Gubernur Khofifah: Positif COVID-19 Bukan Aib
loading...
A
A
A
BANYUWANGI - Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa menegaskan, bahwa terjangkit COVID-19 bukan aib yang harus disembunyikan.
Bahkan dia menyampaikan, pemeriksaan COVID-19 yang masif dilakukan ini adalah upaya yang penting untuk mencegah terjadinya keterlambatan diagnosis dan memutus mata rantai penularan virus Corona ini.
Hal itu disampaikan Khofifah saat meninjau langsung lokasi Pondok Pesantren Darussalam Blokagung di Kecamatan Tegalsari, Banyuwangi.
Pihaknya mengimbau kepada masyarakat bahwa orang yang terpapar COVID-19 ini bukan aib. Jadi kalau terdeteksi itu tidak usah disembunyikan.
"Justru kalau terdeteksi lebih awal, penangannya bisa lebih maksimal dan sembuh lebih cepat. Oleh karena itu, janganlah menambah beban mereka dengan menstigma keluarga pasien yang terpapar COVID-19," kata Khofifah, Kamis (3/9/2020).
Didampingi Sekdaprov Jatim Heru Tjahjono, Kadis Pendidikan Wahid Wahyudi dan Ketua Tim Tracking Gugus Tugas COVID-19 Dr. Kohar Hari Santoso, Khofifah meninjau langsung lokasi pendirian posko logistik dan dapur umum di sekitar komplek Ponpes Darussalam Blokagung.
Secara khusus, dirinya ingin memastikan keamanan pangan dan pasokan logistik, bahkan membentuk tim food security bagi kurang lebih 5.000 orang santri yang menjalani isolasi di dalam wilayah pesantren.
Keberadaan tim food security bertujuan untuk memantau keamanan bahan pangan, kadar gizi hingga kalori yang terkandung di dalam setiap makanan yang akan disajikan. Ini menjadi penting untuk menyiapkan standard kalori, gizi dan pastikan makanannya secure.
Tak hanya itu, Khofifah secara khusus berpesan agar semua makanan yang tersaji bebas dari borax dan formalin. Bahkan dirinya meminta untuk selalu dipantau takaran gizi dan kalori di setiap saji makanannya.
"Pastikan yang dikonsumsi bebas formalin, pastikan bebas borax, pastikan bergizi dan berkalori yang cukup. Mengingat salah satu yang harus dilakukan saat isolasi adalah makanan sehat dan bergizi," pesan Khofifah.
Bahkan dia menyampaikan, pemeriksaan COVID-19 yang masif dilakukan ini adalah upaya yang penting untuk mencegah terjadinya keterlambatan diagnosis dan memutus mata rantai penularan virus Corona ini.
Hal itu disampaikan Khofifah saat meninjau langsung lokasi Pondok Pesantren Darussalam Blokagung di Kecamatan Tegalsari, Banyuwangi.
Pihaknya mengimbau kepada masyarakat bahwa orang yang terpapar COVID-19 ini bukan aib. Jadi kalau terdeteksi itu tidak usah disembunyikan.
"Justru kalau terdeteksi lebih awal, penangannya bisa lebih maksimal dan sembuh lebih cepat. Oleh karena itu, janganlah menambah beban mereka dengan menstigma keluarga pasien yang terpapar COVID-19," kata Khofifah, Kamis (3/9/2020).
Didampingi Sekdaprov Jatim Heru Tjahjono, Kadis Pendidikan Wahid Wahyudi dan Ketua Tim Tracking Gugus Tugas COVID-19 Dr. Kohar Hari Santoso, Khofifah meninjau langsung lokasi pendirian posko logistik dan dapur umum di sekitar komplek Ponpes Darussalam Blokagung.
Secara khusus, dirinya ingin memastikan keamanan pangan dan pasokan logistik, bahkan membentuk tim food security bagi kurang lebih 5.000 orang santri yang menjalani isolasi di dalam wilayah pesantren.
Keberadaan tim food security bertujuan untuk memantau keamanan bahan pangan, kadar gizi hingga kalori yang terkandung di dalam setiap makanan yang akan disajikan. Ini menjadi penting untuk menyiapkan standard kalori, gizi dan pastikan makanannya secure.
Tak hanya itu, Khofifah secara khusus berpesan agar semua makanan yang tersaji bebas dari borax dan formalin. Bahkan dirinya meminta untuk selalu dipantau takaran gizi dan kalori di setiap saji makanannya.
"Pastikan yang dikonsumsi bebas formalin, pastikan bebas borax, pastikan bergizi dan berkalori yang cukup. Mengingat salah satu yang harus dilakukan saat isolasi adalah makanan sehat dan bergizi," pesan Khofifah.