Kronologi Penahanan Tina Rambe yang Disorot Yenny Wahid untuk menyindir Budi Arie
loading...
A
A
A
LABUHANBATU - Video seorang anak kecil memeluk ibunya dari balik jeruji besi viral di media sosial. Dalam video tersebut, terekam momen haru saat Tina Rambe, sang ibu menyeka air mata putri kecilnya.
Peristiwa yang membuat terenyuh ini terjadi di ruang tahanan Pengadilan Negeri Rantau Prapat, Kabupaten Labuhanbatu, Sumatera Utara.
Ibu dalam video tersebut adalah Tina Rambe, aktivis dan pejuang lingkungan hidup dari Labuhanbatu yang kini ditahan.
Tina Rambe harus berpisah dengan suami dan anaknya akibat proses hukum yang dihadapinya.
Perempuan berkerudung ini ditangkap atas dugaan menghambat kendaraan lalu lintas saat memimpin aksi demo yang menolak pengoperasian pabrik kelapa sawit (PKS) di Pulo Padang, Labuhanbatu.
Setelah proses sidang selesai, Tina Rambe langsung dibawa oleh pihak keamanan kembali ke Lembaga Pemasyarakatan (Lapas).
Insiden kecil sempat terjadi ketika keluarga Tina ingin menemuinya, namun pihak keamanan menolak, hingga menyebabkan adu mulut antara kedua belah pihak.
"Ih nggak rasa kemanusiaan kalian, sebentar saja pak (untuk bertemu anaknya). Ini bukan teroris lho," teriak salah satu perempuan kerabat Tina Rambe, dikutip Jumat (13/9/2024).
Kasus ini bermula saat Tina Rambe ditangkap bersama lima orang lainnya saat aksi unjuk rasa yang menghadang truk pengangkut sawit dan crude palm oil (CPO) di Pulo Padang, Labuhanbatu, pada Senin (20/5/2024) silam.
Saat itu, bentrokan antara pengunjuk rasa dan pihak kepolisian pun tak terhindarkan. Lima rekannya yang ditahan kini sudah dibebaskan oleh Polres Labuhanbatu. Namun Tina hingga kini masih ditahan.
Ayah Tina Rambe, Agus Rambe menyampaikan kekecewaannya terhadap aparat penegak hukum (APH) yang dinilainya bertindak tidak manusiawi saat menangkap putrinya.
Agus Rambe berharap Presiden Joko Widodo (Jokowi) bisa mendengar dan melihat kasus ini secara langsung dan mengetahui keluhan masyarakat Labuhanbatu.
"Kiranya Pak Presiden Jokowi lihatlah kejadian yang sebenarnya. Lihatlah keluhan-keluhan masyarakat di Labuhanbatu, Sumatera ini. Kiranya merespons lah," ujar Agus Rambe.
Yenny menyoroti kasus Tina Rambe, seorang ibu yang viral memeluk anaknya di balik jeruji besi karena menolak pabrik sawit di Labuhanbatu, Sumatera Utara.
"Pak Menkominfo (@kemenkominfo @budiariesetiadi) daripada sibuk ngurusin satu ibu hamil yang sudah punya banyak privilege, tolong dong tengok dan perjuangkan ibu-ibu lain seperti Ibu Tina yang masih berjuang untuk bisa memeluk anaknya," kata Yenny dalam laman Instagram @yennywahid dikutip, Kamis (12/9/2024).
Yenny menceritakan beberapa hari ini perhatian semua tertuju pada sosok seorang ibu bernama Tina Rambe yang berusaha memeluk anaknya dari balik jeruji besi.
Dengan tangan diborgol Tina berusaha untuk memeluk anaknya pada saat akan menjalani persidangan.
"Berdasarkan info yang saya baca, ia ditahan karena berusaha melakukan perlawanan terhadap petugas keamanan pada saat demo menolak operasional pabrik kelapa sawit di Labuhanbatu, Sumatera Utara (Sumut)," ujarnya.
"Ibu Tina hanya seorang perempuan lemah yang ingin menyuarakan aspirasinya di negara demokrasi bernama Indonesia. Ia berhak untuk memeluk anaknya dan berhak mendapatkan empati serta dukungan dari kita semua," tandasnya.
