Kisah Persahabatan Kerajaan Sunda dan Majapahit sebelum Perang Bubat Pecah

Kamis, 23 Mei 2024 - 06:58 WIB
loading...
Kisah Persahabatan Kerajaan Sunda dan Majapahit sebelum Perang Bubat Pecah
Jauh sebelum berkonflik dengan Kerajaan Majapahit usai Perang Bubat, Sunda memiliki hubungan baik. Foto/Ilustrasi/FB @thelostofmajapahit
A A A
Jauh sebelum berkonflik dengan Kerajaan Majapahit usai Perang Bubat, Sunda memiliki hubungan baik. Keduanya bahkan berinteraksi dan bahkan pendiri Kerajaan Majapahit, merupakan keturunan tanah Sunda.

Darmasiksa Prabu Sanghyang Wisnu, raja ke-24 Sunda memiliki putra mahkota bernama Rakryan Jayadarma yang berkedudukan di Pakuan, Sunda. Berdasarkan penelusuran beberapa sumber sejarah, Rakryan Jayadarma merupakan menantu Mahisa Campaka dari Singhasari, dari Jawa Timur, karena ia menikah dengan putrinya yang bernama Dyah Lembu Tal.

Pernikahannya dengan Dyah Lembu Tal, Rakryan Jayadarma memiliki putra bernama Nararya Sanggramawijaya, Dyah Wijaya atau Raden Wijaya, yang lahir di Pakuan. Karena Jayadarma wafat dalam usia muda, Lembu Tal dan Nararya Sanggramawijaya kembali ke Singhasari.

Dikutip dari "Perang Bubat 1279 Saka : Membongkar Fakta Kerajaan Sunda vs Kerajaan Majapahit", pendapat mengenai Nararya Sanggramawijaya (Jaka Sesuruh) lahir dari Pajajaran (Sunda) pula diungkapkan oleh Babad Tanah Jawa. Menurut naskah tersebut, Jaka Susuruh yang merupakan keturunan Jayadarma merupakan penerus takhta Sunda yang sah.



Namun sesudah Jayadarma mangkat, Jaka Sesuruh tidak bersedia menjadi raja di Sunda, melainkan di Majapahit. Selama tinggal di Singhasari, Nararya Sanggramawijaya atau Jaka Sesuruh mengabdi pada Kertanagara. Oleh Kertanagara, Nararya Sanggramawijaya dinikahkan dengan keempat putrinya yakni Sri Tribhuwaneswari, Narendraduhita, Prajnyaparamita, dan Gayatri. Melalui pernikahan tersebut mengukuhkan hubungan kekeluargaan antara Sunda, Singhasari, dan Majapahit.

Sementara hubungan Sunda Galuh dengan Majapahit, terjalin ketika Raden Wijaya yang merupakan anak dari pernikahan keluarga raja Sunda dengan Dyah Lembu Tal dari Singasari, atau anak dari Mahisa Campaka. Raden Wijaya ini akhirnya mendirikan kerajaan baru, dan naik tahta di Majapahit, kerajaan baru yang ia dirikan.

Semasa Kertanagara dari Singasari merealisasikan Ekspedisi Pamalayu, menjalin persahabatan dengan Kerajaan Dharmasraya (Melayu). Pada masa itu, Kertanagara mengirimkan Patung Amoghapasa pada Raja Dharmasraya.

Sementara Raja Dharmasraya menyerahkan dua putrinya, yakni Dara Jingga dan Dara Petak pada Kertanagara. Dara Jingga menikah dengan Mahisa Nabrang. Dara Petak menikah dengan Nararya Sanggramawijaya.

Dari pernikahan antara Nararya Sanggramawijaya (Sunda, Singhasari) dengan Dara Petak (Dharmasraya) maka terbentuklah hubungan yang erat antara Sunda, Singhasari, dan Dharmasraya. Karena Nararya Sanggramawijaya kelak menjadi raja Majapahit; maka hubungan antara Sunda, Dharmasraya, dan Majapahit tetap terjaga dengan baik.
(hri)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1197 seconds (0.1#10.140)
pixels