Targetkan Cetak Sawah 500.000 Hektare di Kalsel, Kementan Gelar Rakor di Makorem 101/Antasari

Jum'at, 02 Agustus 2024 - 13:25 WIB
loading...
Targetkan Cetak Sawah...
Plt Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi bersama dengan Tenaga Ahli Menteri Pertanian (TAM) Bidang Teknologi Inovasi dan Pengelolaan Irigasi, Hendri Sosiawan menghadiri rapat koordinasi (rakor) program Cetak Sawah Rakyat (CSR) di Markas Komando Resor Militer (
A A A
KALIMANTAN SELATAN - Saat ini, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) kembali memanfaatkan dan mengembangkan lahan rawa sebagai alternatif peningkatan produksi padi.

Program yang dicanangkan oleh Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman tersebut merupakan salah satu upaya untuk mendukung swasembada pangan di Indonesia.

"Salah satu program untuk mencapai swasembada pangan dapat dilakukan melalui optimalisasi lahan rawa dalam peningkatan produksi pangan, tentunya program ini perlu melibatkan dukungan berbagai pihak mulai dari pemerintah daerah, penyuluh, Babinsa dan petani muda," ujar Mentan Amran, Jumat (2/8/2024).



Untuk memaksimalkan hal di atas, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi bersama dengan Tenaga Ahli Menteri Pertanian (TAM) Bidang Teknologi Inovasi dan Pengelolaan Irigasi, Hendri Sosiawan menghadiri rapat koordinasi (rakor) program Cetak Sawah Rakyat (CSR) di Markas Komando Resor Militer (Makorem) 101/Antasari. Rakor dipimpin oleh Komandan Korem 101/Antasari, Brigjen TNI Ari Aryanto, Kamis (1/8/2024).

Rapat ini membahas Program Kementan untuk Perluasan Lahan Pertanian Cetak Sawah Rakyat (CSR) dalam menghadapi krisis pangan, di Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel).

Dalam arahannya, Dedi mengungkapkan jika saat ini kondisi global tidak baik-baik saja dan sedang mengalami krisis pangan, tak terkecuali di Indonesia.



Kondisi darurat pangan terjadi dimana produksi beras yang ada belum mencukupi untuk kebutuhan konsumi dan pemenuhan Cadangan Beras Pemerintah (CBP), sehingga terdapat defisit beras nasional.

Solusi cepat adalah impor pangan, namun negara-negara pengekspor juga melakukan pembatasan dalam rangka mengamankan kebutuhan dalam negerinya, jadi kita tidak bisa lagi mengadalkan impor.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2559 seconds (0.1#10.140)