Spesialis Tracing COVID-19, Sering Disebut Orang Gila

Minggu, 03 Mei 2020 - 20:14 WIB
loading...
Spesialis Tracing COVID-19, Sering Disebut Orang Gila
Ilustrasi Corona. Foto/Dok
A A A
SURABAYA - Perjuangan petugas medis sebagai garda terdepan penanganan COVID-19 benar-benar berliku. Selain merawat pasien di rumah sakit, mereka juga menjadi petugas yang melakukan penyelidikan epidemiologi atau tracing pada Orang Dalam Pemantauan (ODP) Covid-19.

Sepintas tugas ini sederhana dan tak menguras keringat, tapi petugas dari puskesmas Dinas Kesehatan Kota Surabaya ini menghadapi berbagai macam tekanan besar, mulai dimarahi-marahi sampai dicaci maki oleh para orang tanpa gejala (OTG) dan orang dalam pemantauan (ODP).

Petugas surveilans yang pernah dimarah-marahi hingga dicaci maki oleh ODP adalah Ach Fiqqy Fierly. Penanggungjawab surveilans dari Puskesmas Krembangan Selatan ini mengatakan,setiap hari dia sudah siap membuka telingga untuk dimarahi dan dicaci maki. Jondisi itu tiap hari diterimanya selama wabah COVID-19 ini.

“Di puskesmas itu kan ada beberapa tim yang diterjunkan. Tim itu punya grup WhatsApp, dan ceritanya di grup itu hampir sama semua, ya ada yang marah-marah dan ada yang dicaci maki terus menerus,” kata Fiqqi, Minggu (3/5/2020).

Menurut dia, pada fase di awal melakukan tracing itu, berkali-kali dia dikatakan sebagai orang gila, tidak ada kerjaan, dan berbagai cacian yang sangat kurang enak di hati. Namun, karena itu tugas pekerjaan dan demi menolong warga Kota Surabaya, dia tetap melakukannya meski penuh dengan perjuangan.

“Yang paling sulit itu ketika ada OTG dan tidak sadar bahwa dirinya sakit, sehingga dia menolak untuk diisolasi dan diobati. Mereka selalu bilang saya ini sehat, kenapa harus diobati. Nah, yang seperti ini yang sangat butuh perjuangan. Luar biasalah pokoknya,” kata dia.

Fiqqi juga menjelaskan, COVID-19 dan orang yang terkena virus itu, termasuk para tim medisnya, seakan dianggap aib di tengah-tengah masyarakat. Karenanya, dia sangat berharap kepada warga untuk sadar bahwa virus ini bukan aib seperti layaknya HIV/AIDS.

“Ini wabah yang harus kami hadapi bersama, makanya saya selalu miris ketika melihat masih banyak yang tidak pakai masker dan tidak jaga jarak. Padahal, kami ini berjuang mati-matian untuk menolong pasien COVID-19 ini. Bahkan, kami sampai tidak memikirkan diri sendiri dan keluarga demi membantu saudara-saudara kami yang terkena COVID-19 ini. Jadi, ayo kita hadapi ini bersama-sama,” kata dia.
(nth)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3238 seconds (0.1#10.140)