rabu, 23 September 2020 - 10:45 WIB
loading...
Dihantui Resesi, BI...
Kepala Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia (BI) Jawa Barat, Herawanto. Foto/SINDOnews/Arif Budianto
A A A
BANDUNG - Kepala Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia (BI) Jawa Barat, Herawanto yakin, ekonomi Jawa Barat pada triwulan III/2020 akan lebih baik dibandingkan periode sebelumnya -5,98% (yoy). Optimisme itu berdasarkan beberapa indikator ekonomi selama hampir tiga bulan terakhir.

(Baca juga: Gubernur Ganjar Kembali Datangi Warung, Apa Ngamuk Lagi? )

Membaiknya ekonomi Jabar, menjadi angin segar mengingat Indonesia berada di jurang resesi. Saat ini, semua pihak masih menunggu laporan pertumbuhan ekonomi Juli-September 2020 yang dikhawatirkan masih minus cukup dalam.

"Insya Allah, kondisi ekonomi Jawa Barat pada triwulan III/2020 ini menampakkan kondisi yang lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya. Kami yakin selanjutnya secara bertahap akan kembali positif dan meningkat signifikan pada tahun 2021," kata Herawanto pada kegiatan perdana kick off West Java Economic Society (WJES) tahun 2020 secara virtual, Rabu (23/9/2020).

Optimisme tersebut, kata dia, bukan tanpa dasar. Berbagai indikator ekonomi menunjukkan perbaikan. Hasil Survei Konsumen dan Survei Penjualan Eceran di Jawa Barat mengindikasikan optimisme pada triwulan III 2020. Hal itu tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen cenderung membaik dan Indeks Penjualan Eceran yang meningkat.

(Baca juga: Pasien COVID-19 di Ponorogo Membeludak, Isolasi di Desa Diaktifkan )

Hasil survei kegiatan dunia usaha di Jawa Barat juga mengindikasikan optimisme pelaku usaha pada triwulan III 2020 yang tercermin dari peningkatan Prompt Manufacturing Index (PMI). Begitu pula dengan pertumbuhan kredit menurut sektor ekonomi juga terindikasi membaik.

"Sektor pariwisata pun menunjukkan perbaikan pada triwulan III 2020, terindikasi dari kenaikan tingkat hunian hotel serta mulai meningkatnya jumlah penumpang domestik di bandara," jelas dia.

Menurut dia, trend aktivitas masyarakat di Jawa Barat pada triwulan III 2020 yang terekam dalam data Google Mobility Report September 2020 juga meningkat sejalan dengan kebijakan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB). Peningkatan ini khususnya terjadi pada sektor ritel dan hiburan, serta taman hijau.

(Baca juga: Tanah Kas Desa Jadi SPBU, Pemdes Pacekelan Labrak Pemprov Jateng )

Kebijakan AKB yang diterapkan oleh pemerintah daerah dan juga pemerintah pusat adalah hal yang sangat tepat. Pendekatan kesehatan dan pendekatan ekonomi dilakukan secara berimbang dengan dinamis. Daerah yang merah lebih ditekankan pada pendekatan kesehatan namun tidak mematikan perekonomian setempat.

Sementara daerah yang hijau lebih kepada pendekatan per ekonomi an walaupun tetap memperhatikan kehati-hatian dalam protokol kesehatan. Dynamic balancing atau kebijakan berimbang secara dinamis adalah kunci.

Searah dengan pertumbuhan ekonomi yang mengalami penurunan, kata dia, inflasi relatif terkendali. Pada Agustus 2020 tercatat mengalami deflasi 0,08% (mtm) atau secara tahunan sebesar 1,71% (yoy). "Deflasi ini perlu kita cermati agar tidak menimbulkan tekanan yang terlalu besar pada daya beli produsen, baik petani maupun peternak, mengingat hal ini dapat menjadi penghambat kontinuitas pasokan bahan pangan," imbuh dia.
(eyt)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1676 seconds (0.1#10.140)