4 Jembatan di Malang Rusak Diterjang Banjir Bandang
loading...

Bupati Malang saat meninjau dampak banjir bandang di Malang bagian selatan. Foto/Istimewa
A
A
A
MALANG - Empat jembatan rusak akibat terjangan banjir bandang di Kabupaten Malang bagian selatan. Dari keempat jembatan itu, satu titik harus dilakukan perbaikan total.
Hal ini diketahui usai Bupati Malang Sanusi bersama jajaran Forkopimda melakukan peninjauan di beberapa titik banjir bandang di Malang selatan. Sanusi dan rombongan meninjau beberapa titik lokasi banjir bandang mulai di kawasan Kecamatan Bantur, Kalipare, Pagak, hingga Donomulyo.
Bupati Malang Sanusi mengatakan, akan menganggarkan perbaikan keempat titik jembatan yang rusak diterjang banjir bandang. Dari empat titik itu, nanti perbaikan akan dilakukan secara bertahap dengan menggunakan alokasi APBD 2025.
"Ada 4 titik berapa jembatan perlu perbaikan, untuk menguatkan. Perlu perbaikan di tahun anggaran itu tahun 2025," kata Sanusi usai peninjauan lokasi banjir, Sabtu (30/11/2024).
Dari keempat titik itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang masih akan menghitung kembali, tapi diperkirakan seluruh jembatan akan memakan anggaran hingga Rp2 miliar. Sebab ada jembatan yang masih bisa dilalui meski perlu penguatan, tapi ada yang harus diganti total.
"Ada yang parah satu titik, yang lain masih bisa, yang satu harus ganti," kata pria yang kembali terpilih sebagai Bupati Malang periode 2024 - 2029 ini.
Pengerjaan perbaikan jembatan juga diinstruksikan Sanusi bisa dilakukan secepatnya. Apalagi kebutuhan jembatan merupakan infrastruktur dasar bagi masyarakat menghubungkan satu daerah dengan daerah lain.
"Kita persiapan saja, kita optimis mudah-mudahan ini yang terakhir, tidak ada lagi bencana," ucapnya.
Ia juga meminta masyarakat tetap mewaspadai fenomena bencana hidrometeorologi. Apalagi perkiraan BMKG curah hujan di wilayah Malang raya akan terus tinggi sepanjang Desember 2024 ini.
"Kita antisipasi masyarakat supaya bisa tanggap bencana banjir, kalau ada bencana bisa menghindar dulu. Kalau soal material soal fisik bisa ditangani setelahnya," terangnya.
Di sisi lain, Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang Sadono Irawan menjelaskan, banjir bandang yang menerjang Kabupaten Malang bagian selatan memang membuat beberapa infrastruktur umum, seperti jembatan dan jalan rusak.
Tapi banjir bandang hanya merusak beberapa rumah, karena beberapa wilayah yang terparah terdampak banjir bandang hanya melintas area sekitar permukiman warga.
"Memang kemarin terlapor banjir, tapi banjir itu luapan tidak berdampak ke permukiman, memang meluap. Terus kalau yang di Donomulyo itu memang banjir besar kemarin, tapi tidak berdampak kepada pemukiman," kata Sadono.
"Kalau kerusakan, nilai kerusakan yang besar yang berdampak pada infrastruktur itu tadi yang ada di Donomulyo, Pagak, sama Bantur," imbuhnya.
Pihaknya mencatat ada beberapa infrastruktur jembatan dan jalan rusak akibat terjangan banjir bandang. Salah satunya merupakan jalan poros provinsi yang menghubungkan ke wilayah pantai-pantai selatan Kabupaten Malang, tepatnya di Jalan Raya Bantur.
"Banjir kemarin memang dipengaruhi oleh hujan seharian, plus jembatan di Jembatan Mulyasari, tertutup oleh rumpun bambu, akhirnya melonjak. Itu yang berakibat akar jembatan itu rusak, kemudian sayap jembatan itu tergerus karena rumpun bambu itu," pungkasnya.
Sebagai informasi, hujan deras yang mengguyur sejak Kamis (28/11/2024) pagi hingga sore hari di kawasan Malang membuat sejumlah kawasan dilanda bencana banjir, tanah longsor, dan tanah amblas. Ada empat kecamatan menjadi dampak terparah bencana hidrometeorologi, yakni Kecamatan Bantur, Sumbermanjing Wetan, Donomulyo, dan Gedangan.
Selain empat kecamatan itu, dampak bencana hidrometeorologi juga terdapat di Kecamatan Kalipare, Pagak, hingga beberapa pohon tumbang di Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang.
