Bangun Bak Air, Waskita Karya Tingkatkan Akses Air Bersih bagi Warga Desa Oenino
loading...
A
A
A
OENINO - Guna mengoptimalkan nilai sosial kepada masyarakat di sekitar lokasi pembangunan proyek, PT Waskita Karya (Persero) Tbk melakukan sejumlah kegiatan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) atau Corporate Social Responsibility (CSR) di Desa Oenino, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang terletak dekat Bendungan Temef. Perlu diketahui, bendungan tersebut telah digarap perseroan sejak 2018.
Kegiatan pertama yaitu pembangunan bak air untuk Desa Oenino. Pembangunan itu dilaksanakan sebagai bentuk partisipasi Waskita untuk memenuhi ketersediaan air bersih bagi warga di sana.
“Penyediaan air bersih penting bagi warga di Desa Oenino, karena NTT mempunyai curah hujan lebih rendah dibandingkan daerah lain. Kegiatan ini merupakan bagian dari inisiatif Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) perseroan,” ujar Corporate Secretary Waskita Karya Ermy Puspa Yunita dalam keterangan resmi, Selasa (1/10/2024).
Perseroan, lanjutnya, turut membangun fasilitas umum dan rumah ibadah untuk masyarakat di desa tersebut. Di antaranya pembangunan lapangan voli serta mendukung pengecoran Gereja Oenino yang menjadi wujud partisipasi Waskita pada bidang sosial kemasyarakatan kawasan itu.
Tidak berhenti di situ, Waskita juga menggandeng fasilitas kesehatan di sana serta menggelar sosialisasi malaria dan pemeriksaan kesehatan atau Medical Check Up (MCU).
“Kegiatan ini sebagai bentuk mpeningkatan awareness masyarakat mengenai penyakit malaria, sekaligus cara untuk membentuk kepedulian masyarakat terhadap kondisi kesehatan diri sendiri,” tutur dia.
Kemudian bersama RSUD Soe, lanjutnya, perseroan mengadakan agenda donor darah. Diharapkan, kegiatan tersebut dapat membantu warga yang membutuhkan transfusi darah di sekitar Bendungan Temef.
Waskita pun ikut menjaga kelestarian lingkungan dan ekosistem di kawasan bendungan tersebut. Salah satunya melalui program pelepasan bibit ikan dan penanaman pohon kelapa.
“Waskita Karya berkomitmen untuk hadir di tengah masyarakat melalui berbagai program TJSL yang sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) yang fokus memberikan kontribusi positif,” jelas Ermy.
Sebagai BUMN konstruksi, kata dia, Waskita tidak hanya berfokus pada pembangunan proyek tapi juga memperhatikan masyarakat dan lingkungan di sekitar proyek. Maka diharapkan, bantuan dan kegiatan sosial yang dilakukan dapat meningkatkan kesejahteraan warga di sekitar Bendungan Temef.
“Waskita Karya terus berupaya berbagi manfaat kepada masyarakat melalui berbagai program sosial. Program tersebut meliputi bidang pendidikan Wcare For the Future, lalu di bidang kesehatan dan sosial Wcare For the People, kemudian pada bidang lingkungan Wcare For the Nature, perseroan turut memberdayakan pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) melalui Wcare For the Community,” jelasnya.
Sebagai informasi, Waskita telah merampungkan pembangunan Bendungan Temef. Bendungan terbesar di Nusa Tenggara Timur itu diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Rabu (2/10/2024).
Letak proyek itu mencakup tiga desa pada dua kecamatan, yakni Desa Oenino dengan Desa Pane Utara, Kecamata Oenino, serta Desa Konbaki, Kecamatan Polen. Bendungan tersebut memiliki luas genangan 297,78 hektare (ha) dan bisa menampung air hingga 45,78 juta meter kubik (m3).
Kegiatan pertama yaitu pembangunan bak air untuk Desa Oenino. Pembangunan itu dilaksanakan sebagai bentuk partisipasi Waskita untuk memenuhi ketersediaan air bersih bagi warga di sana.
“Penyediaan air bersih penting bagi warga di Desa Oenino, karena NTT mempunyai curah hujan lebih rendah dibandingkan daerah lain. Kegiatan ini merupakan bagian dari inisiatif Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) perseroan,” ujar Corporate Secretary Waskita Karya Ermy Puspa Yunita dalam keterangan resmi, Selasa (1/10/2024).
Perseroan, lanjutnya, turut membangun fasilitas umum dan rumah ibadah untuk masyarakat di desa tersebut. Di antaranya pembangunan lapangan voli serta mendukung pengecoran Gereja Oenino yang menjadi wujud partisipasi Waskita pada bidang sosial kemasyarakatan kawasan itu.
Tidak berhenti di situ, Waskita juga menggandeng fasilitas kesehatan di sana serta menggelar sosialisasi malaria dan pemeriksaan kesehatan atau Medical Check Up (MCU).
“Kegiatan ini sebagai bentuk mpeningkatan awareness masyarakat mengenai penyakit malaria, sekaligus cara untuk membentuk kepedulian masyarakat terhadap kondisi kesehatan diri sendiri,” tutur dia.
Kemudian bersama RSUD Soe, lanjutnya, perseroan mengadakan agenda donor darah. Diharapkan, kegiatan tersebut dapat membantu warga yang membutuhkan transfusi darah di sekitar Bendungan Temef.
Waskita pun ikut menjaga kelestarian lingkungan dan ekosistem di kawasan bendungan tersebut. Salah satunya melalui program pelepasan bibit ikan dan penanaman pohon kelapa.
“Waskita Karya berkomitmen untuk hadir di tengah masyarakat melalui berbagai program TJSL yang sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) yang fokus memberikan kontribusi positif,” jelas Ermy.
Sebagai BUMN konstruksi, kata dia, Waskita tidak hanya berfokus pada pembangunan proyek tapi juga memperhatikan masyarakat dan lingkungan di sekitar proyek. Maka diharapkan, bantuan dan kegiatan sosial yang dilakukan dapat meningkatkan kesejahteraan warga di sekitar Bendungan Temef.
“Waskita Karya terus berupaya berbagi manfaat kepada masyarakat melalui berbagai program sosial. Program tersebut meliputi bidang pendidikan Wcare For the Future, lalu di bidang kesehatan dan sosial Wcare For the People, kemudian pada bidang lingkungan Wcare For the Nature, perseroan turut memberdayakan pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) melalui Wcare For the Community,” jelasnya.
Sebagai informasi, Waskita telah merampungkan pembangunan Bendungan Temef. Bendungan terbesar di Nusa Tenggara Timur itu diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Rabu (2/10/2024).
Letak proyek itu mencakup tiga desa pada dua kecamatan, yakni Desa Oenino dengan Desa Pane Utara, Kecamata Oenino, serta Desa Konbaki, Kecamatan Polen. Bendungan tersebut memiliki luas genangan 297,78 hektare (ha) dan bisa menampung air hingga 45,78 juta meter kubik (m3).
(kri)