Kembangkan Pertanian Modern, Kementan Terjunkan Mahasiswa MSIB dan Alumni Polbangtan
loading...
A
A
A
KAPUAS - Kementerian Pertanian (Kementan) terus berkomitmen dalam meningkatkan produksi pangan melalui optimalisasi pemanfaatan lahan rawa, salah satunya dengan Program Pertanian Modern untuk Kedaulatan Pangan Negeri.
Program ini fokus pada penerapan pertanian berbasis teknologi dan alat mesin pertanian untuk meningkatkan produktivitas.
Melalui Pusat Pendidikan Pertanian (Pusdiktan) di bawah Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Kementan bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Indonesia.
Program ini melibatkan mahasiswa yang tergabung dalam program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) dalam pengelolaan lahan rawa untuk meningkatkan produksi pangan dengan metode pertanian modern.
Menteri Pertanian Amran Sulaimanmenegaskan bahwa pengembangan lahan rawa merupakan salah satu upaya utama dalam percepatan pemenuhan kebutuhan lahan tanam.
“Optimalisasi lahan rawa diharapkan mampu meningkatkan indeks pertanaman dan produktivitas secara signifikan,” kata Mentan.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Idha Widi Arsanti, juga menambahkan bahwa program ini mendukung perluasan areal tanam (PAT) di lahan rawa, yang sejalan dengan program Kementan untuk memanfaatkan lahan suboptimal.
Untuk wilayah Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, sebanyak 342 mahasiswa dari seluruh Indonesia akan ditempatkan di dua kecamatan, yaitu Dadahup dan Kapuas Murung.
Mereka akan didampingi oleh 34 mentor yang merupakan alumni dari Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) dan Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia (PEPI).
Plt Kepala Pusat Pendidikan Pertanian, Inneke Kusumawaty, menekankan pentingnya kerja sama dengan pemerintah daerah dalam pelaksanaan program ini.
“Setiap komponen penting, termasuk masukan dari pendamping dan pemerintah daerah, sangat berperan dalam keberhasilan mahasiswa MSIB dan para mentor,” ujarnya.
Para mentor mulai datang sejak 14 September 2024, sementara mahasiswa MSIB akan hadir secara bertahap mulai 17 hingga 25 September 2024. Selama program, mereka akan tinggal di 27 pemondokan di Kecamatan Dadahup dan 22 pemondokan di Kecamatan Kapuas Murung.
Setelah mengikuti program magang ini, para mahasiswa diharapkan menguasai kompetensi keahlian sesuai dengan aktivitas yang dijalankan, yang dapat diakui setara dengan 20 SKS.
Beberapa aktivitas yang akan mereka lakukan antara lain pemberdayaan petani, agribisnis, pengembangan padi, pengelolaan lahan, dan penerapan teknologi mekanisasi.
Program ini fokus pada penerapan pertanian berbasis teknologi dan alat mesin pertanian untuk meningkatkan produktivitas.
Melalui Pusat Pendidikan Pertanian (Pusdiktan) di bawah Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Kementan bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Indonesia.
Program ini melibatkan mahasiswa yang tergabung dalam program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) dalam pengelolaan lahan rawa untuk meningkatkan produksi pangan dengan metode pertanian modern.
Menteri Pertanian Amran Sulaimanmenegaskan bahwa pengembangan lahan rawa merupakan salah satu upaya utama dalam percepatan pemenuhan kebutuhan lahan tanam.
“Optimalisasi lahan rawa diharapkan mampu meningkatkan indeks pertanaman dan produktivitas secara signifikan,” kata Mentan.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Idha Widi Arsanti, juga menambahkan bahwa program ini mendukung perluasan areal tanam (PAT) di lahan rawa, yang sejalan dengan program Kementan untuk memanfaatkan lahan suboptimal.
Untuk wilayah Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, sebanyak 342 mahasiswa dari seluruh Indonesia akan ditempatkan di dua kecamatan, yaitu Dadahup dan Kapuas Murung.
Mereka akan didampingi oleh 34 mentor yang merupakan alumni dari Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) dan Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia (PEPI).
Plt Kepala Pusat Pendidikan Pertanian, Inneke Kusumawaty, menekankan pentingnya kerja sama dengan pemerintah daerah dalam pelaksanaan program ini.
“Setiap komponen penting, termasuk masukan dari pendamping dan pemerintah daerah, sangat berperan dalam keberhasilan mahasiswa MSIB dan para mentor,” ujarnya.
Para mentor mulai datang sejak 14 September 2024, sementara mahasiswa MSIB akan hadir secara bertahap mulai 17 hingga 25 September 2024. Selama program, mereka akan tinggal di 27 pemondokan di Kecamatan Dadahup dan 22 pemondokan di Kecamatan Kapuas Murung.
Setelah mengikuti program magang ini, para mahasiswa diharapkan menguasai kompetensi keahlian sesuai dengan aktivitas yang dijalankan, yang dapat diakui setara dengan 20 SKS.
Beberapa aktivitas yang akan mereka lakukan antara lain pemberdayaan petani, agribisnis, pengembangan padi, pengelolaan lahan, dan penerapan teknologi mekanisasi.
(ams)