Kisah Asmara Jenderal Andika Perkasa dengan Putri Legenda Intelijen Kopassus
loading...
A
A
A
PERNIKAHAN Jenderal TNI (Purn) Andika Perkasa dan Hetty Andika Perkasa memasuki usia 31 tahun. Namun, siapa sangka, kisah cinta mereka bermula dari sebuah perjodohan yang diatur ayah Hetty yakni Jenderal (Purn) Abdullah Mahmud (AM) Hendropriyono.
Kisah ini dimulai ketika Hetty yang tengah menempuh studi di luar negeri, tiba-tiba menerima telepon dari sang ayah yang memintanya pulang ke Indonesia. Permintaan tersebut tidak bisa ditolak, terutama setelah ibunya juga menghubunginya dan memohon agar ia segera pulang.
“Papamu kan galak, kalau kamu nggak pulang pasti marahnya sama aku,” kata Hetty, menirukan sang ibu yang akhirnya membuatnya memutuskan kembali ke tanah air.
Sesampainya di Jakarta, Hetty langsung dipertemukan dengan Andika Perkasa. Pertemuan pertama itu meninggalkan kesan mendalam bagi Hetty, yang terkejut melihat Andika dengan rambut panjang sepulang dari pendidikan intelijen di Prancis.
Hetty kemudian menyadari bahwa ia sebenarnya sudah mengenal Andika lima tahun sebelumnya, ketika dirinya sempat menaruh hati pada seorang tentara yang kemudian diketahui sebagai “Om Andika.” Sementara itu, Andika Perkasa tidak tahu bahwa ia sedang dijodohkan.
Ia hanya menerima perintah untuk datang ke rumah Hendropriyono untuk sebuah paparan, tanpa menyadari bahwa pertemuan tersebut akan mengubah hidupnya. Begitu tiba di rumah tersebut, Andika merasa senang melihat kehadiran Hetty, yang kemudian menjadi istrinya.
Pasangan ini resmi menikah pada tahun 1992, dan dari pernikahan tersebut, mereka dikaruniai tiga orang anak. Kisah cinta yang berawal dari perjodohan itu kini menjadi salah satu cerita inspiratif di kalangan militer dan masyarakat luas.
Hetty mengenang kembali momen ketika dirinya pertama kali dikenalkan kepada Andika, mengaku kaget karena Andika adalah sosok yang pernah ia kagumi secara diam-diam dalam hatinya selama ini.
Meskipun sempat merasa malu karena menganggap semua tentara sebagai "Om-om," Hetty akhirnya menerima kenyataan bahwa Andika adalah pria yang selama ini ia cari.
Ia juga mengenang sebuah acara "Malam Muda-Mudi" di Komplek Kopassus lima tahun sebelum mereka menikah. Acara tersebut mempertemukan para tentara muda lajang dengan gadis-gadis yang juga merupakan anak-anak tentara di kompleks tersebut.
Pada acara itulah, Hetty pertama kali bertemu Andika, meskipun perasaan itu ia simpan dalam hatinya. Kini, setelah lebih dari tiga dekade, cinta yang tumbuh dari perjodohan tersebut tetap kuat dan semakin matang.
Kehidupan pribadi Jenderal Andika Perkasa menjadi sorotan publik, terlebih setelah ia mendaftarkan diri sebagai calon gubernur Jawa Tengah dari PDIP yang berpasangan dengan mantan Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi.
Namun, di balik gemerlap karir militernya, terdapat kisah yang lebih dalam dan menyentuh hati tentang perjalanan spiritual dan pengorbanan demi cinta. Andika Perkasa dulunya dikenal sebagai Emmanuel memutuskan untuk pindah agama dari Katolik ke Islam.
Keputusan besar ini diambilnya bukan hanya untuk perubahan keyakinan, tetapi sebagai bentuk cinta dan komitmen terhadap putri dari Jenderal (Purn) AM Hendropriyono, mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN).
Hal itu seperti diungkapkan Akademisi Unas Slamet Ginting dalam sebuah video wawancara dengan wartawan senior Hersubeno Arief yang diunggah di kanal Youtube Hersubeno Point, Sabtu (6/11/2021).
