Petaka Pesta Arak Pupus Perjalanan Kerajaan Kediri di Nusantara
loading...
A
A
A
Minuman keras arak konon membuat Tunggul Ametung marah besar usai mabuk berat. Miras arak ini memang sudah menjadi bagian dari sejarah Tumapel, sejak masih berada di bawahan Kerajaan Kediri.
Nama Tumapel sendiri awalnya sebuah kecamatan bila saat ini, hingga akhirnya menjadi sebuah kerajaan merdeka, yang menjadi cikal bakal Malang. Konon saat masih dikuasai oleh Kediri, sang penguasa Tumapel suka mabuk arak.
Bahkan konon sebelum tewas ditikam oleh Kebo Ijo dengan keris buatan Mpu Gandring, penguasa Tumapel itu tengah mabuk arak. Sang akuwu itu melarang siapapun untuk mendekat ke pendopo karena ia mau beristirahat usai semalaman mabuk.
Tunggul Ametung pun tak mau diganggu dalam kamarnya untuk beristirahat. Dikutip dari “Hitam Putih Ken Arok: Dari Kejayaan Hingga Keruntuhan”, saat itu Tunggul Ametung sempat mengancam akan membunuh Kebo Ijo.
Sebab saat itu Kebo Ijo mendekati bilik agung di dalam pendopo, yang merupakan tempatnya beristirahat. Kebo Ijo kala itu konon berteriak memanggil - manggil Tunggul Ametung. Tunggul Ametung memegang pedang dan memberikan ancaman ke Kebo Ijo.
Keadaan mabuk arak itulah membuat Tunggul Ametung, memberikan ancaman bagi siapapun yang bersuara di sekitar pendopo, untuk membelah kepalanya. Tapi suara Tunggul Ametung itu membuat Kebo Ijo semakin yakin untuk mendekatkan dirinya pada Bilik Agung.
Bahkan salah seorang tamtama memprovokasi menyatakan, bahwa Kebo Ijo hendaknya segera masuk ke Bilik Agung dan menghabisi Tunggul Ametung, selagi Ken Arok dan Ken Dedes tidak ada di dekatnya.
Pada saat yang sama pasukan Arok dan laskar rakyat yang datang dari berbagai penjuru telah tiba di Pakuwuan. Gedung Pakuwuan terkepung oleh laskar rakyat, dan para prajurit yang Tumapel pun langsung lari tunggang langgang.
Gemuruh perang yang berasal dari para prajurit Ken Arok dan laskar rakyat semakin menyeruak. Mereka telah menduduki Pakuwuan dengan membawa senjata pedang dan tombak. Laskar rakyat terdiri kelas masyarakat, termasuk para petani.
Bahkan banyak yang mengobrak-abrik bangunan yang menjadi markas persembunyian tentara dan pejabat Tumapel. Suara laskar rakyat dan pasukan Arok yang bergemuruh dan membahana itu juga menteror sejumlah tamtama dalam padepokan karena mengiringi Kebo Ijo.
Pasuka Arok dan laskar rakyat itu pun semakin merengsek ke dalam gedung Pakuwuan. Tak lama kemudian, Ken Arok dan Ken Dedes datang ke pendopo Pakuwuan. Kedatangan Arok dan Dedes ke pendopo ini langsung disambut sorak-sorai pasukan.
Bahkan, laskar pendukung Arok yang telah merangsek ke dalam.Pada saat gegap gempita menyambut kedatangan Arok dan Paramesywari inilah, sejumlah orang Pakuwuan itu melihat Kebo Ijo keluar dari Bilik Agung dengan pedang yang berlumuran darah.
Ken Arok pun bertanya kepada para tamtama yang berjaga di dalam pendopo, di mana Kebo Ijo berada. Mendengar suara Arok dan bala pasukannya, Kebo Ijo dengan pedang yang berlumuran darah itu, langsung lari ke Taman Larangan yang ada di dekat Bilik Agung.
Namun sesampainya di Taman Larangan ini, Kebo Ijo terperangkap, ia tidak bisa melarikan diri karena seluruh penjuru sudah terkepung oleh pasukan Arok.Tentu saja, Kebo Ijo langsung tertangkap basah oleh Arok dan Dedes yang diiringi oleh sejumlah pasukan.
Konon taktik Ken Arok membunuh Tunggul Ametung dengan meminjam Kebo Ijo. Tapi konsekuensinya Kebo Ijo pun harus tewas usai dibunuh Ken Arok. Pengaruh arak juga konon menjadi bagian dari pemerintahan Kertanagara raja terakhir Singasari.
