Peran Eks Menhan Amir Sjarifuddin Letuskan Tragedi Pemberontakan PKI di Madiun 1948
loading...
A
A
A
Laskar Pesindo sebagaimana kisah cerita dari Soemarsono, tidak dilibatkan secara langsung. Tapi karena di Madiun ada Batalyon TNI Brigade 29, dengan komandannya Kolonel Dachlan, maka itulah yang digunakan menumpas pertempuran.
Selain Kolonel Dachlan, Mayor Abdulrahman dan Mayor Mustofa merupakan bekas Pesindo, sedangkan Mayor Panjang disebut Soemarsono bekas PRI. Pasukan yang dilucuti tentara Indonesia konon menggunakan tanda tengkorak, tapi awalnya memang tak dikenali.
“Pasukan gelap berhasil kami lucuti. Korban lima orang dalam semalam itu, dari dua pihak. Kita dua orang yang mati,” kata Soemarsono, dalam buku “Negara Madiun” itu.
Usai itu, Musso disebut Soemarsono, sempat datang ke rumahnya. Saat itu Musso masih sempat berkampanye di Madiun, sebelum pecah peristiwa yang lebih besar lagi. Pergolakan di Madiun itu juga sempat menarik Panglima Besar Sudirman.
Sehingga memerintahkan Soeharto, yang saat ini masih berpangkat Letkol untuk ke Madiun. Di Madiun utusan panglima besar Jenderal Sudirman itu melihat beberapa penjara, guna memastikan pasukan yang berhasil ditumpas oleh TNI pada pemberontakan itu.
Tapi usai pertempuran dan dilucuti senjatanya, tak ada satu pun yang ditawan, karena maksud dan tujuannya hanya ingin mematahkan kekuatan yang membahayakan negara.
Lihat Juga: Kisah Pangeran Diponegoro Marah Besar ke Sultan Muda Keraton Yogyakarta Akibat Hilangnya Tradisi Jawa
Selain Kolonel Dachlan, Mayor Abdulrahman dan Mayor Mustofa merupakan bekas Pesindo, sedangkan Mayor Panjang disebut Soemarsono bekas PRI. Pasukan yang dilucuti tentara Indonesia konon menggunakan tanda tengkorak, tapi awalnya memang tak dikenali.
“Pasukan gelap berhasil kami lucuti. Korban lima orang dalam semalam itu, dari dua pihak. Kita dua orang yang mati,” kata Soemarsono, dalam buku “Negara Madiun” itu.
Usai itu, Musso disebut Soemarsono, sempat datang ke rumahnya. Saat itu Musso masih sempat berkampanye di Madiun, sebelum pecah peristiwa yang lebih besar lagi. Pergolakan di Madiun itu juga sempat menarik Panglima Besar Sudirman.
Sehingga memerintahkan Soeharto, yang saat ini masih berpangkat Letkol untuk ke Madiun. Di Madiun utusan panglima besar Jenderal Sudirman itu melihat beberapa penjara, guna memastikan pasukan yang berhasil ditumpas oleh TNI pada pemberontakan itu.
Tapi usai pertempuran dan dilucuti senjatanya, tak ada satu pun yang ditawan, karena maksud dan tujuannya hanya ingin mematahkan kekuatan yang membahayakan negara.
Lihat Juga: Kisah Pangeran Diponegoro Marah Besar ke Sultan Muda Keraton Yogyakarta Akibat Hilangnya Tradisi Jawa
(ams)