Jawab Keluhan PJJ, Diferensia Bangun Gerakan Bagi-bagi Kuota Internet Gratis

Jum'at, 28 Agustus 2020 - 11:51 WIB
loading...
Jawab Keluhan PJJ, Diferensia Bangun Gerakan Bagi-bagi Kuota Internet Gratis
Diferensia berbagi kuota internet gratis lewat program konekin aja untuk menjawab keluhan soal PJJ. Foto/Dok.Diferensia
A A A
BANDUNG - Lembaga nirlaba yang bergerak di bidang sosial, Diferensia Foundation mencoba menjawab keluhan para orang tua dan peserta didik, termasuk tenaga pendidik soal pembelajaran jarak jauh (PJJ) dengan gerakan berbagi kuota internet gratis.

Diketahui, hingga saat ini, hampir seluruh daerah di Provinsi Jawa Barat masih menerapkan PJJ atau sekolah di rumah sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran COVID-19. Penerapan PJJ belakangan menimbulkan sejumlah masalah atau keluhan, baik dari proses belajar mengajar maupun daya dukung untuk melaksanakann PJJ tersebut.

"Kami mendengar keluhan para orang tua tentang pembelajaran jarak jauh, mulai dari soal kuota internet, tugas dari sekolah yang menumpuk, sampai ada juga yang kebingungan untuk mengajarkan anaknya," ungkap Direktur Program Diferensia, Dian Chaerani di Bandung. (Baca: Dikeluhkan Orang Tua, Segera Evaluasi Pembelajaran Jarak Jauh)

Untuk menjawab keluhan tersebut, lanjut Dian, pihaknya membuat gerakan berbagi kuota internet gratis untuk peserta didik, khususnya yang berasal dari keluarga prasejahtera. "Gerakan ini kami sebut dengan konekinaja," ujar Dian.

Bukan hanya kuota internet saja yang diberikan, kata Dian, pihaknya juga menyediakan relawan pendidikan untuk mendampingi para peserta didik dalam penerapan PJJ. "Kami berharap, program konekin aja bisa memberikan solusi bagi orang tua yang mengeluhkan sistem pembelajaran jarak jauh ini," katanya.

Lebih lanjut Dian mengatakan, program konekin aja akan dilaksanakan di beberapa wilayah dengan tetap menerapkan protokol kesehatan guna menekan potensi penyebaran COVID-19. "Sebagai portofolio, kami menyulap garasi rumah menjadi tempat PJJ peserta didik yang berdomisili di sekitar (sekretariat) kami," tandasnya. (Baca: Virtual Schooling Sampoerna Academy Beri Pembelajaran yang Efektif dan Nyaman)

Diketahui, berbagai keluhan soal PJJ terus bermunculan. Keluhan tidak hanya datang peserta didik dan pendidik, namun juga para orang tua peserta didik. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat, dari 1.700 peserta didik yang menjadi responden, 43 persennya mengeluhkan soal kuota internet yang menjadi alat utama untuk melaksanakan PJJ.

"Setiap hari saya harus mengeluarkan uang Rp10.000 untuk membeli kuota internet untuk dua orang anak saya. Ini menjadi beban bagi saya, terlebih kondisi jualan saya yang sepi dan saya juga orang tua tunggal," ungkap Heni, warga Kota Bandung.
(don)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2106 seconds (0.1#10.140)