Mendag Lepas Ekspor 10 Kontainer Kopi Deliserdang Senilai USD1,48 Juta ke Amerika
loading...
A
A
A
MEDAN - Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan melepas ekspor sebanyak 10 kontainer produk kopi gayo dengan tujuan Amerika Serikat. Nilai produk kopi seberat 192 ton itu mencapai USD1,48 juta atau senilai Rp24,1 miliar (dengan kurs Rp16.322).
Pelepasan ekspor kopi ini dilaksanakan di Desa Sei Semayang, Kecamatan Sunggal, Deliserdang, Sumatera Utara pada Senin (1/7/2024).
Hadir dalam pelepasan itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumatera Utara Mulyadi, serta sejumlah anggota Asosaisi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Sumatera Utara.
Zulkifli Hasan (Zulhas) dalam sambutannya menyebut kopi merupakan produk unggulan yang pasarnya sangat luas. Mulai dari Amerika, Eropa, Afrika, Timur Tengah, Asean, bahkan kini hingga ke Asia Selatan, yang selama ini masyarakatnya lebih suka mengkonsumsi teh.
Oleh karena itu, Zulhas memberikan apresiasi kepada Ujang Jaya Internasional yang telah berhasil menjalin kerjasama ekspor ke luar negari sekaligus mendorong kesejahteraan petani.
"Sekarang semua orang minum kopi. Oleh karena itu saya apresiasi kegiatan ekspor ini. Kita harapkan kegiatan ekspor betul-betul ini adalah ungulan. Kenapa? Karena ekspor menghasilkan devisa dan ekspor membantu petani," kata Zulhas, Senin (1/7/2024).
Zulhas pun meminta untuk terus meningkatnya kualitas produk ekspor dengan meningkatkan kemampuan petani untuk memproduksi kopi yang baik.
"Tadi pesan saya, kualitasnya. Dibina petani dengan baik. karena kalau petani tidak dibina, mereka tidak memiliki kemampuan yang lengkap. Bagaimana mengelola kopi dengan baik, cara memetik, cara mengeringkan, cara mengolah, bibit yang bagus, permodalan dan lain-lain," sebut Zulhas.
Sedangkan untuk meningkatkan pemasaran, Zulhas mengajak produsen dan eksportir kopi di Sumatra Utara untuk ikut meramaikan Expo yang akan digelar pada Oktober 2024 dan Mei 2025 mendatang. Di mana pada Expo, pemerintah akan membuka pasar internasional dengan mengundang buyer dari seluruh dunia.
"Kita harap nanti dari sini juga ikut, agar pasar kopi kita semakin luas," pungkas Zulhas.
Direktur Utama PT Ujang Jaya Internasional, Iradhah Hasnan menjelaskan, mereka telah melakukan ekspor kopi sejak tahun 2004 lalu. Di awali dengan ekspor dalam jumlah kecil hingga kini mereka telah menjadi pemasok untuk salah satu roastery kopi terbesar di dunia Starbucks.
"Iya kita mengumpulkan kopi dari petani yang sudah kita bina dan produksinya telah kita arahkan untuk memenuhi standar ekspor yang diinginkan buyer kita," kata Iradhah.
Iradhah mengaku saat ini, para petani yang mereka bina masih kesulitan permodalan. Sehingga diharapkan pemerintah dapat membantu dengan meyakinkan perbankan untuk memberikan bantuan permodalan lewat mekanisme resi gudang.
Dia menyebut selama ini memang petani yang dibina kesulitan soal resi gudang itu. Banyak perbankan yang tidak percaya, karena memang banyak kasus, petani mampu memproduksi tapi tak memiliki pasar untuk dijual, akhirnya produknya menumpuk dan kualiatas serta harganya turun.
"Kita harapkan dengan kedatangan pak Menteri ini ada solusi agar resi gudang bisa dimaksimalkan untuk permodalan petani kopi," ujarnya.
Pelepasan ekspor kopi ini dilaksanakan di Desa Sei Semayang, Kecamatan Sunggal, Deliserdang, Sumatera Utara pada Senin (1/7/2024).
Hadir dalam pelepasan itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumatera Utara Mulyadi, serta sejumlah anggota Asosaisi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Sumatera Utara.
Zulkifli Hasan (Zulhas) dalam sambutannya menyebut kopi merupakan produk unggulan yang pasarnya sangat luas. Mulai dari Amerika, Eropa, Afrika, Timur Tengah, Asean, bahkan kini hingga ke Asia Selatan, yang selama ini masyarakatnya lebih suka mengkonsumsi teh.
Oleh karena itu, Zulhas memberikan apresiasi kepada Ujang Jaya Internasional yang telah berhasil menjalin kerjasama ekspor ke luar negari sekaligus mendorong kesejahteraan petani.
"Sekarang semua orang minum kopi. Oleh karena itu saya apresiasi kegiatan ekspor ini. Kita harapkan kegiatan ekspor betul-betul ini adalah ungulan. Kenapa? Karena ekspor menghasilkan devisa dan ekspor membantu petani," kata Zulhas, Senin (1/7/2024).
Zulhas pun meminta untuk terus meningkatnya kualitas produk ekspor dengan meningkatkan kemampuan petani untuk memproduksi kopi yang baik.
"Tadi pesan saya, kualitasnya. Dibina petani dengan baik. karena kalau petani tidak dibina, mereka tidak memiliki kemampuan yang lengkap. Bagaimana mengelola kopi dengan baik, cara memetik, cara mengeringkan, cara mengolah, bibit yang bagus, permodalan dan lain-lain," sebut Zulhas.
Sedangkan untuk meningkatkan pemasaran, Zulhas mengajak produsen dan eksportir kopi di Sumatra Utara untuk ikut meramaikan Expo yang akan digelar pada Oktober 2024 dan Mei 2025 mendatang. Di mana pada Expo, pemerintah akan membuka pasar internasional dengan mengundang buyer dari seluruh dunia.
"Kita harap nanti dari sini juga ikut, agar pasar kopi kita semakin luas," pungkas Zulhas.
Direktur Utama PT Ujang Jaya Internasional, Iradhah Hasnan menjelaskan, mereka telah melakukan ekspor kopi sejak tahun 2004 lalu. Di awali dengan ekspor dalam jumlah kecil hingga kini mereka telah menjadi pemasok untuk salah satu roastery kopi terbesar di dunia Starbucks.
"Iya kita mengumpulkan kopi dari petani yang sudah kita bina dan produksinya telah kita arahkan untuk memenuhi standar ekspor yang diinginkan buyer kita," kata Iradhah.
Iradhah mengaku saat ini, para petani yang mereka bina masih kesulitan permodalan. Sehingga diharapkan pemerintah dapat membantu dengan meyakinkan perbankan untuk memberikan bantuan permodalan lewat mekanisme resi gudang.
Dia menyebut selama ini memang petani yang dibina kesulitan soal resi gudang itu. Banyak perbankan yang tidak percaya, karena memang banyak kasus, petani mampu memproduksi tapi tak memiliki pasar untuk dijual, akhirnya produknya menumpuk dan kualiatas serta harganya turun.
"Kita harapkan dengan kedatangan pak Menteri ini ada solusi agar resi gudang bisa dimaksimalkan untuk permodalan petani kopi," ujarnya.
(shf)