Dalam peristiwa ini setidaknya ada tiga korban jiwa, dua di antaranya tertimpa pohon tumbang di Karanglo, Singosari, serta satu orang lagi akibat tersengat listrik di Desa Gajahrejo, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Malang.
Hal ini diketahui usai Bupati Malang Sanusi bersama jajaran Forkopimda melakukan peninjauan di beberapa titik banjir bandang di Malang selatan. Sanusi dan rombongan meninjau beberapa titik lokasi banjir bandang mulai di kawasan Kecamatan Bantur, Kalipare, Pagak, hingga Donomulyo.
Bupati Malang Sanusi mengatakan, akan menganggarkan perbaikan keempat titik jembatan yang rusak diterjang banjir bandang. Dari empat titik itu, nanti perbaikan akan dilakukan secara bertahap dengan menggunakan alokasi APBD 2025.
"Ada 4 titik berapa jembatan perlu perbaikan, untuk menguatkan. Perlu perbaikan di tahun anggaran itu tahun 2025," kata Sanusi usai peninjauan lokasi banjir, Sabtu (30/11/2024).
Dari keempat titik itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang masih akan menghitung kembali, tapi diperkirakan seluruh jembatan akan memakan anggaran hingga Rp2 miliar. Sebab ada jembatan yang masih bisa dilalui meski perlu penguatan, tapi ada yang harus diganti total.
"Ada yang parah satu titik, yang lain masih bisa, yang satu harus ganti," kata pria yang kembali terpilih sebagai Bupati Malang periode 2024 - 2029 ini.
Pengerjaan perbaikan jembatan juga diinstruksikan Sanusi bisa dilakukan secepatnya. Apalagi kebutuhan jembatan merupakan infrastruktur dasar bagi masyarakat menghubungkan satu daerah dengan daerah lain.
"Kita persiapan saja, kita optimis mudah-mudahan ini yang terakhir, tidak ada lagi bencana," ucapnya.
Ia juga meminta masyarakat tetap mewaspadai fenomena bencana hidrometeorologi. Apalagi perkiraan BMKG curah hujan di wilayah Malang raya akan terus tinggi sepanjang Desember 2024 ini.
"Kita antisipasi masyarakat supaya bisa tanggap bencana banjir, kalau ada bencana bisa menghindar dulu. Kalau soal material soal fisik bisa ditangani setelahnya," terangnya.
Di sisi lain, Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang Sadono Irawan menjelaskan, banjir bandang yang menerjang Kabupaten Malang bagian selatan memang membuat beberapa infrastruktur umum, seperti jembatan dan jalan rusak.
Tapi banjir bandang hanya merusak beberapa rumah, karena beberapa wilayah yang terparah terdampak banjir bandang hanya melintas area sekitar permukiman warga.
"Memang kemarin terlapor banjir, tapi banjir itu luapan tidak berdampak ke permukiman, memang meluap. Terus kalau yang di Donomulyo itu memang banjir besar kemarin, tapi tidak berdampak kepada pemukiman," kata Sadono.
"Kalau kerusakan, nilai kerusakan yang besar yang berdampak pada infrastruktur itu tadi yang ada di Donomulyo, Pagak, sama Bantur," imbuhnya.
Pihaknya mencatat ada beberapa infrastruktur jembatan dan jalan rusak akibat terjangan banjir bandang. Salah satunya merupakan jalan poros provinsi yang menghubungkan ke wilayah pantai-pantai selatan Kabupaten Malang, tepatnya di Jalan Raya Bantur.
"Banjir kemarin memang dipengaruhi oleh hujan seharian, plus jembatan di Jembatan Mulyasari, tertutup oleh rumpun bambu, akhirnya melonjak. Itu yang berakibat akar jembatan itu rusak, kemudian sayap jembatan itu tergerus karena rumpun bambu itu," pungkasnya.
Sebagai informasi, hujan deras yang mengguyur sejak Kamis (28/11/2024) pagi hingga sore hari di kawasan Malang membuat sejumlah kawasan dilanda bencana banjir, tanah longsor, dan tanah amblas. Ada empat kecamatan menjadi dampak terparah bencana hidrometeorologi, yakni Kecamatan Bantur, Sumbermanjing Wetan, Donomulyo, dan Gedangan.
Selain empat kecamatan itu, dampak bencana hidrometeorologi juga terdapat di Kecamatan Kalipare, Pagak, hingga beberapa pohon tumbang di Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang.
Dalam peristiwa ini setidaknya ada tiga korban jiwa, dua di antaranya tertimpa pohon tumbang di Karanglo, Singosari, serta satu orang lagi akibat tersengat listrik di Desa Gajahrejo, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Malang.
(rca)
Lihat Juga :