Launching GKMNU, PBNU Gencarkan Keluarga Maslahat di Sumut
loading...
A
A
A
Masalahnya, kata Amin Said Husni, selama ini NU tidak terbiasa bergerak secara bersama-sama. Karenanya, harus menjadi atensi PBNU, membangun jamiyah menjadi sebuah ekosistem yang koheren, padu serentak, bergerak menuju tujuan yang sama.
Dia mengakui hal ini tidak mudah. Karenanya, perlu satu terobosan besar mengkonsolidasikan gerakan ini dari PBNU hingga ke level keluarga.
Menurutnya, ada dua tujuan gerakan nasional keluarga maslahat. Menghadirkan NU di tingkat keluarga, membangun keluarga sebagai basis ketahanan nasional, dan secara bersamaan mengkonsolidasikan jamiyah bergerak secara koheren.
Direktur Bina Kantor Urusan Agama (KUA) dan Keluarga Sakinah, Direktorat Jenderal Bimas Islam Kemenag, Cecep Khairul Anwar mengungkapkan, berdasarkan survei BPS Indonesia sedang mengalami peningkatan stunting, perceraian, nikah dini, menjadi sebuah pemikiran, bagaimana Indonesia ke depan.
“Ini tidak bisa dibiarkan, sehingga perlu sentuhan-sentuhan oleh semua stakeholder melakukan penguatan ketahanan keluarga sehingga Indonesia bisa menyongsong Indonesia emas,” kata Cecep pada launching GKMNU.
Menurut Cecep, pihaknya telah melakukan kordinasi komunikasi dengan Kemendagri, BKKBN, Pemberdayaan Perempuan, untuk melakukan kerjasama membangun Indonesia, terutama dari persfektif keluarga.
“Kami memahami untuk pengentasan atau pun penguatan ketahanan nasional berbasis keluarga antara lain dapat dilakukan dengan kerjasama PBNU. Optimis, ketahanan keluarga Indonesia akan semakin kokoh,” tegasnya.
Lebih jauh Cecep mengungkapkan, karena di Indonesia ini, salah satu organisasi yang memiliki basis hingga ke akar rumput adalah PBNU, gerakan ini dilakukan bersama PBNU.
Tahun 2023, katanya, kerjasama ini telah dimulai dengan PBNU, sudah 1.031.000 keluarga disentuh untuk melakukan penguatan, ketahanan nasional melalui Keluarga Maslahat.
“Atas nama pemerintah, kami sangat berterima kasih kepada PBNU. Kami menyadari, jangankan untuk membangun keluarga Maslahat, bagi NU Negara ini bisa dibangun dengan baik,” sebut Cecep.
Dia mengakui hal ini tidak mudah. Karenanya, perlu satu terobosan besar mengkonsolidasikan gerakan ini dari PBNU hingga ke level keluarga.
Menurutnya, ada dua tujuan gerakan nasional keluarga maslahat. Menghadirkan NU di tingkat keluarga, membangun keluarga sebagai basis ketahanan nasional, dan secara bersamaan mengkonsolidasikan jamiyah bergerak secara koheren.
Direktur Bina Kantor Urusan Agama (KUA) dan Keluarga Sakinah, Direktorat Jenderal Bimas Islam Kemenag, Cecep Khairul Anwar mengungkapkan, berdasarkan survei BPS Indonesia sedang mengalami peningkatan stunting, perceraian, nikah dini, menjadi sebuah pemikiran, bagaimana Indonesia ke depan.
“Ini tidak bisa dibiarkan, sehingga perlu sentuhan-sentuhan oleh semua stakeholder melakukan penguatan ketahanan keluarga sehingga Indonesia bisa menyongsong Indonesia emas,” kata Cecep pada launching GKMNU.
Menurut Cecep, pihaknya telah melakukan kordinasi komunikasi dengan Kemendagri, BKKBN, Pemberdayaan Perempuan, untuk melakukan kerjasama membangun Indonesia, terutama dari persfektif keluarga.
“Kami memahami untuk pengentasan atau pun penguatan ketahanan nasional berbasis keluarga antara lain dapat dilakukan dengan kerjasama PBNU. Optimis, ketahanan keluarga Indonesia akan semakin kokoh,” tegasnya.
Lebih jauh Cecep mengungkapkan, karena di Indonesia ini, salah satu organisasi yang memiliki basis hingga ke akar rumput adalah PBNU, gerakan ini dilakukan bersama PBNU.
Tahun 2023, katanya, kerjasama ini telah dimulai dengan PBNU, sudah 1.031.000 keluarga disentuh untuk melakukan penguatan, ketahanan nasional melalui Keluarga Maslahat.
“Atas nama pemerintah, kami sangat berterima kasih kepada PBNU. Kami menyadari, jangankan untuk membangun keluarga Maslahat, bagi NU Negara ini bisa dibangun dengan baik,” sebut Cecep.