Pangdam Hasanuddin yang Tembus Bintang 4, Nomor 2 Jadi Panglima TNI setelah 14 Tahun Lepas Baju Militer
loading...
A
A
A
Pria kelahiran Tasikmalaya pada 17 Desember 1945 ini menjabat sebagai Danjen Kopassus ke-13 (1993-1994), Kepala Staf Komando Daerah Militer I/Bukit Barisan hingga (1996), Panglima Komando Daerah Militer VII/Wirabuana (1996-1998), dan Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) (1998-1999).
Pensiun dari militer, Agum Gumelar terjun ke politik dengan menjabat sebagai Menteri Perhubungan (Menhub). Ketika itu, Agum juga rangkap jabatan sebagai Ketua Umum PSSI periode 1999-2003.
Agum kemudian dipercaya Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) menjadi Menteri Koordinator Politik, Sosial, dan Keamanan (Menko Polkam) Kabinet Persatuan Nasional pada 2001. Di tahun yang sama, Agum kembali menjabat sebagai Menteri Perhubungan, kali ini di dalam Kabinet Gotong Royong.
Agum juga sempat menjadi Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) periode 2003-2007. Pada 2011, dia ditunjuk sebagai Ketua Komite Normalisasi PSSI. Penunjukan tersebut dilakukan oleh FIFA karena ada kisruh di dalam PSSI.
Pada Januari 2018, mertua mantan Pemain Bulu Tangkis Taufik Hidayat ini dilantik menjadi bagian Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Saat ini, istri dari mantan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Amalia Sari ini mengemban amanah sebagai Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) Universitas Pendidikan Indonesia (2020-2025).
Andi Muhammad Jusuf Amir atau dikenal M Jusuf menjabat sebagai Pangdam Hasanuddin kedua setelah Mayjen TNI Andi Mattalatta. Keturunan bangsawan Bugis ini, dalam karier militernya berhasil menjadi jenderal bintang empat dengan menjabat sebagai Panglima ABRI periode 1978-1983.
Sebagai jenderal lapangan, Jusuf kenyang dengan pengalaman tempur. Berbagai palagan telah dilaluinya mulai dari zaman Revolusi Kemerdekaan, meredam pemberontakan bersenjata Permesta, DI/TII Kahar Muzakar, penumpasan G30S/PKI, hingga operasi di Timor-Timor sekarang bernama Timor Leste.
Sebagai orang nomor satu di ABRI saat itu, pria kelahiran Bone 23 Juni 1928 ini dikenal sangat dekat dengan prajurit. Jusuf dikenal sebagai pemimpin yang sangat peduli dengan kesejahteraan prajuritnya. Begitu perhatiannya, Jusuf tidak segan-segan mengecek rumah tangga dan makanan para prajuritnya. Tak heran, jika sosok Jusuf begitu dicintai prajuritnya.
”Jenderal M Jusuf sangat dihormati. Bahkan, sampai dicium tangannya oleh anak buah. Belum ada lagi Panglima seperti beliau,” ujar Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto dalam buku biografinya berjudul ‘Kepemimpinan Militer: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto’.
Tidak hanya kepeduliannya terhadap anak buahnya yang membuat banyak orang terkesan. Jusuf juga merupakan sosok jenderal yang sederhana dan bersahaja. Ketika itu, Prabowo yang baru saja pecah bintang menjadi Brigjen TNI mengunjungi kediaman M Jusuf di Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat.
”Saya mengunjungi Jenderal Jusuf setelah saya melakukan laporan korps kenaikan pangkat pada Panglima ABRI (Pangab) yang ketika itu dijabat Jenderal Feisal Tanjung serta setelah mendatangi orang tua saya dan Pak Harto,” kata Prabowo.
Pensiun dari militer, Agum Gumelar terjun ke politik dengan menjabat sebagai Menteri Perhubungan (Menhub). Ketika itu, Agum juga rangkap jabatan sebagai Ketua Umum PSSI periode 1999-2003.
Agum kemudian dipercaya Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) menjadi Menteri Koordinator Politik, Sosial, dan Keamanan (Menko Polkam) Kabinet Persatuan Nasional pada 2001. Di tahun yang sama, Agum kembali menjabat sebagai Menteri Perhubungan, kali ini di dalam Kabinet Gotong Royong.
Agum juga sempat menjadi Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) periode 2003-2007. Pada 2011, dia ditunjuk sebagai Ketua Komite Normalisasi PSSI. Penunjukan tersebut dilakukan oleh FIFA karena ada kisruh di dalam PSSI.
Pada Januari 2018, mertua mantan Pemain Bulu Tangkis Taufik Hidayat ini dilantik menjadi bagian Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Saat ini, istri dari mantan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Amalia Sari ini mengemban amanah sebagai Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) Universitas Pendidikan Indonesia (2020-2025).
2. Jenderal TNI Andi Muhammad Jusuf Amir
Andi Muhammad Jusuf Amir atau dikenal M Jusuf menjabat sebagai Pangdam Hasanuddin kedua setelah Mayjen TNI Andi Mattalatta. Keturunan bangsawan Bugis ini, dalam karier militernya berhasil menjadi jenderal bintang empat dengan menjabat sebagai Panglima ABRI periode 1978-1983.
Sebagai jenderal lapangan, Jusuf kenyang dengan pengalaman tempur. Berbagai palagan telah dilaluinya mulai dari zaman Revolusi Kemerdekaan, meredam pemberontakan bersenjata Permesta, DI/TII Kahar Muzakar, penumpasan G30S/PKI, hingga operasi di Timor-Timor sekarang bernama Timor Leste.
Sebagai orang nomor satu di ABRI saat itu, pria kelahiran Bone 23 Juni 1928 ini dikenal sangat dekat dengan prajurit. Jusuf dikenal sebagai pemimpin yang sangat peduli dengan kesejahteraan prajuritnya. Begitu perhatiannya, Jusuf tidak segan-segan mengecek rumah tangga dan makanan para prajuritnya. Tak heran, jika sosok Jusuf begitu dicintai prajuritnya.
”Jenderal M Jusuf sangat dihormati. Bahkan, sampai dicium tangannya oleh anak buah. Belum ada lagi Panglima seperti beliau,” ujar Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto dalam buku biografinya berjudul ‘Kepemimpinan Militer: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto’.
Tidak hanya kepeduliannya terhadap anak buahnya yang membuat banyak orang terkesan. Jusuf juga merupakan sosok jenderal yang sederhana dan bersahaja. Ketika itu, Prabowo yang baru saja pecah bintang menjadi Brigjen TNI mengunjungi kediaman M Jusuf di Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat.
”Saya mengunjungi Jenderal Jusuf setelah saya melakukan laporan korps kenaikan pangkat pada Panglima ABRI (Pangab) yang ketika itu dijabat Jenderal Feisal Tanjung serta setelah mendatangi orang tua saya dan Pak Harto,” kata Prabowo.