Bandel, Puluhan Pelanggar Protokol Kesehatan Terjaring di 3 Pasar
loading...
A
A
A
Tiga pasar tradisional di Kota Semarang , Jateng menjadi sasaran operasi bersama penegakan protokol kesehatan (prokes), Rabu (16/9/2020). Puluhan pelanggar dijaring dan dihukum di Pasar Johar Baru, Pasar Karangayu dan Pasar Sampangan. (Baca juga: Wow, Pesaing Gibran di Pilwalkot Solo Ini Klaim Raih 60% Dukungan Pemilih)
Hukumannya antara lain push up, membersihkan sampah, dan menyanyi lagu kebangsaan. Mereka juga diberi peringatan dengan mengisi pernyataan tertulis dan kartu tanda penduduk (KTP)-nya disita selama seminggu. (Baca juga: Waduh, Ada Peternakan Babi dan Cucian Pasir di KKOP Bandara Hang Nadim)
Salah satunya Agus Setyawan (31) yang terjaring operasi di Pasar Johar. Ia mengaku malu tertangkap basah tidak bermasker. “Malu rasanya. Ya nanti pakai (masker) terus. Apalagi tadi dibilangin pak Ganjar, kalau tidak pakai masker lagi, dihukum lari keliling pasar selama 10 kali," ungkap Agus yang kuli panggul ini. (Baca juga: Ditanya Kekayaan Pribadi, Penantang Gibran Ini Ngaku Hanya Penjahit Kampung)
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo turut memantau pelaksanaan operasi di Pasar Johar dan Pasar Karangayu, serta menyaksikan para pelanggar protokol menjalani rapid tes setelah menjalani hukuman. Ganjar menyebut bahwa Kota Semarang menjadi perhatian karena memiliki tingkat penularan COVID-19 tertinggi di Jateng.
“Para pelanggar yang terjaring tidak hanya diberikan hukuman sosial, tapi juga langsung di-rapid test. Tadi di Pasar Karangayu, ada 17 pelanggar yang di-rapid test dan hasilnya non reaktif semuanya," sebutnya.
Dia berharap, operasi ini dapat menyadarkan masyarakat untuk taat pada protokol kesehatan. Sebab pemerintah tidak akan mengambil tindakan keras, apabila masyarakat mau taat dan tertib.
"Kami sampaikan pada masyarakat, bahwa operasi ini untuk mengedukasi. Kami tidak akan main keras atau kasar, namun kami ajak masyarakat membantu dan sadar menerapkan protokol kesehatan selama beraktifitas," imbuhnya.
Selain pasar, dia berharap operasi bersama ini terus dilakukan di sejumlah titik keramaian di Kota Semarang. Ganjar menitipkan agar warung makan juga menjadi salah satu sasaran. Hal itu mengingat warung saat ini menjadi salah satu klaster di Kota Semarang.
Hukumannya antara lain push up, membersihkan sampah, dan menyanyi lagu kebangsaan. Mereka juga diberi peringatan dengan mengisi pernyataan tertulis dan kartu tanda penduduk (KTP)-nya disita selama seminggu. (Baca juga: Waduh, Ada Peternakan Babi dan Cucian Pasir di KKOP Bandara Hang Nadim)
Salah satunya Agus Setyawan (31) yang terjaring operasi di Pasar Johar. Ia mengaku malu tertangkap basah tidak bermasker. “Malu rasanya. Ya nanti pakai (masker) terus. Apalagi tadi dibilangin pak Ganjar, kalau tidak pakai masker lagi, dihukum lari keliling pasar selama 10 kali," ungkap Agus yang kuli panggul ini. (Baca juga: Ditanya Kekayaan Pribadi, Penantang Gibran Ini Ngaku Hanya Penjahit Kampung)
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo turut memantau pelaksanaan operasi di Pasar Johar dan Pasar Karangayu, serta menyaksikan para pelanggar protokol menjalani rapid tes setelah menjalani hukuman. Ganjar menyebut bahwa Kota Semarang menjadi perhatian karena memiliki tingkat penularan COVID-19 tertinggi di Jateng.
“Para pelanggar yang terjaring tidak hanya diberikan hukuman sosial, tapi juga langsung di-rapid test. Tadi di Pasar Karangayu, ada 17 pelanggar yang di-rapid test dan hasilnya non reaktif semuanya," sebutnya.
Dia berharap, operasi ini dapat menyadarkan masyarakat untuk taat pada protokol kesehatan. Sebab pemerintah tidak akan mengambil tindakan keras, apabila masyarakat mau taat dan tertib.
"Kami sampaikan pada masyarakat, bahwa operasi ini untuk mengedukasi. Kami tidak akan main keras atau kasar, namun kami ajak masyarakat membantu dan sadar menerapkan protokol kesehatan selama beraktifitas," imbuhnya.
Selain pasar, dia berharap operasi bersama ini terus dilakukan di sejumlah titik keramaian di Kota Semarang. Ganjar menitipkan agar warung makan juga menjadi salah satu sasaran. Hal itu mengingat warung saat ini menjadi salah satu klaster di Kota Semarang.
(shf)