Rumah Aspirasi dan OJK Dukung Pengembangan Perkebunan Perkotaan

Minggu, 06 September 2020 - 08:55 WIB
loading...
A A A
Sosialisasi bertajuk kebijakan restrukturisasi kredit bagi pekerja sektor informal pada masa pandemi COVID-19 ini diikuti oleh para petani dan pedagang hasil pertanian Balasklumprik Kecamatan Wiyung Surabaya. Mereka merupakan salah satu kelompok pelaku UMKM yang terdampak pandemi COVID-19. Dimana hasil penjualan hasil panen berupa buah-buahan, sayuran dan sejenisnya mengalami penurunan cukup signifikan.

Ade berharap, setelah memahami mekanisme untuk mengajukan keringanan kredit kepada bank atau leasing, para pelaku UMKM yang fokus pada sektor pertanian ini bisa memanfaatkan kebijakan pemerintah melalui OJK , supaya kembali bangkit ditengah terpuruknya ekonomi saat ini.

"Kami sampaikan kepada mereka, barangkali ada diantara mereka yang mengalami kesulitan mengangsur kredit, bisa mempelajari bagaimana mekanisme untuk mengajukan keringanan kredit kepada bank atau leasing," tegasnya.

Dalam kesempatan yang sama, anggota Komisi XI DPR RI Indah Kurnia menjelaskan, bahwa kebijakan restrukturisasi kredit bagi pekerja sektor informal itu untuk memberikan stimulus bagi pekerja informal termasuk pelaku UMKM supaya tetap bisa bertahan dalam menghadapi krisis berkepanjangan.

"Kita tetap berharap UMKM ini bisa bangkit kembali dan membantu pemerintah dalam membangun keterpurukan fisik dan psikis bangsa ini melalui kegiatan ekonomi yang berkelanjutan," paparnya.

Indah menegaskan, salah satu pilar yang dapat mendukung suksesnya Indonesia maju adalah UMKM. Sektor ini, kata dia, menyumbang PDB yang cukup signifikan dan menyerap tenaga kerja secara signifikan. "Jika UMKM digarap dengan baik maka Indonesia akan berjalan bersama-sama," ucapnya.

Sejak pandemi, lanjutnya, komisi XI bersama KSSK yakni kementrian keuangan, BI dan OJK terus melakukan rapat-rapat kerja yang fokus membahas kebangkitan ekonomi dimasa pandemi COVID-19. "Kita berharap masyarakat membantu pemerintah dengan tetap mentaati protokol kesetahan dalam melakukan aktifitas ekonomi. Karena jika penularan gak terbendung maka program apapun ekonomi apapun tidak akan mampu mengatasi," tuturnya.

Politisi PDI Perjuangan ini mengakui, saat ini bangsa Indonesia menang dihadapkan pada kondisi ekstraordinari. Kondisi dimana terjadi krisis yang tidak sama dengan krisis ekonomi pada tahun 1998 dan 2008.

"Saat ini semua harus mengkaitkan antara faktor ekonomi dan kesehatan, khususnya keselamatan anak bangsa dari ancaman wabah COVID-19. Jadi ayo bersama-sama memutus rantai penularan," tandasnya
(msd)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2390 seconds (0.1#10.140)