Kertanagara juga dikisahkan suka mabuk miras dan bermain wanita. Bahkan ketika diserang oleh Jayakatwang dari Kediri, Kertanagara juga tengah asyik pesta miras dan melakukan ritual tantrayana bersama wanita.
Nama Tumapel sendiri awalnya sebuah kecamatan bila saat ini, hingga akhirnya menjadi sebuah kerajaan merdeka, yang menjadi cikal bakal Malang. Konon saat masih dikuasai oleh Kediri, sang penguasa Tumapel suka mabuk arak.
Bahkan konon sebelum tewas ditikam oleh Kebo Ijo dengan keris buatan Mpu Gandring, penguasa Tumapel itu tengah mabuk arak. Sang akuwu itu melarang siapapun untuk mendekat ke pendopo karena ia mau beristirahat usai semalaman mabuk.
Tunggul Ametung pun tak mau diganggu dalam kamarnya untuk beristirahat. Dikutip dari “Hitam Putih Ken Arok: Dari Kejayaan Hingga Keruntuhan”, saat itu Tunggul Ametung sempat mengancam akan membunuh Kebo Ijo.
Sebab saat itu Kebo Ijo mendekati bilik agung di dalam pendopo, yang merupakan tempatnya beristirahat. Kebo Ijo kala itu konon berteriak memanggil - manggil Tunggul Ametung. Tunggul Ametung memegang pedang dan memberikan ancaman ke Kebo Ijo.
Keadaan mabuk arak itulah membuat Tunggul Ametung, memberikan ancaman bagi siapapun yang bersuara di sekitar pendopo, untuk membelah kepalanya. Tapi suara Tunggul Ametung itu membuat Kebo Ijo semakin yakin untuk mendekatkan dirinya pada Bilik Agung.
Bahkan salah seorang tamtama memprovokasi menyatakan, bahwa Kebo Ijo hendaknya segera masuk ke Bilik Agung dan menghabisi Tunggul Ametung, selagi Ken Arok dan Ken Dedes tidak ada di dekatnya.
Pada saat yang sama pasukan Arok dan laskar rakyat yang datang dari berbagai penjuru telah tiba di Pakuwuan. Gedung Pakuwuan terkepung oleh laskar rakyat, dan para prajurit yang Tumapel pun langsung lari tunggang langgang.
Gemuruh perang yang berasal dari para prajurit Ken Arok dan laskar rakyat semakin menyeruak. Mereka telah menduduki Pakuwuan dengan membawa senjata pedang dan tombak. Laskar rakyat terdiri kelas masyarakat, termasuk para petani.
Bahkan banyak yang mengobrak-abrik bangunan yang menjadi markas persembunyian tentara dan pejabat Tumapel. Suara laskar rakyat dan pasukan Arok yang bergemuruh dan membahana itu juga menteror sejumlah tamtama dalam padepokan karena mengiringi Kebo Ijo.
Pasuka Arok dan laskar rakyat itu pun semakin merengsek ke dalam gedung Pakuwuan. Tak lama kemudian, Ken Arok dan Ken Dedes datang ke pendopo Pakuwuan. Kedatangan Arok dan Dedes ke pendopo ini langsung disambut sorak-sorai pasukan.
Bahkan, laskar pendukung Arok yang telah merangsek ke dalam.Pada saat gegap gempita menyambut kedatangan Arok dan Paramesywari inilah, sejumlah orang Pakuwuan itu melihat Kebo Ijo keluar dari Bilik Agung dengan pedang yang berlumuran darah.
Ken Arok pun bertanya kepada para tamtama yang berjaga di dalam pendopo, di mana Kebo Ijo berada. Mendengar suara Arok dan bala pasukannya, Kebo Ijo dengan pedang yang berlumuran darah itu, langsung lari ke Taman Larangan yang ada di dekat Bilik Agung.
Namun sesampainya di Taman Larangan ini, Kebo Ijo terperangkap, ia tidak bisa melarikan diri karena seluruh penjuru sudah terkepung oleh pasukan Arok.Tentu saja, Kebo Ijo langsung tertangkap basah oleh Arok dan Dedes yang diiringi oleh sejumlah pasukan.
Konon taktik Ken Arok membunuh Tunggul Ametung dengan meminjam Kebo Ijo. Tapi konsekuensinya Kebo Ijo pun harus tewas usai dibunuh Ken Arok. Pengaruh arak juga konon menjadi bagian dari pemerintahan Kertanagara raja terakhir Singasari.
Kertanagara juga dikisahkan suka mabuk miras dan bermain wanita. Bahkan ketika diserang oleh Jayakatwang dari Kediri, Kertanagara juga tengah asyik pesta miras dan melakukan ritual tantrayana bersama wanita.
(ams)