Mpu Nala, Hantu Laut Kerajaan Majapahit Pendukung Sumpah Palapa Patih Gajah Mada
loading...
A
A
A
Dari hasil pengamatannya, Mpu Nala merancang kapal dengan bentuk yang lebih ramping namun memiliki kapasitas lebih besar, mampu menampung ratusan prajurit dan perbekalan untuk bertahan hingga satu tahun di laut.
Kapal-kapal ini menjadi tulang punggung Angkatan Laut Majapahit dan diberi namaJung Jawa.
Selain bentuk kapal yang lebih efisien, Jung Jawa juga dilengkapi dengan meriam Cet Bang yang terkenal ganas dalam pertempuran.
Meriam ini adalah hasil karya Mahapatih Gajah Mada dan dipasang di kapal-kapal perang Majapahit, yang membuat pelaut asing, termasuk dari Eropa, merasa gentar saat melewati perairan Nusantara.
Ekspedisi Maritim Nusantara
Mpu Nala memimpin berbagai ekspedisi maritim di bawah pengawasan Gajah Mada, dimulai sekitar tahun 1339-1341.
Armada Majapahit di bawah komandonya berhasil menaklukkan berbagai kerajaan di Nusantara, termasuk Samudera Pasai di barat, Sumatra, Semenanjung Melayu, hingga Kalimantan.
Peran Angkatan Laut yang kuat ini sangat krusial dalam mewujudkan ambisi Gajah Mada untuk menyatukan Nusantara. Sebagai panglima yang cerdik, Mpu Nala menyusun strategi pertahanan maritim yang cemerlang.
Ia menempatkan lima gugus armada perang di lokasi-lokasi strategis perairan Nusantara.
Gugus-gugus tersebut ditempatkan di Samudra Hindia, Laut Selatan Jawa, Selat Makassar, Selat Malaka, dan Laut Jawa hingga ke Maluku. Setiap gugus dipimpin oleh laksamana-laksamana handal dari berbagai wilayah seperti Jawa, Bali, dan Makassar.
Kapal bendera ditempatkan di setiap gugus, berfungsi sebagai pusat komando bagi semua kapal perang di sekitarnya. Mpu Nala juga menggunakan kapal-kapal perang peninggalan Mongol yang diambil setelah penyerangan mereka terhadap Kerajaan Singasari pada masa Raja Kertanegara.
Kapal-kapal ini menjadi tulang punggung Angkatan Laut Majapahit dan diberi namaJung Jawa.
Selain bentuk kapal yang lebih efisien, Jung Jawa juga dilengkapi dengan meriam Cet Bang yang terkenal ganas dalam pertempuran.
Meriam ini adalah hasil karya Mahapatih Gajah Mada dan dipasang di kapal-kapal perang Majapahit, yang membuat pelaut asing, termasuk dari Eropa, merasa gentar saat melewati perairan Nusantara.
Ekspedisi Maritim Nusantara
Mpu Nala memimpin berbagai ekspedisi maritim di bawah pengawasan Gajah Mada, dimulai sekitar tahun 1339-1341.
Armada Majapahit di bawah komandonya berhasil menaklukkan berbagai kerajaan di Nusantara, termasuk Samudera Pasai di barat, Sumatra, Semenanjung Melayu, hingga Kalimantan.
Peran Angkatan Laut yang kuat ini sangat krusial dalam mewujudkan ambisi Gajah Mada untuk menyatukan Nusantara. Sebagai panglima yang cerdik, Mpu Nala menyusun strategi pertahanan maritim yang cemerlang.
Ia menempatkan lima gugus armada perang di lokasi-lokasi strategis perairan Nusantara.
Gugus-gugus tersebut ditempatkan di Samudra Hindia, Laut Selatan Jawa, Selat Makassar, Selat Malaka, dan Laut Jawa hingga ke Maluku. Setiap gugus dipimpin oleh laksamana-laksamana handal dari berbagai wilayah seperti Jawa, Bali, dan Makassar.
Kapal bendera ditempatkan di setiap gugus, berfungsi sebagai pusat komando bagi semua kapal perang di sekitarnya. Mpu Nala juga menggunakan kapal-kapal perang peninggalan Mongol yang diambil setelah penyerangan mereka terhadap Kerajaan Singasari pada masa Raja Kertanegara.