Kisah Cinta yang Terukir di Candi Kembar Plaosan dan Romantisme Beda Agama di Mataram Kuno

Jum'at, 12 Juli 2024 - 06:07 WIB
loading...
Kisah Cinta yang Terukir...
Candi Kembar Plaosan, dibuat menginspirasi kisah cinta pasutri beda agama di era Mataram Kuno. Foto/Kemenparekraf
A A A
Kisah cinta pasangan suami istri (pasutri) berbeda agama semasa Kerajaan Mataram diabadikan pada sebuah candi. Pasutri itu tak lain adalah Raja Mataram kuno Rakai Pikatan yang bernama asli Mpu Manuku dengan istrinya Pramodhawardani.

Candi yang berada di wilayah Prambanan, Klaten, Jawa Tengah, bernama Candi Plaosan Lor dan Candi Plaosan Kidul memang dibuat menginspirasi kisah cinta kedua pasutri beda agama. Candi kembar pun dibangun sebagai simbol harmonisasi pernikahan keduanya.

Kedua candi ini dibangun sekitar abad 9 Masehi, dikutip dari buku "Perempuan - Perempuan Tangguh Penguasa Tanah Jawa" candi ini bergaya arsitektur campuran Hindu dan Buddha yang menandakan pernikahan beda agama keduanya. Sebagian sejarawan menyebut candi kembar ini merupakan bentuk persembahan cinta Rakai Pikatan kepada Pramodawardhani.

Pada Candi Plaosan Lor terdapat sesuatu yang unik, dimana candi utama dikelilingi oleh 174 stupa dan candi perwara. Candi perwara merupakan ciri khas kebudayaan Hindu, sedangkan stupa merupakan cirik has kebudayaan Buddha. Hal ini menunjukkan kedua keyakinan bisa disatukan dalam ikatan cinta Pramodawardhani dan Mpu Manuku.



Sedangkan kisah cinta asmara antara Pramodawardhani dan Rakai Pikatan dikisahkan pada relief yang terpahat pada dinding kedua candi utama. Salah satu candi bercerita tentang laki-laki, sedangkan candi lainnya bercerita tentang perempuan.

Relief yang berwujud manusia dengan ukuran hampir sama dengan aslinya tersebut merupakan wujud kekaguman Rakai Pikatan terhadap istrinya Pramodawardhani. Selain Candi Plaosan, Rakai Pikatan juga membangun candi lain sebagai wujud cintanya kepada sang istri.

Candi Siwaghra namanya, yang dibangun Rakai Pikatan di abad 9 Masehi. Candi yang berlokasi di Prambanan, Sleman, Yogyakarta ini gabungan dari arsitektur kebudayaan Hindu dan Buddha. Salah satunya adanya penggunaan stupa di bangunan candi.

Tetapi sebagian sejarawan lain menyebut, Candi Siwaghra dibangun Rakai Pikatan untuk menandingi Candi Kamulan I Bhumisambhara, Jinalaya, atau Borobudur, yang dibangun semasa pemerintahan Samaratungga dan diresmikan oleh Pramodawardhani.
(hri)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1936 seconds (0.1#10.140)