Wabah Penyakit dalam Sejarah; Konspirasi Calon Arang hingga Konsep Karantina

Sabtu, 02 Mei 2020 - 05:00 WIB
loading...
A A A
Sebenarnya, penyakit Pes sudah ditemukan pertama kali di Deli, Pantai Timur Sumatera pada 1905 dan menyebabkan dua korban meninggal. Tapi pemerintah Kolonial Hindia Belanda saat itu hanya menganggap angin lalu. Padahal dokter dari Utrecht University sudah mengingatkan akan ancaman penyakit pes karena pada saat bersamaan di China dan Myanmar (Burma), sudah merebak wabah tersebut.

Setelah penyakit itu merebak, pemerintah kolonial Belanda melalui Dienst der Pestbestijding (Dinas Pemberantasan Pes) mengeluarkan larangan menjenguk orang sakit. Desa yang terjangkit Pes dikarantina dengan diberi dinding pembatas antardesa.

Barak isolasi juga dibangun tak jauh dari desa tersebut. Secara rutin, dokter dan mantri mengontrol tiap barak dan memantau kondisi desa terjangkit Pes. Malang sebagai kota awal munculnya Pes dikarantina selama setahun. Seluruh penduduk di sepanjang Lawang hingga Pohgajih dikarantina selama 5-10 hari, meski pada praktiknya ada yang dikarantina hingga 30 hari.
Wabah Penyakit dalam Sejarah; Konspirasi Calon Arang hingga Konsep Karantina

Pemerintah Hindia Belanda pun langsung membuat Rumah Sakit Karantina di Pulau Onrust & Pulau Kuyper (Pulau Cipir) di Kepulauan Seribu, Batavia. Pembangunan rumah sakit ini selesai dikerjakan pada akhir 1911 dan menghabiskan biaya sebesar 607.000 gulden.

Orang yang baru pulang perjalanan laut dari luar negeri termasuk baru pulang dari ibadah Haji diwajibkan diperiksa di Pulau Kuyper sebelum masuk ke pelabuhan Tanjung Priok. Rombongan diperiksa satu per satu setelah disemprot desinfektan, jika dinyatakan negatif langsung dipindah ke Pulau Onrust untuk menjalani karantina selama 5 hari.

Jika positif, maka harus tetap di Pulau Kuyper selama 10 hari untuk menjalani isolasi dan perawatan. Untuk mencegah tikus masuk barak di area rumah sakit karantina maka dibuat pagar anti tikus. Rumah Sakit atau barak karantina di Pulau Onrust ini mampu menampung sekitar 3.500 orang. Setelah wabah Pes mereda pada 1933 pulau Onrust tidak digunakan untuk karantina.

Praja Mangkunegaran pada 1921 juga mendirikan Rumah Sakit Ziekenzorg di sebelah barat Puro Mangkunegaran. Sebagai rumah sakit yang baru pertama kali dibangun di Surakarta, rumah sakit ini mendapat subsidi setiap tahunnya sebesar 5.000 gulden.

Praja Mangkunegaran juga mendirikan poliklinik dan sampai 1924 telah berdiri 8 poliklinik. Pendirian poliklinik kesehatan bertujuan membantu penduduk yang rumahnya jauh dari kota guna memperoleh layanan kesehatan.(Baca juga; Kisah Profesor Sardjito dan Vaksin Temuannya )

Diolah dari berbagai sumber
Arkenas kemdikbud
Disdik Jabar
Puromangkunegaran.com
(wib)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.5067 seconds (0.1#10.140)