Pelajar SMK di Malang Ditemukan Tewas Tak Wajar, Polisi Turun Tangan
loading...
A
A
A
MALANG - Remaja di Malang ditemukan tewas di rumahnya dengan kondisi tak wajar. Korban bernama Syahroni ini ditemukan tewas pada Jumat (5/7) dengan beberapa luka di mata dan bibirnya. Diduga korban tewas akibat dianiaya.
Polsek Gondanglegi dan Tim Inafis Satreskrim Polres Malang sudah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di rumah milik keluarga Gunawan (44) di Dusun Baran RT 13 RW 1 Desa Urek-urek, Kecamatan Gondanglegi.
Sementara jenazah Syahroni dibawa ke ruang forensik Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang untuk proses autopsi. Proses autopsi masih berlangsung guna memastikan penyebab kematian pelajar SMK swasta di Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang.
Perangkat Desa Urek Urek, Sulaiman Arif menjelaskan, korban awalnya ditemukan tak bernyawa di ruang tamu rumahnya oleh sang ibu. Tapi sang ibu tak tahu bahwa anaknya sudah meninggal, ia menyangka anaknya tertidur karena dua hari tidak pulang ke rumah.
”Jumat dini hari itu ibunya kesandung tubuh korban di ruang tamu rumahnya. Tapi sama ibunya dikira tidur, karena kan dua hari tidak pulang. Kebetulan ibunya mengalami gangguan penglihatan,” ujar Sulaiman Arif, Sabtu (6/7/2024)
Namun, hingga sore korban tidak kunjung bangun. Sehingga membuat ibunya curiga. Ketika hendak dibangunkan, tubuh korban sudah kaku dan dingin. Apalagi saat dicek ponsel korban juga sudah hilang.
”Seketika itu, ibu korban teriak, hingga membuat tetangganya berdatangan. Berdasarkan keterangan keluarganya, ponsel korban hilang,” ujar Arif kembali.
Kasat Reskrim Polres Malang, AKP Gandha Syah Hidayat mengatakan berdasarkan keterangan ibu korban, dini hari tadi pihaknya mendengar mendengar suara kaki masuk ke dalam rumahnya.
”Namun belum bisa dipastikan, apakah suara kaki itu merupakan suara kaki korban, atau suara kaki orang yang mengantarkan korban,” kata Gandha.
Sebelum tewas, korban diselimuti oleh adiknya karena melihat kakinya dingin. Kemudian, ketika hendak dibangunkan pada sore, tubuh korban sudah kaku. ”Ketika tetangga sekitar mengecek tubuh korban, ditemukan ada luka di bagian mata dan bibir,” ujarnya.
Dirinya belum bisa memastikan penyebab luka yang ada di tubuh korban itu akibat penganiayaan atau pembunuhan. Sebab proses autopsi di ruang jenazah RSSA Malang masih berlangsung. ”Tim forensik juga telah mengambil sampel lambung korban,” terangnya.
Sampai saat ini, polisi tengah melakukan penyelidikan dan pemeriksaan saksi-saksi untuk mengungkap kasus tersebut. ”Kami masih lakukan penyelidikan mendalam, untuk mencari titik terang dari perkara ini,” pungkasnya.
Polsek Gondanglegi dan Tim Inafis Satreskrim Polres Malang sudah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di rumah milik keluarga Gunawan (44) di Dusun Baran RT 13 RW 1 Desa Urek-urek, Kecamatan Gondanglegi.
Sementara jenazah Syahroni dibawa ke ruang forensik Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang untuk proses autopsi. Proses autopsi masih berlangsung guna memastikan penyebab kematian pelajar SMK swasta di Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang.
Perangkat Desa Urek Urek, Sulaiman Arif menjelaskan, korban awalnya ditemukan tak bernyawa di ruang tamu rumahnya oleh sang ibu. Tapi sang ibu tak tahu bahwa anaknya sudah meninggal, ia menyangka anaknya tertidur karena dua hari tidak pulang ke rumah.
”Jumat dini hari itu ibunya kesandung tubuh korban di ruang tamu rumahnya. Tapi sama ibunya dikira tidur, karena kan dua hari tidak pulang. Kebetulan ibunya mengalami gangguan penglihatan,” ujar Sulaiman Arif, Sabtu (6/7/2024)
Namun, hingga sore korban tidak kunjung bangun. Sehingga membuat ibunya curiga. Ketika hendak dibangunkan, tubuh korban sudah kaku dan dingin. Apalagi saat dicek ponsel korban juga sudah hilang.
”Seketika itu, ibu korban teriak, hingga membuat tetangganya berdatangan. Berdasarkan keterangan keluarganya, ponsel korban hilang,” ujar Arif kembali.
Kasat Reskrim Polres Malang, AKP Gandha Syah Hidayat mengatakan berdasarkan keterangan ibu korban, dini hari tadi pihaknya mendengar mendengar suara kaki masuk ke dalam rumahnya.
”Namun belum bisa dipastikan, apakah suara kaki itu merupakan suara kaki korban, atau suara kaki orang yang mengantarkan korban,” kata Gandha.
Sebelum tewas, korban diselimuti oleh adiknya karena melihat kakinya dingin. Kemudian, ketika hendak dibangunkan pada sore, tubuh korban sudah kaku. ”Ketika tetangga sekitar mengecek tubuh korban, ditemukan ada luka di bagian mata dan bibir,” ujarnya.
Dirinya belum bisa memastikan penyebab luka yang ada di tubuh korban itu akibat penganiayaan atau pembunuhan. Sebab proses autopsi di ruang jenazah RSSA Malang masih berlangsung. ”Tim forensik juga telah mengambil sampel lambung korban,” terangnya.
Sampai saat ini, polisi tengah melakukan penyelidikan dan pemeriksaan saksi-saksi untuk mengungkap kasus tersebut. ”Kami masih lakukan penyelidikan mendalam, untuk mencari titik terang dari perkara ini,” pungkasnya.
(ams)