Jembatan Penghubung 2 Dusun di Lekopancing Maros Rampung Dibangun
loading...
A
A
A
MAROS - Jembatan Palagai yang menghubungkan Dusun Palagai dan Dusun Baku di Desa Lekopancing, Kecamatan Tanralili, Kabupaten Maros akhirnya rampung dibangun. Jembatan di lokasi itu sebelumnya hanyut diterjang banjir awal Januari tahun lalu.
Bupati Kabupaten Maros, HM Hatta Rahman saat meresmikan mengatakan, jembatan yang baru dibangun ini tepat berada di lokasi sama bekas jembatan lama yang hanyut diterjang banjir.
"Sebelumnya, sudah ada jembatan penghubung di tempat ini, hanya saja hanyut saat banjir bandang yang menerjang Maros tahun lalu. Baru sempat kita bangun tahun ini dan dimasukkan dalam anggaran perubahan 2020. Tapi kali ini kita bangun jembatan agak tinggi dibanding yang dulu. Supaya kalau terjadi air sunga meluap, jembatan tidak hanyut karena terbawa arus sungai," jelasnya, Selasa (8/9/2020).
Dia mengatakan, jembatan baru ini memiliki panjang sekira 86 meter. Kerangkanya menggunakan plat besi dan tali seling. Pemerintah mengucurkan anggaran sebesar Rp1,4 miliar untuk pembangunan jembatan ini. Diakui Hatta pembangunan jembatan ini sudah dianggarkan sebelumnya, namun karena pandemi COVID-19 , pembangunannya ditunda.
"Makanya baru kita bangun kemudian baru rampung dan kita resmikan hari ini," sebutnya.
Hatta berharap, jembatan ini bisa dimanafaatkan dengan baik oleh warga sekitar. Dia juga nengatakan selain di Desa Lekopancing, ada sekitar sembilan jembatan lain yang telah dibangun setelah sempat diterjang banjir besar Januari lalu.
"Totalnya sepuluh jembatan yang sempat diterjang banjir tahun 2019 lalu. Itu kita perbaiki, ada yang dijadikan permanen," sebutnya.
Sementara itu Kepala Desa Lekopancing, Kaluddin mengakui, dengan dibangunnya kembali jembatan tersebut warga di dusun Baku yang dihuni sekitar 400 KK sangat terbantu. Pasalnya, sejak jembatan tersebut putus, warga Baku seperti terisolir, karena untuk sampai ke pasar Kecamatan saja, mereka harus memutar melewati empat desa di kecamatan lain dengan jarak tempuh sekitar 1,5 jam. Sementara jika melalui jembatan, hanya membutuhkan waktu sekitar 15 menit.
"Warga sangat membutuhkan jembatan ini karena ini menghubungkan dua dusun yakni Dusun Palagai dan Dusun Baku. Kalau mereka mau ke pasar atau puskesmas itu harus mutar melintasi jalan 4 kilometer," katanya.
Dia juga mengatakan, warga di tiga Desa seperti Puca, Tompobulu dan Lekopancing biasanya melintasi jembatan itu jika hendak ke pasar atau puskesmas.
"Jadi bisa dibilang bukan hanya warga di dua dusun itu yang butuh tapi warga di tiga desa juga melintas," paparnya.
Bupati Kabupaten Maros, HM Hatta Rahman saat meresmikan mengatakan, jembatan yang baru dibangun ini tepat berada di lokasi sama bekas jembatan lama yang hanyut diterjang banjir.
"Sebelumnya, sudah ada jembatan penghubung di tempat ini, hanya saja hanyut saat banjir bandang yang menerjang Maros tahun lalu. Baru sempat kita bangun tahun ini dan dimasukkan dalam anggaran perubahan 2020. Tapi kali ini kita bangun jembatan agak tinggi dibanding yang dulu. Supaya kalau terjadi air sunga meluap, jembatan tidak hanyut karena terbawa arus sungai," jelasnya, Selasa (8/9/2020).
Dia mengatakan, jembatan baru ini memiliki panjang sekira 86 meter. Kerangkanya menggunakan plat besi dan tali seling. Pemerintah mengucurkan anggaran sebesar Rp1,4 miliar untuk pembangunan jembatan ini. Diakui Hatta pembangunan jembatan ini sudah dianggarkan sebelumnya, namun karena pandemi COVID-19 , pembangunannya ditunda.
"Makanya baru kita bangun kemudian baru rampung dan kita resmikan hari ini," sebutnya.
Hatta berharap, jembatan ini bisa dimanafaatkan dengan baik oleh warga sekitar. Dia juga nengatakan selain di Desa Lekopancing, ada sekitar sembilan jembatan lain yang telah dibangun setelah sempat diterjang banjir besar Januari lalu.
"Totalnya sepuluh jembatan yang sempat diterjang banjir tahun 2019 lalu. Itu kita perbaiki, ada yang dijadikan permanen," sebutnya.
Sementara itu Kepala Desa Lekopancing, Kaluddin mengakui, dengan dibangunnya kembali jembatan tersebut warga di dusun Baku yang dihuni sekitar 400 KK sangat terbantu. Pasalnya, sejak jembatan tersebut putus, warga Baku seperti terisolir, karena untuk sampai ke pasar Kecamatan saja, mereka harus memutar melewati empat desa di kecamatan lain dengan jarak tempuh sekitar 1,5 jam. Sementara jika melalui jembatan, hanya membutuhkan waktu sekitar 15 menit.
"Warga sangat membutuhkan jembatan ini karena ini menghubungkan dua dusun yakni Dusun Palagai dan Dusun Baku. Kalau mereka mau ke pasar atau puskesmas itu harus mutar melintasi jalan 4 kilometer," katanya.
Dia juga mengatakan, warga di tiga Desa seperti Puca, Tompobulu dan Lekopancing biasanya melintasi jembatan itu jika hendak ke pasar atau puskesmas.
"Jadi bisa dibilang bukan hanya warga di dua dusun itu yang butuh tapi warga di tiga desa juga melintas," paparnya.
(luq)