Peristiwa yang membuat terenyuh ini terjadi di ruang tahanan Pengadilan Negeri Rantau Prapat, Kabupaten Labuhanbatu, Sumatera Utara.
Ibu dalam video tersebut adalah Tina Rambe, aktivis dan pejuang lingkungan hidup dari Labuhanbatu yang kini ditahan.
Tina Rambe harus berpisah dengan suami dan anaknya akibat proses hukum yang dihadapinya.
Perempuan berkerudung ini ditangkap atas dugaan menghambat kendaraan lalu lintas saat memimpin aksi demo yang menolak pengoperasian pabrik kelapa sawit (PKS) di Pulo Padang, Labuhanbatu.
Setelah proses sidang selesai, Tina Rambe langsung dibawa oleh pihak keamanan kembali ke Lembaga Pemasyarakatan (Lapas).
Baca Juga
Insiden kecil sempat terjadi ketika keluarga Tina ingin menemuinya, namun pihak keamanan menolak, hingga menyebabkan adu mulut antara kedua belah pihak.
"Ih nggak rasa kemanusiaan kalian, sebentar saja pak (untuk bertemu anaknya). Ini bukan teroris lho," teriak salah satu perempuan kerabat Tina Rambe, dikutip Jumat (13/9/2024).
Kasus ini bermula saat Tina Rambe ditangkap bersama lima orang lainnya saat aksi unjuk rasa yang menghadang truk pengangkut sawit dan crude palm oil (CPO) di Pulo Padang, Labuhanbatu, pada Senin (20/5/2024) silam.
Saat itu, bentrokan antara pengunjuk rasa dan pihak kepolisian pun tak terhindarkan. Lima rekannya yang ditahan kini sudah dibebaskan oleh Polres Labuhanbatu. Namun Tina hingga kini masih ditahan.
Ayah Tina Rambe, Agus Rambe menyampaikan kekecewaannya terhadap aparat penegak hukum (APH) yang dinilainya bertindak tidak manusiawi saat menangkap putrinya.
Agus Rambe berharap Presiden Joko Widodo (Jokowi) bisa mendengar dan melihat kasus ini secara langsung dan mengetahui keluhan masyarakat Labuhanbatu.
"Kiranya Pak Presiden Jokowi lihatlah kejadian yang sebenarnya. Lihatlah keluhan-keluhan masyarakat di Labuhanbatu, Sumatera ini. Kiranya merespons lah," ujar Agus Rambe.
Dibela Yenny Wahid
Putri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Yenny Wahid memberikan pesan menohok ke Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi.Yenny menyoroti kasus Tina Rambe, seorang ibu yang viral memeluk anaknya di balik jeruji besi karena menolak pabrik sawit di Labuhanbatu, Sumatera Utara.
"Pak Menkominfo (@kemenkominfo @budiariesetiadi) daripada sibuk ngurusin satu ibu hamil yang sudah punya banyak privilege, tolong dong tengok dan perjuangkan ibu-ibu lain seperti Ibu Tina yang masih berjuang untuk bisa memeluk anaknya," kata Yenny dalam laman Instagram @yennywahid dikutip, Kamis (12/9/2024).
Yenny menceritakan beberapa hari ini perhatian semua tertuju pada sosok seorang ibu bernama Tina Rambe yang berusaha memeluk anaknya dari balik jeruji besi.
Dengan tangan diborgol Tina berusaha untuk memeluk anaknya pada saat akan menjalani persidangan.
"Berdasarkan info yang saya baca, ia ditahan karena berusaha melakukan perlawanan terhadap petugas keamanan pada saat demo menolak operasional pabrik kelapa sawit di Labuhanbatu, Sumatera Utara (Sumut)," ujarnya.
"Ibu Tina hanya seorang perempuan lemah yang ingin menyuarakan aspirasinya di negara demokrasi bernama Indonesia. Ia berhak untuk memeluk anaknya dan berhak mendapatkan empati serta dukungan dari kita semua," tandasnya.
(shf)