Jumlah OTG Positif Rapid Test di Gunungkidul Jadi 17 Orang
loading...
A
A
A
GUNUNGKIDUL - Gara-gara pasien yang tidak mau jujur dan melakukan isolasi persebaran Covid-19 di Gunungkidul terus bertambah. Bahkan saat ini jumlah orang tanpa gejala (OTG) dan dilakukan rapid test reaktif juga bertambah menjadi 17 orang.
Juru Bicara Gugus tugas penanganan Covid-19 Pemkab Gunungkidul, Dewi Irawaty mengatakan, penambahan jumlah warga yang dinyatakan reaktif hasil rapid tes ini berdasarkan tracing dari kasus di Kecamatan Wonosari. Pergerakan pasien positif langsung dilakukan penelusuran.
"Sekarang sudah 17 orang yang masuk karantina di RSUD Saptosari," terangnya kepada wartawan di Wonosari Jumat (1/5/2020).
Dijelaskannya, sebelumnya jumlah warga yang masuk karantina sebanyak 12 orang. Kemudian seiring penelusuran atau tracing kemudian ada lagi warga yang dinyatakan positif versi rapid test.
"Mudah-mudahan tidak tambah lagi. Karena kami masih terus melakukan penelitian epidemiologis. Sampai sejauh mana pasien positif melakukan kontak langsung dengan warga, karena di satu kompleks sudah 6 orang positif hasil swab, kemudian semakin menyebar, " ulasnya.
Dewi melanjutkan, pihaknya memang memilih isolasi atau karantina bersama daripada isolasi mandiri. Upaya melakukan karantina bersama ini lantaran sulitnya pengendalian pergerakan saat isolasi mandiri. Hal ini berdasarkan pengalaman kasus pasien positif yang sudah terlanjur bergerak mulai dari masjid, toko dan lingkungan sekitar.
"Akhirnya setelah kami menggelar rapat bersama bupati dan Forkompimda, diputuskan ke RSUD Saptosari," katanya.
Meskipun dikarantina namun mereka tidak mendapatkan pelayanan medis lantaran mereka masuk OTG. Dengan demikian diharapkan hasil swab negatif sehingga mereka bisa segera kembali ke rumah masing - masing.
Juru Bicara Gugus tugas penanganan Covid-19 Pemkab Gunungkidul, Dewi Irawaty mengatakan, penambahan jumlah warga yang dinyatakan reaktif hasil rapid tes ini berdasarkan tracing dari kasus di Kecamatan Wonosari. Pergerakan pasien positif langsung dilakukan penelusuran.
"Sekarang sudah 17 orang yang masuk karantina di RSUD Saptosari," terangnya kepada wartawan di Wonosari Jumat (1/5/2020).
Dijelaskannya, sebelumnya jumlah warga yang masuk karantina sebanyak 12 orang. Kemudian seiring penelusuran atau tracing kemudian ada lagi warga yang dinyatakan positif versi rapid test.
"Mudah-mudahan tidak tambah lagi. Karena kami masih terus melakukan penelitian epidemiologis. Sampai sejauh mana pasien positif melakukan kontak langsung dengan warga, karena di satu kompleks sudah 6 orang positif hasil swab, kemudian semakin menyebar, " ulasnya.
Dewi melanjutkan, pihaknya memang memilih isolasi atau karantina bersama daripada isolasi mandiri. Upaya melakukan karantina bersama ini lantaran sulitnya pengendalian pergerakan saat isolasi mandiri. Hal ini berdasarkan pengalaman kasus pasien positif yang sudah terlanjur bergerak mulai dari masjid, toko dan lingkungan sekitar.
"Akhirnya setelah kami menggelar rapat bersama bupati dan Forkompimda, diputuskan ke RSUD Saptosari," katanya.
Meskipun dikarantina namun mereka tidak mendapatkan pelayanan medis lantaran mereka masuk OTG. Dengan demikian diharapkan hasil swab negatif sehingga mereka bisa segera kembali ke rumah masing - masing.
(nun)