Meninggal Usai Dijenguk Cucu, Warga Enggan Kuburkan Jenazah
A
A
A
GUNUNGKIDUL - Virus corona benar - benar membuat warga cemas. Di Kecamatan Playen, Gunungkidul, Yogyakarta, jenazah warga yang meninggal dunia setelah ditengok cucunya dari Depok, Jawa Barat, terlantar dan tidak ada yang mau menguburkan.
Terpaksa, Tim Gugus Tugas COVID-19 Gunungkidul bersama Bhabinkamtibmas dan Forum Pimpinan Kecamatan turun tangan dan langsung mengambil alih proses pemakaman. (Baca juga: Mulai April, Akad Nikah Harus di KUA dan Hanya Dihadiri 10 Orang)
Ketua Gugus Tugas Penanganan COVID- 19 Pemkab Gunungkidul Immawan Wahyudi mengatakan, beberapa hari lalu dirinya mendatangi rumah duka di Kecamatan Playen. Warga di sana, ungkapnya, takut merawat jenazah hingga menguburkan.
Sebab, sebelum meninggal dunia, kakek berusia 70 tahun tersebut dijenguk cucu dari Depok, Jawa Barat. Padahal di pemberitaan media, Depok merupakan salah satu zona merah karena banyak kasus corona di wilayah tersebut. “Karena keluarga tidak berani mendekat, maka kita bawa tim pemulasaraan yang sudah terlatih dan menggunakan APD lengkap," tandasnya, Jumat (3/4/2020).
Pihaknya bisa memahami sikap masyarakat tersebut. Meski belum dinyatakan positif COVID-19, namun sehabis berinteraksi dengan warga dari wilayah zona merah corona itulah yang membuat warga ketakutan. “Ini terjadi tidak hanya di sini namun di seluruh Indonesia. Bahkan ada yang menolak untuk dikuburkan di suatu wilayah. Dan ini risiko maka kami sudah siapkan proses penguburan sesuai protokol COVID-19,” tandasnya.
Dia pun mengimbau bagi pendatang dan pemudik untuk melakukan isolasi mandiri, menjaga jarak dengan tuan rumah selama 14 hari. “Kalau mengeluhkan gejala demam, sesak nafas, dan batuk pilek segera periksa di fasilitas kesehatan dan ikuti arahan," ujarnya.
Juru Bicara Gugus Tugas COVID- 19 Pemkab Gunungkidul Dewi Irawaty mengatakan,
hingga hari ini, di Gunungkidul terdapat satu warga positif corona. Selain itu jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) berjumlah 31 orang dan sudah diambil spesimen 16 orang. Hasilnya, 3 orang dinyatakan negatif dan 11 lainnya masih menunggu proses. “Kemudian dua PDP meninggal dunia dengan hasil uji laboratorium belum keluar,” tandasnya.
Terpaksa, Tim Gugus Tugas COVID-19 Gunungkidul bersama Bhabinkamtibmas dan Forum Pimpinan Kecamatan turun tangan dan langsung mengambil alih proses pemakaman. (Baca juga: Mulai April, Akad Nikah Harus di KUA dan Hanya Dihadiri 10 Orang)
Ketua Gugus Tugas Penanganan COVID- 19 Pemkab Gunungkidul Immawan Wahyudi mengatakan, beberapa hari lalu dirinya mendatangi rumah duka di Kecamatan Playen. Warga di sana, ungkapnya, takut merawat jenazah hingga menguburkan.
Sebab, sebelum meninggal dunia, kakek berusia 70 tahun tersebut dijenguk cucu dari Depok, Jawa Barat. Padahal di pemberitaan media, Depok merupakan salah satu zona merah karena banyak kasus corona di wilayah tersebut. “Karena keluarga tidak berani mendekat, maka kita bawa tim pemulasaraan yang sudah terlatih dan menggunakan APD lengkap," tandasnya, Jumat (3/4/2020).
Pihaknya bisa memahami sikap masyarakat tersebut. Meski belum dinyatakan positif COVID-19, namun sehabis berinteraksi dengan warga dari wilayah zona merah corona itulah yang membuat warga ketakutan. “Ini terjadi tidak hanya di sini namun di seluruh Indonesia. Bahkan ada yang menolak untuk dikuburkan di suatu wilayah. Dan ini risiko maka kami sudah siapkan proses penguburan sesuai protokol COVID-19,” tandasnya.
Dia pun mengimbau bagi pendatang dan pemudik untuk melakukan isolasi mandiri, menjaga jarak dengan tuan rumah selama 14 hari. “Kalau mengeluhkan gejala demam, sesak nafas, dan batuk pilek segera periksa di fasilitas kesehatan dan ikuti arahan," ujarnya.
Juru Bicara Gugus Tugas COVID- 19 Pemkab Gunungkidul Dewi Irawaty mengatakan,
hingga hari ini, di Gunungkidul terdapat satu warga positif corona. Selain itu jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) berjumlah 31 orang dan sudah diambil spesimen 16 orang. Hasilnya, 3 orang dinyatakan negatif dan 11 lainnya masih menunggu proses. “Kemudian dua PDP meninggal dunia dengan hasil uji laboratorium belum keluar,” tandasnya.
(nbs)