Murka Raja Singasari Kertanegara, Potong Telinga Utusan Kaisar China dan Usir Pulang
loading...
A
A
A
Sebagai raja besar di Pulau Jawa dirinya tak mau tunduk kepada siapapun, termasuk kepada Khubilai Khan dari Kekaisaran Mongol.
Konon Kertanegara juga melukai wajah dari Meng Khi. Bahkan dikisahkan dari beberapa sumber salah satu telinga Meng Khi sempat dipotong oleh Kertanegara.
Hal ini menunjukkan murkanya penguasa Singasari atas ulah Kekaisaran Mongol. Kertanegara pun akhirnya mengusir utusan Meng Khi itu kembali ke Mongol.
Selang beberapa tahun kemudian, Khubilai Khan akhirnya mengirimkan pasukan yang dipimpin oleh Ike Mese, untuk menyerang Kerajaan Singasari.
Pasukan Khubilai Khan ini mendarat di Pulau Jawa pada 1293 Masehi. Di mana saat itu Kertanegara telah lebih dahulu mati akibat terbunuh oleh Jayakatwang dari Kediri.
Pemberontakan Kediri akhirnya menewaskan sang raja terbesar di Kerajaan Singasari Kertanegara. Kertanegara tewas di tangan sang sepupu, sekaligus ipar dan besannya sendiri. Titik kelemahan inilah yang akhirnya dimanfaatkan oleh Kekaisaran Mongol untuk menyerang Singasari.
Tapi pengiriman pasukan Mongol ini justru membuat Khubilai Khan tertipu, karena di samping dirinya gagal memaksa Jawa tunduk kepadanya. Pasukannya justru dimanfaatkan oleh Raden Wijaya yang cerdik untuk menyerang Kediri.
Saat itu keinginan Kekaisaran Mongol untuk menaklukkan Singasari dimanfaatkan betul oleh Raden Wijaya. Oleh Raden Wijaya Khubilai Khan dihasut bahwa Singasari yang dicari Mongol telah runtuh akibat ulah Jayakatwang dari Kediri.
Maka musuh Mongol seharusnya tidak lagi Kerajaan Singasari dengan Kertanegara-nya, melainkan adalah Jayakatwang yang telah berhasil membunuh Raja Kertanegara.
Dari sanalah akhirnya terjadi tawar menawar antara Raden Wijaya dan tentara Mongol. Di hadapan tentara Mongol, Raden Wijaya berujar siap tunduk kepada Kekaisaran Mongol bila mau menaklukkan Jayakatwang terlebih dahulu.
Konon Kertanegara juga melukai wajah dari Meng Khi. Bahkan dikisahkan dari beberapa sumber salah satu telinga Meng Khi sempat dipotong oleh Kertanegara.
Hal ini menunjukkan murkanya penguasa Singasari atas ulah Kekaisaran Mongol. Kertanegara pun akhirnya mengusir utusan Meng Khi itu kembali ke Mongol.
Selang beberapa tahun kemudian, Khubilai Khan akhirnya mengirimkan pasukan yang dipimpin oleh Ike Mese, untuk menyerang Kerajaan Singasari.
Pasukan Khubilai Khan ini mendarat di Pulau Jawa pada 1293 Masehi. Di mana saat itu Kertanegara telah lebih dahulu mati akibat terbunuh oleh Jayakatwang dari Kediri.
Pemberontakan Kediri akhirnya menewaskan sang raja terbesar di Kerajaan Singasari Kertanegara. Kertanegara tewas di tangan sang sepupu, sekaligus ipar dan besannya sendiri. Titik kelemahan inilah yang akhirnya dimanfaatkan oleh Kekaisaran Mongol untuk menyerang Singasari.
Tapi pengiriman pasukan Mongol ini justru membuat Khubilai Khan tertipu, karena di samping dirinya gagal memaksa Jawa tunduk kepadanya. Pasukannya justru dimanfaatkan oleh Raden Wijaya yang cerdik untuk menyerang Kediri.
Saat itu keinginan Kekaisaran Mongol untuk menaklukkan Singasari dimanfaatkan betul oleh Raden Wijaya. Oleh Raden Wijaya Khubilai Khan dihasut bahwa Singasari yang dicari Mongol telah runtuh akibat ulah Jayakatwang dari Kediri.
Maka musuh Mongol seharusnya tidak lagi Kerajaan Singasari dengan Kertanegara-nya, melainkan adalah Jayakatwang yang telah berhasil membunuh Raja Kertanegara.
Dari sanalah akhirnya terjadi tawar menawar antara Raden Wijaya dan tentara Mongol. Di hadapan tentara Mongol, Raden Wijaya berujar siap tunduk kepada Kekaisaran Mongol bila mau menaklukkan Jayakatwang terlebih dahulu.