Ini Penyebab Bengkulu 2 Kali Diguncang Gempa Tektonik

Kamis, 20 Agustus 2020 - 16:39 WIB
loading...
Ini Penyebab Bengkulu...
Foto/SINDOnews/Ilustrasi
A A A
BENGKULU - Gempa bumi dua kali terjadi dengan magnitudo M6,9 dan M6,8 di perairan barat Provinsi Bengkulu pada Rabu (19/8/2020) pukul 05:23 WIB dan 05:29 WIB. Kendati pusat gempa bumi berada di tengah laut, tetapi tak menimbulkan tsunami.

Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Kemen ESDM) Kasbani mengatakan, berdasarkan analisis posisi pusat gempa bumi, kedalaman, dan mekanisme sumber berupa sesar naik, gempa bumi ini berasosiasi dengan aktivitas penunjaman Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia. (BACA JUGA: Bengkulu Diguncang Gempa 6,9 SR Dirasakan hingga Liwa Lampung )

Gempa bumi ini merupakan gempa bumi interface yang terjadi pada bidang gesek antara kedua lempeng tersebut. Di sekitar pusat gempa bumi ini pernah juga terjadi kejadian gempa bumi yang menyebabkan kerusakan di Kota Bengkulu di antaranya pada tahun 2000 dan 2007. (BACA JUGA: Diperkenalkan di Paris Airshow, Tumbang saat Krisis Moneter dan Berakhir di Museum )

Seperti informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), pusat gempa bumi pertama terletak pada koordinat 100,91° BT dan 4,5° LS (berlokasi 169 km barat daya Kota Bengkulu), dengan magnitudo M6,9 pada kedalaman 10 km.

Sedangkan, gempa bumi kedua terletak pada koordinat 101,56° BT dan 3,74° LS (berlokasi 78 km barat daya Kab. Bengkulu Utara, Bengkulu), dengan magnitudo M6,8 pada kedalaman 11 km.

Sementara, United States Geological Survey, Amerika Serikat, menginformasikan bahwa gempa bumi pertama berpusat di koordinat 101,134° BT dan 4,354° LS pada kedalaman 22,0 km dengan magnitudo M6,8, dan gempa kedua di koordinat 101,228° BT dan 4,278° LS pada kedalaman 26,0 km dengan magnitudo M6,9.

GeoForschungsZentrum (GFZ) Jerman melalui GEOFON program menginformasikan bahwa gempa bumi pertama berpusat di koordinat 101,31° BT dan 4,18° LS dengan magnitudo 6,5 Mw dan kedalaman 39 km, serta yang kedua di koordinat 101,34° BT dan 4,12° LS pada kedalaman 40 km dengan magnitudo 6,6 Mw. GFZ juga menginfokan bahwa kedua gempa bumi tersebut mempunyai mekanisme sumber sesar naik.

"Pusat gempa bumi berada di Samudera Indonesia di sebelah barat daya Pulau Sumatera. Kegempaan di Pulau Sumatera sangat dipengaruhi oleh penunjaman Sunda di sebelah barat Pulau Sumatera, Sesar Mentawai, dan Sesar Besar Sumatera," kata Kepala PVMBG Kasbani, Rabu (19/8/2020).

Kasbani mengemukakan, wilayah yang berdekatan dengan pusat gempa adalah pesisir barat Bengkulu. Secara litologi, wilayah pesisir barat Bengkulu umumnya tersusun oleh batuan sedimen berumur Kuarter dan Formasi Bintunan yang terdiri dari konglomerat aneka bahan, breksi, batugamping terumbu, batulempung tufan, berbatuapung, kayu terkersikkan berumur Plistosen.

"Guncangan gempa bumi pada umumnya akan dirasakan lebih kuat pada wilayah yg disusun oleh batuan Kuarter serta batuan Tersier yang telah mengalami pelapukan karena bersifat urai, lepas, tidak kompak dan memperkuat efek guncangan," ujar Kasbani.

Terkait dampak gempa, tutur Kasbani, berdasarkan informasi dari Pos Pengamatan Gunung Kaba, Kecamatan Curup, Kabupaten Rejanglebong, Bengkulu dan Gunung Dempo, Kecamatan Pagar Alam, Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan, guncangan gempa bumi dirasakan dengan intensitas III Modified Mercalli Intensity (MMI).

Sedangkan dari Pos Pengamatan Gunung Marapi, Kota Bukittinggi, Sumatera Barat dan Gunung Talang, Solok, Sumatera Barat, gempa bumi terekam di stasiun seismik pemantau gunungapi. Namun guncangannya tidak dirasakan, intensitas hanya I MMI.

"Berdasarkan informasi dari BPBD Kota Bengkulu, guncangan dirasakan cukup kuat dan membuat warga di Kota Bengkulu sedikit panik dan keluar rumah," tutur Kepala PVMBG.

BMKG menginformasikan bahwa guncangan gempa bumi dirasakan di Bengkulu, Bengkulu Utara, Muko-muko, Seluma, dan Kepahiang dengan intensitas IV MMI, serta di Bengkulu Selatan, Kaur, Curup, Lebong, Lubuk Linggau, Liwa, Padang, Painan dan Mentawai dengan intensitas II-III MMI.

Gempa bumi ini tidak menyebabkan tsunami, karena walaupun gempa bumi berpusat di laut, namun energinya tidak cukup kuat untuk memicu terjadinya tsunami. Hingga tanggapan ini dibuat, belum ada informasi terkait kerusakan yang diakibatkan gempa bumi ini.
(awd)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2459 seconds (0.1#10.140)