Kisah Bhre Wirabhumi, Anak Selir Hayam Wuruk Pemecah Majapahit Timur dan Barat
loading...
A
A
A
Bhre Wirabhumi menikah dengan Nagarawardhani, yang dalam beberapa catatan lain disebut sebagai Bhre Lasem Sang Alemu. Pernikahan ini memperkuat posisi politik Bhre Wirabhumi dalam keluarga kerajaan.
Namun hal itu juga menjadi salah satu penyebab persaingan dengan Wikramawardhana, suami dari Kusumawardhani, putri Hayam Wuruk yang sah dari istri permaisuri. Wikramawardhana dan Kusumawardhani merupakan pewaris resmi Majapahit setelah Hayam Wuruk.
Namun dengan posisi kuat yang dimiliki Bhre Wirabhumi sebagai putra Hayam Wuruk dari selir, persaingan antara kedua pihak ini tidak dapat dihindari. Perang Paregreg pun terjadi sebagai akibat dari konflik tersebut.
Sehingga berakhir kekalahan Bhre Wirabhumi, meskipun posisinya penguasa di Majapahit Timur tetap diakui untuk beberapa waktu. Menurut sumber-sumber China, Bhre Wirabhumi dikenal sebagai Put-ling-ta-ha, yang merupakan transliterasi dari "Putreng Daha" atau Bhre Daha.
Pada tahun 1403, Bhre Wirabhumi mengirim utusan ke China untuk meminta pengakuan resmi dari Kaisar Yunglo. Langkah ini menunjukkan bahwa Bhre Wirabhumi berusaha memperkuat legitimasinya sebagai penguasa Majapahit Timur melalui dukungan dari kekaisaran Cina.
Sejak tahun 1388, Bhre Wirabhumi yang menjadi Bhre Daha, secara resmi telah menguasai wilayah timur Majapahit yang sebelumnya dikuasai oleh leluhurnya, Hyang Parameswara Wijayarajasa, sejak tahun 1377.
Bhre Daha, yang dalam sejarah dikenal sebagai Put-ling-ta-ha, menggunakan posisi politik dan aliansinya untuk mempertahankan kekuasaan di Majapahit Timur. Namun, ketegangan antara dua faksi keluarga kerajaan ini tetap mengakar.
Akhirnya, Perang Paregreg yang pecah pada awal abad ke-15, menjadi simbol konflik internal yang melemahkan Majapahit, hingga akhirnya menyebabkan fragmentasi politik dan berkurangnya pengaruh kerajaan di Nusantara.
Namun hal itu juga menjadi salah satu penyebab persaingan dengan Wikramawardhana, suami dari Kusumawardhani, putri Hayam Wuruk yang sah dari istri permaisuri. Wikramawardhana dan Kusumawardhani merupakan pewaris resmi Majapahit setelah Hayam Wuruk.
Namun dengan posisi kuat yang dimiliki Bhre Wirabhumi sebagai putra Hayam Wuruk dari selir, persaingan antara kedua pihak ini tidak dapat dihindari. Perang Paregreg pun terjadi sebagai akibat dari konflik tersebut.
Sehingga berakhir kekalahan Bhre Wirabhumi, meskipun posisinya penguasa di Majapahit Timur tetap diakui untuk beberapa waktu. Menurut sumber-sumber China, Bhre Wirabhumi dikenal sebagai Put-ling-ta-ha, yang merupakan transliterasi dari "Putreng Daha" atau Bhre Daha.
Pada tahun 1403, Bhre Wirabhumi mengirim utusan ke China untuk meminta pengakuan resmi dari Kaisar Yunglo. Langkah ini menunjukkan bahwa Bhre Wirabhumi berusaha memperkuat legitimasinya sebagai penguasa Majapahit Timur melalui dukungan dari kekaisaran Cina.
Sejak tahun 1388, Bhre Wirabhumi yang menjadi Bhre Daha, secara resmi telah menguasai wilayah timur Majapahit yang sebelumnya dikuasai oleh leluhurnya, Hyang Parameswara Wijayarajasa, sejak tahun 1377.
Bhre Daha, yang dalam sejarah dikenal sebagai Put-ling-ta-ha, menggunakan posisi politik dan aliansinya untuk mempertahankan kekuasaan di Majapahit Timur. Namun, ketegangan antara dua faksi keluarga kerajaan ini tetap mengakar.
Akhirnya, Perang Paregreg yang pecah pada awal abad ke-15, menjadi simbol konflik internal yang melemahkan Majapahit, hingga akhirnya menyebabkan fragmentasi politik dan berkurangnya pengaruh kerajaan di Nusantara.