Jelang Mudik Lebaran, Tim Siber Polda Metro Awasi Promo Travel Gelap di Medsos
loading...

Wadirlantas Polda Metro Jaya, AKBP Argo Wiyono mengatakan, Ditsiber Polda Metro akan diterjunkan untuk mengawasi travel gelap pada momen mudik Lebaran 2025. FOTO/DOK.SindoNews
A
A
A
JAKARTA - Ditsiber Polda Metro Jaya akan diterjunkan untuk mengawasi travel gelap pada momen mudik Lebaran 2025. Penawaran layanan jasa travel gelap marak di media sosial menjelang Hari Raya Idulfitri.
"Kami akan pantau melalui Tim Siber yang ada di Direktorat Siber terkait peredaran travel gelap. Ya mudah-mudahan berkurang," kata Wadirlantas Polda Metro Jaya, AKBP Argo Wiyono dikutip Rabu (19/3/2025).
Argo menjelaskan, pergerakan travel gelap ini lebih sering menggunakan media sosial. "Mereka operasionalnya itu kebanyakan melalui grup chat. Jadi, WhatsApp, mengumpulkan dulu para penumpang, kemudian dari media sosial. Nah, nanti janjian di suatu tempat," katanya.
"Jadi, memang parsial, tidak menggunakan perusahaan-perusahaan yang sifatnya besar. Makanya dibilangnya travel gelap, seperti itu," ujarnya.
Argo menambahkan, pihaknya akan menindak tegas travel gelap ini jika kedapatan beroperasi di masa mudik Lebaran 2025. "Ya tentunya akan kami berikan tindakan. Namun, kami lihat eskalasinya seperti apa ya. Kalau sebisa mungkin akan kami berikan teguran-teguran. Namun demikian kalau sifatnya perlu dilakukan tindakan tegas, kita lakukan tindakan tegas," katanya.
Keberadaan travel gelap menjelang Lebaran mengkhawatirkan. Pada momen mudik Lebaran, tepatnya pada 8 April 2024 lalu, terjadi kecelakaan maut yang melibatkan mobil Grand Max di Tol Jakarta-Cikampek (Japek) KM 58 ruas Karawang, Jawa Barat. Kecelakaan tersebut menyebabkan 12 penumpang tewas.
Minibus itu diketahui merupakan travel gelap yang membawa penumpang mudik lebaran. Mobil melaju dari arah Jakarta masuk jalur contraflow, namun diduga oleng akhirnya menabrak bus yang ada di jalur berlawanan arah. Mobil Grand Max yang terlibat kecelakaan dari arah Jakarta beralamatkan sesuai STNK asal Jakarta Timur.
"Kami akan pantau melalui Tim Siber yang ada di Direktorat Siber terkait peredaran travel gelap. Ya mudah-mudahan berkurang," kata Wadirlantas Polda Metro Jaya, AKBP Argo Wiyono dikutip Rabu (19/3/2025).
Argo menjelaskan, pergerakan travel gelap ini lebih sering menggunakan media sosial. "Mereka operasionalnya itu kebanyakan melalui grup chat. Jadi, WhatsApp, mengumpulkan dulu para penumpang, kemudian dari media sosial. Nah, nanti janjian di suatu tempat," katanya.
"Jadi, memang parsial, tidak menggunakan perusahaan-perusahaan yang sifatnya besar. Makanya dibilangnya travel gelap, seperti itu," ujarnya.
Argo menambahkan, pihaknya akan menindak tegas travel gelap ini jika kedapatan beroperasi di masa mudik Lebaran 2025. "Ya tentunya akan kami berikan tindakan. Namun, kami lihat eskalasinya seperti apa ya. Kalau sebisa mungkin akan kami berikan teguran-teguran. Namun demikian kalau sifatnya perlu dilakukan tindakan tegas, kita lakukan tindakan tegas," katanya.
Keberadaan travel gelap menjelang Lebaran mengkhawatirkan. Pada momen mudik Lebaran, tepatnya pada 8 April 2024 lalu, terjadi kecelakaan maut yang melibatkan mobil Grand Max di Tol Jakarta-Cikampek (Japek) KM 58 ruas Karawang, Jawa Barat. Kecelakaan tersebut menyebabkan 12 penumpang tewas.
Minibus itu diketahui merupakan travel gelap yang membawa penumpang mudik lebaran. Mobil melaju dari arah Jakarta masuk jalur contraflow, namun diduga oleng akhirnya menabrak bus yang ada di jalur berlawanan arah. Mobil Grand Max yang terlibat kecelakaan dari arah Jakarta beralamatkan sesuai STNK asal Jakarta Timur.
(abd)
Lihat Juga :