Pemkot Malang Jadi Sorotan Kemenkes, Tracing Pasien COVID-19 Tak Sesuai Kreteria
loading...
A
A
A
MALANG - Angka tracing di Kota Malang dinilai Kementerian Kesehatan (Kemenkes) belum memenuhi kriteria. Hal ini menyebabkan Kota Malang masih masuk level dua berdasarkan asesmen Kemenkes.
“Asesmen Kemenkes Malang sudah masuk level dua, bisa masuk level satu, kalau kemarin kurang satu saja, berkaitan tracing. Saya kemarin nyampaikan tracing kita masih 1 : 14. Mestinya bisa ditingkatkan 1 : 15, untuk menjadi level satu, ini tidak versinya Inmendagri, ini versinya Kemenkes,” ucap Wali Kota Malang Sutiaji, Senin (4/10/2021).
Baca juga: Jelang Peringatan HUT Ke-76 TNI, Pangdam V Brawijaya Ziarah ke Makam Bung Karno
Namun Sutiaji berkilah, proses tracing bukan disebabkan adanya kendala pelaksanaannya, melainkan pada ketiadaan orang yang ditracing. Mengingat disebutnya sebagian besar yang terpapar COVID-19 di Kota Malang adalah para pendatang.
“Orangnya sudah nggak ada. Orang sudah nggak ada. Sekarang sudah orang yang di sekitar nggak ditemukan. Dia orang pendatang, kan yang ditracing dari Kemenkes grafiknya,” tutur pria kelahiran Lamongan ini.
Bila dari poin – poin asesmen Kemenkes, poin testing, angka kematian, kasus aktif, hingga angka kematian sudah masuk level satu, dengan progres yang cukup terus membaik.
Baca juga: Sadis! Pemuda di Palembang Bantai Nenek dengan 14 Tikaman Gara-gara Rp5 Ribu
“Kasus konfirmasi kita level satu, rawat inap sudah level satu, kasus kematian kita level satu, testing kita sudah di level satu, tracing kita yang masih belum. Angkanya ini tracingnya yang kurang, treatment-nya sudah memadai, testing sudah, sedang tracingnya memadai berarti tinggal satu. Tracingnya saja, kalau sudah gitu bisa level 1 versinya Kemenkes,” jelas dia.
Pihaknya juga mengklaim angka kematian kasus COVID-19 di Kota Malang sudah nihil kasus, atau tidak terjadi angka kematian. “Saya tunjukkan masalah kasus aktif, kasus aktif di Kota Malang tinggal 16. Tingkat kematian sudah berhari - hari nol, yang aktif OTG semua,” tukasnya.
Sebagai informasi total terdapat 154.445 kasus COVID-19 hingga Senin sore 4 Oktober 2021, rinciannya 15 kasus aktif atau pasien menjalani perawatan, 14.312
“Asesmen Kemenkes Malang sudah masuk level dua, bisa masuk level satu, kalau kemarin kurang satu saja, berkaitan tracing. Saya kemarin nyampaikan tracing kita masih 1 : 14. Mestinya bisa ditingkatkan 1 : 15, untuk menjadi level satu, ini tidak versinya Inmendagri, ini versinya Kemenkes,” ucap Wali Kota Malang Sutiaji, Senin (4/10/2021).
Baca juga: Jelang Peringatan HUT Ke-76 TNI, Pangdam V Brawijaya Ziarah ke Makam Bung Karno
Namun Sutiaji berkilah, proses tracing bukan disebabkan adanya kendala pelaksanaannya, melainkan pada ketiadaan orang yang ditracing. Mengingat disebutnya sebagian besar yang terpapar COVID-19 di Kota Malang adalah para pendatang.
“Orangnya sudah nggak ada. Orang sudah nggak ada. Sekarang sudah orang yang di sekitar nggak ditemukan. Dia orang pendatang, kan yang ditracing dari Kemenkes grafiknya,” tutur pria kelahiran Lamongan ini.
Bila dari poin – poin asesmen Kemenkes, poin testing, angka kematian, kasus aktif, hingga angka kematian sudah masuk level satu, dengan progres yang cukup terus membaik.
Baca juga: Sadis! Pemuda di Palembang Bantai Nenek dengan 14 Tikaman Gara-gara Rp5 Ribu
“Kasus konfirmasi kita level satu, rawat inap sudah level satu, kasus kematian kita level satu, testing kita sudah di level satu, tracing kita yang masih belum. Angkanya ini tracingnya yang kurang, treatment-nya sudah memadai, testing sudah, sedang tracingnya memadai berarti tinggal satu. Tracingnya saja, kalau sudah gitu bisa level 1 versinya Kemenkes,” jelas dia.
Pihaknya juga mengklaim angka kematian kasus COVID-19 di Kota Malang sudah nihil kasus, atau tidak terjadi angka kematian. “Saya tunjukkan masalah kasus aktif, kasus aktif di Kota Malang tinggal 16. Tingkat kematian sudah berhari - hari nol, yang aktif OTG semua,” tukasnya.
Sebagai informasi total terdapat 154.445 kasus COVID-19 hingga Senin sore 4 Oktober 2021, rinciannya 15 kasus aktif atau pasien menjalani perawatan, 14.312
(msd)