Ketika Chef Marinka Soroti Kesetaraan Gender
loading...
A
A
A
PALEMBANG - Hingga kini, banyak orang menilai memasak adalah semata pekerjaan kaum perempuan. Bahkan ini menjadi salah satu kriteria pasangan ideal sebagian laki-laki. Di masyarakat seorang perempuan diketahui tidak bisa memasak, sering kali dijadikan objek gosip dan cibiran. Untuk menghilangkan pemahaman sosial budaya semacam itu tidak bisa dilakukan secara cepat, namun butuh waktu.
Perlahan tapi pasti, pemahaman itu akan hilang dengan sendirinya mengingat perkembangan sosial yang begitu cepat. Apalagi di era modern saat ini, begitu banyak perempuan yang ikut bertanggungjawab secara finansial dalam keluarga, membuat para pria tak salah jika harus melakukan urusan rumah tangga seperti memasak. (Baca: Indonesia Bisa Hilang Peluang Emas Jika Masalah Gender Tak Diatasi)
Kesetaraan gender juga memang menjadi topik yang perlu pemahaman lebih lanjut di masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, pembicaraan mengenai topik ini seringnya akan mengarah ke perdebatan.Seperti pengalaman Chef Marinka, yang memantik perhatian masyarakat. Marinka membuat beberapa pernyataan mengejutkan soal kesetaraan gender, ketika ia hadir dalam talkshow santai, Brownis, Kecap ABC Cooking Demo, di salah satu stasiun televisi swasta nasional.
“Kalau perempuan bisa memasak dan kerja, laki-laki juga harus bisa juga semuanya,” celetuk Celetuk Chef Marinka, merespon kru laki laki yang saat itu menyinggung adanya pemahaman konvensional tentang peran domestik, Selasa (25/8/2020). (Baca: Sri Mulyani Bicara Soal Ketidakadilan Gender di Lingkungan Kemenkeu)
Kemudian kru laki laki dalam talkshow itu juga mengomentari bahwa perempuan harus pintar memasak karena itu bagian dari takdir mereka. “Jadi menambahkan perkataanmu kalau masakan yang enak adalah kunci untuk pernikahan yang bahagia-menurutku makanannya bisa lebih enak kalo suami juga ikutan istri bantu di dapur,” kalimat penutup Chef Marinka itu, rupanya sukses membuat seluruh presenter dan kru talkshow santai, Brownis, yang ada di studio bergeming.
Dalam kehidupan nyata implementasi kesetaraan gender, khususnya antara suami dan istri, masih dalam tahap yang sangat awal. Pertunjukan tersebut mengingatkan kita bahwa semangat kesetaraan gender harus dimulai dalam keluarga di rumah, dan harus diajarkan kepada generasi muda sedini mungkin.
Perlahan tapi pasti, pemahaman itu akan hilang dengan sendirinya mengingat perkembangan sosial yang begitu cepat. Apalagi di era modern saat ini, begitu banyak perempuan yang ikut bertanggungjawab secara finansial dalam keluarga, membuat para pria tak salah jika harus melakukan urusan rumah tangga seperti memasak. (Baca: Indonesia Bisa Hilang Peluang Emas Jika Masalah Gender Tak Diatasi)
Kesetaraan gender juga memang menjadi topik yang perlu pemahaman lebih lanjut di masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, pembicaraan mengenai topik ini seringnya akan mengarah ke perdebatan.Seperti pengalaman Chef Marinka, yang memantik perhatian masyarakat. Marinka membuat beberapa pernyataan mengejutkan soal kesetaraan gender, ketika ia hadir dalam talkshow santai, Brownis, Kecap ABC Cooking Demo, di salah satu stasiun televisi swasta nasional.
“Kalau perempuan bisa memasak dan kerja, laki-laki juga harus bisa juga semuanya,” celetuk Celetuk Chef Marinka, merespon kru laki laki yang saat itu menyinggung adanya pemahaman konvensional tentang peran domestik, Selasa (25/8/2020). (Baca: Sri Mulyani Bicara Soal Ketidakadilan Gender di Lingkungan Kemenkeu)
Kemudian kru laki laki dalam talkshow itu juga mengomentari bahwa perempuan harus pintar memasak karena itu bagian dari takdir mereka. “Jadi menambahkan perkataanmu kalau masakan yang enak adalah kunci untuk pernikahan yang bahagia-menurutku makanannya bisa lebih enak kalo suami juga ikutan istri bantu di dapur,” kalimat penutup Chef Marinka itu, rupanya sukses membuat seluruh presenter dan kru talkshow santai, Brownis, yang ada di studio bergeming.
Dalam kehidupan nyata implementasi kesetaraan gender, khususnya antara suami dan istri, masih dalam tahap yang sangat awal. Pertunjukan tersebut mengingatkan kita bahwa semangat kesetaraan gender harus dimulai dalam keluarga di rumah, dan harus diajarkan kepada generasi muda sedini mungkin.
(don)