Bertemu Haedar Nashir, Dubes Jepang Masaki Yasushi Jajaki Kerja Sama Pendidikan

Rabu, 26 Juni 2024 - 14:58 WIB
loading...
A A A
“Bentuk-bentuk ekstrem lainnya sering dipicu oleh konstelasi politik global yang tidak positif. Salah satunya disebabkan oleh agresi dan kebrutalan Israel yang terus-menerus terjadi di Palestina, sehingga memicu pandangan yang bersifat reaktif terhadap tindakan seperti itu,” jelas Haedar.

Sebagian masalah ini juga menyangkut agama. Padahal dalam kasus Palestina dan Israel bukan soal agama, melainkan soal kemerdekaan. Selain itu, juga Islamophobia yang berlebihan di barat, seperti halnya senator atau tokoh yang membakar Alquran yang kemudian menimbulkan reaksi keras.

“Reaksi keras itu bukan ektrimisme, tetapi bentuk sikap untuk menjaga agama, dan keberagamaan dalam ekstrem. Di sinilah persoalan ekstrimisme, radikalisme, terorisme bukan merupakan persoalan yang sederhana,” tegas Haedar.

Secara umum, umat Islam di Indonesia sejatinya Islam yang moderat. Muhammadiyah terus berupaya meningkatkan moderasi beragama pada hal-hal yang subtantif.

“Silakan mengunjungi lembaga-lembaga pendidikan Muhammadiyah yang berada di daerah, khususnya di Indonesia Timur. Bagaimana Muhammadiyah menjadi role model dalam moderasi beragama dan juga dalam membangun masyarakat dalam kemajemukan,” katanya.
(wib)
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1951 seconds (0.1#10.140)