Mengenal Tradisi Berkarang, Ratusan Warga Muaro Jambi Berebut Ikan Musim Kemarau
loading...
A
A
A
MUARO JAMBI - Sudah menjadi tradisi setiap tahunnya di saat musim kemarau dan air Sungai Batanghari mulai menyusut drastis, ratusan warga Desa Tebat Patah, Taman Raja, Kabupaten Muaro Jambi melaksanakan tradisi berkarang atau mencari ikan dalam sebuah danau.
Tidak hanya orang tua, dewasa tapi juga anak-anak terlibat langsung mencari ikan. Mereka rela kotor dengan lumpur demi mendapatkan ikan-ikan yang ada di danau tersebut. Tidak hanya menggunakan, serok ikan, jaring tapi juga dengan tangan kosong.
Mereka terlihat gembira-ria memburu ikan. Bahkan ada diantara mereka berebutan ikan. Salah seorang warga, Rohmad mengatakan ini adalah tradisi Berkarang atau tangkap iwak (ikan) yang sudah ada sejak tahun 1952.
“Kita nangkap ikan ramai-ramai, tua, muda, orang tua ada. Terjadinya satu tahun sekali, biasanya setiap bulan delapan,” ungkap Rohmad kepada wartawan, Senin (26/8/2024).
Ikan yang diperolehnya bermacam-macam. “Ada ikan Gabus, Toman, Tembakang dan ikan Sepat,” sebutnya.
Kepala Desa Tebat Patah, Taufik, tradisi Berkarang ini dilaksanakan di sebuah danau yang disebut Lubuk Larangan. “Warga desa hanya diperbolehkan mencari ikan di wilayah ini hanya satu kali dalam setahun,” ujarnya.
Selain ajang mencari ikan, katanya, kegiatan ini bertujuan untuk menjalin silaturrahmi antar warga desa Tebat Patah. ”Untuk luasnya danau ini ada sekitar 16 hektar,” jelas Taufik.
Warga berharap agar tradisi budaya nenek moyang Desa Tebat Patah terus dilestarikan sehingga tidak punah.
Tidak hanya orang tua, dewasa tapi juga anak-anak terlibat langsung mencari ikan. Mereka rela kotor dengan lumpur demi mendapatkan ikan-ikan yang ada di danau tersebut. Tidak hanya menggunakan, serok ikan, jaring tapi juga dengan tangan kosong.
Mereka terlihat gembira-ria memburu ikan. Bahkan ada diantara mereka berebutan ikan. Salah seorang warga, Rohmad mengatakan ini adalah tradisi Berkarang atau tangkap iwak (ikan) yang sudah ada sejak tahun 1952.
Baca Juga
“Kita nangkap ikan ramai-ramai, tua, muda, orang tua ada. Terjadinya satu tahun sekali, biasanya setiap bulan delapan,” ungkap Rohmad kepada wartawan, Senin (26/8/2024).
Ikan yang diperolehnya bermacam-macam. “Ada ikan Gabus, Toman, Tembakang dan ikan Sepat,” sebutnya.
Kepala Desa Tebat Patah, Taufik, tradisi Berkarang ini dilaksanakan di sebuah danau yang disebut Lubuk Larangan. “Warga desa hanya diperbolehkan mencari ikan di wilayah ini hanya satu kali dalam setahun,” ujarnya.
Selain ajang mencari ikan, katanya, kegiatan ini bertujuan untuk menjalin silaturrahmi antar warga desa Tebat Patah. ”Untuk luasnya danau ini ada sekitar 16 hektar,” jelas Taufik.
Warga berharap agar tradisi budaya nenek moyang Desa Tebat Patah terus dilestarikan sehingga tidak punah.
(ams)