3 Jimat Ampuh Jenderal Soedirman saat Pimpin Perang Gerilya Melawan Belanda dengan Satu Paru-paru

Senin, 10 Februari 2025 - 11:25 WIB
loading...
A A A
Sewaktu pesawat mendekat, dia melihat seorang yang memakai beskap duduk di depan pintu dikelilingi delapan orang lainnya.

"Saya mengintip dan menguping apa yang akan terjadi dari dapur," kata Jirah.

Lelaki pemakai beskap yang oleh semua orang dipanggil "Kiaine" atau Pak Kiai itu mengeluarkan keris dari pinggangnya. Keris itu dia taruh di depannya.

Tangannya merapat dan mulutnya komat-kamit merapal doa. Ajaib, keris itu berdiri dengan ujung lancipnya menghadap ke langit-langit.

Kian dekat suara pesawat, kian nyaring doa mereka. Keris itu perlahan miring, lalu jatuh ketika bunyi pesawat menjauh. Kiaine menyarungkan keris itu lagi dan para pendoa meminta undur diri dari ruang tamu.

Kepada Jirah, seorang pengawal Kiaine bercerita bahwa keris dan doa itu telah menyamarkan rumah dan kampung tersebut dari penglihatan tentara Belanda.

Dari obrolan para tamu dengan ayahnya itu, Jirah samar-samar mendengar bahwa orang yang memakai beskap bertubuh tinggi, kurus, dan pendiam dengan napas tercekat yang dipanggil Kiaine tersebut adalah Jenderal Soedirman.

"Saya mendapat kepastian itu Pak Dirman justru setelah beliau meninggalkan desa ini," ujarnya.

Waktu itu, Panglima Tentara Indonesia ini sedang bergerilya melawan Belanda, yang secara resmi menginvasi kembali Indonesia untuk kedua kalinya, tiga tahun setelah Proklamasi.

Jirah ingat, rombongan yang berjumlah 77 orang itu, datang ke Bajulan pada Jumat Kliwon Januari 1949. Di rumahnya, Jenderal Soedirman ditemani delapan orang, antara lain Dr Moestopo, Tjokropranolo, dan Soepardjo Roestam.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3747 seconds (0.1#10.140)