Andika pertama kali bertemu Hetty saat ia masih berstatus sebagai Sersan Mayor Satu Taruna, dengan nama baptis Emmanuel. Namun, ketika hubungan mereka semakin serius, Andika memilih untuk menjadi mualaf.
Nama Emmanuel yang dulu ia sandang, akhirnya dihapus ketika ia mengucapkan dua kalimat syahadat, dan dengan itu, ia resmi menjadi bagian dari keluarga besar Hendropriyono. Perjalanan cinta mereka yang penuh pengorbanan ini tidak hanya menunjukkan ketulusan hati Andika.
Dalam karir militernya, Andika terus menorehkan prestasi gemilang. Lahir di Bandung pada 21 Desember 1964, Andika merupakan anak dari perwira militer, FX Soenarto dan Udiati. Ia menyelesaikan pendidikan di Akademi Militer pada tahun 1987.
Jenderal ini memulai kariernya sebagai perwira infanteri di Kopassus, tepatnya di Grup 2/Para Komando dan Satuan 81 Penanggulangan Teror. Kecemerlangannya tak berhenti di situ.
Setelah menyelesaikan pendidikan di Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (Seskoad) dengan predikat lulusan terbaik, Andika terus menapaki karir militer dengan langkah pasti.
Dari Kepala Dinas Penerangan TNI AD (Kadispenad) hingga Panglima TNI.
Setiap posisi yang diembannya selalu diiringi dengan tanggung jawab besar dan prestasi. Puncak karirnya tercapai pada tahun 2021, ketika ia dilantik sebagai Panglima TNI berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia.
Namun, di balik segala pencapaian tersebut, transformasi spiritual dan cinta mendalam kepada Hetty tetap menjadi salah satu babak terpenting dalam hidup Andika Perkasa. Kisah cinta Andika dan Hetty adalah bukti bahwa cinta sejati tak mengenal batasan.
Mereka membuktikan bahwa cinta bisa mengatasi perbedaan, dan dengan keteguhan hati, setiap rintangan bisa dilalui. Inilah kisah yang menginspirasi, bahwa dalam setiap keberhasilan besar, ada kisah cinta yang mendalam dan tak tergantikan.
Kisah ini dimulai ketika Hetty yang tengah menempuh studi di luar negeri, tiba-tiba menerima telepon dari sang ayah yang memintanya pulang ke Indonesia. Permintaan tersebut tidak bisa ditolak, terutama setelah ibunya juga menghubunginya dan memohon agar ia segera pulang.
“Papamu kan galak, kalau kamu nggak pulang pasti marahnya sama aku,” kata Hetty, menirukan sang ibu yang akhirnya membuatnya memutuskan kembali ke tanah air.
Sesampainya di Jakarta, Hetty langsung dipertemukan dengan Andika Perkasa. Pertemuan pertama itu meninggalkan kesan mendalam bagi Hetty, yang terkejut melihat Andika dengan rambut panjang sepulang dari pendidikan intelijen di Prancis.
Hetty kemudian menyadari bahwa ia sebenarnya sudah mengenal Andika lima tahun sebelumnya, ketika dirinya sempat menaruh hati pada seorang tentara yang kemudian diketahui sebagai “Om Andika.” Sementara itu, Andika Perkasa tidak tahu bahwa ia sedang dijodohkan.
Ia hanya menerima perintah untuk datang ke rumah Hendropriyono untuk sebuah paparan, tanpa menyadari bahwa pertemuan tersebut akan mengubah hidupnya. Begitu tiba di rumah tersebut, Andika merasa senang melihat kehadiran Hetty, yang kemudian menjadi istrinya.
Pasangan ini resmi menikah pada tahun 1992, dan dari pernikahan tersebut, mereka dikaruniai tiga orang anak. Kisah cinta yang berawal dari perjodohan itu kini menjadi salah satu cerita inspiratif di kalangan militer dan masyarakat luas.
Hetty mengenang kembali momen ketika dirinya pertama kali dikenalkan kepada Andika, mengaku kaget karena Andika adalah sosok yang pernah ia kagumi secara diam-diam dalam hatinya selama ini.
Meskipun sempat merasa malu karena menganggap semua tentara sebagai "Om-om," Hetty akhirnya menerima kenyataan bahwa Andika adalah pria yang selama ini ia cari.
Ia juga mengenang sebuah acara "Malam Muda-Mudi" di Komplek Kopassus lima tahun sebelum mereka menikah. Acara tersebut mempertemukan para tentara muda lajang dengan gadis-gadis yang juga merupakan anak-anak tentara di kompleks tersebut.
Pada acara itulah, Hetty pertama kali bertemu Andika, meskipun perasaan itu ia simpan dalam hatinya. Kini, setelah lebih dari tiga dekade, cinta yang tumbuh dari perjodohan tersebut tetap kuat dan semakin matang.
Karier Moncer Sang Jenderal Mualaf
Kehidupan pribadi Jenderal Andika Perkasa menjadi sorotan publik, terlebih setelah ia mendaftarkan diri sebagai calon gubernur Jawa Tengah dari PDIP yang berpasangan dengan mantan Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi.
Namun, di balik gemerlap karir militernya, terdapat kisah yang lebih dalam dan menyentuh hati tentang perjalanan spiritual dan pengorbanan demi cinta. Andika Perkasa dulunya dikenal sebagai Emmanuel memutuskan untuk pindah agama dari Katolik ke Islam.
Keputusan besar ini diambilnya bukan hanya untuk perubahan keyakinan, tetapi sebagai bentuk cinta dan komitmen terhadap putri dari Jenderal (Purn) AM Hendropriyono, mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN).
Hal itu seperti diungkapkan Akademisi Unas Slamet Ginting dalam sebuah video wawancara dengan wartawan senior Hersubeno Arief yang diunggah di kanal Youtube Hersubeno Point, Sabtu (6/11/2021).
Andika pertama kali bertemu Hetty saat ia masih berstatus sebagai Sersan Mayor Satu Taruna, dengan nama baptis Emmanuel. Namun, ketika hubungan mereka semakin serius, Andika memilih untuk menjadi mualaf.
Nama Emmanuel yang dulu ia sandang, akhirnya dihapus ketika ia mengucapkan dua kalimat syahadat, dan dengan itu, ia resmi menjadi bagian dari keluarga besar Hendropriyono. Perjalanan cinta mereka yang penuh pengorbanan ini tidak hanya menunjukkan ketulusan hati Andika.
Dalam karir militernya, Andika terus menorehkan prestasi gemilang. Lahir di Bandung pada 21 Desember 1964, Andika merupakan anak dari perwira militer, FX Soenarto dan Udiati. Ia menyelesaikan pendidikan di Akademi Militer pada tahun 1987.
Jenderal ini memulai kariernya sebagai perwira infanteri di Kopassus, tepatnya di Grup 2/Para Komando dan Satuan 81 Penanggulangan Teror. Kecemerlangannya tak berhenti di situ.
Setelah menyelesaikan pendidikan di Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (Seskoad) dengan predikat lulusan terbaik, Andika terus menapaki karir militer dengan langkah pasti.
Dari Kepala Dinas Penerangan TNI AD (Kadispenad) hingga Panglima TNI.
Setiap posisi yang diembannya selalu diiringi dengan tanggung jawab besar dan prestasi. Puncak karirnya tercapai pada tahun 2021, ketika ia dilantik sebagai Panglima TNI berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia.
Namun, di balik segala pencapaian tersebut, transformasi spiritual dan cinta mendalam kepada Hetty tetap menjadi salah satu babak terpenting dalam hidup Andika Perkasa. Kisah cinta Andika dan Hetty adalah bukti bahwa cinta sejati tak mengenal batasan.
Mereka membuktikan bahwa cinta bisa mengatasi perbedaan, dan dengan keteguhan hati, setiap rintangan bisa dilalui. Inilah kisah yang menginspirasi, bahwa dalam setiap keberhasilan besar, ada kisah cinta yang mendalam dan tak tergantikan.
(ams)