Kepala BKKBN Apresiasi Tren Keluarga Berisiko Stunting Turun di Palembang

Selasa, 21 Mei 2024 - 21:57 WIB
loading...
A A A
Sementara itu, persentase keluarga dengan pasangan usia subur menurut 4 Terlalu (Terlalu Muda, Terlalu Tua, Terlalu Dekat, dan Terlalu Banyak anak) yang tidak menggunakan KB modern di Kota Palembang, didominasi faktor terlalu tua dan terlalu banyak. Dari jumlah 195.197 keluarga sasaran dengan pasangan usia subur, terdapat 25,57% terlalu tua dan 22,56% terlalu banyak.

“Sebenernya potret ini bisa menjadi satu pedoman untuk melakukan kebijakan,” tegas Hasto.

Adapun jumlah Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang bertugas di Kota Palembang sebanyak 980 tim dengan jumlah 2.940 kader.

Dari data yang ditampilkan, Hasto membuat simulasi bagi Kota Palembang. Dengan penduduk sekitar 1,7 juta, terdapat 18 kehamilan per 1000 penduduk. Pertahun akan lahir sebanyak 30.000 bayi, perbulan 2.500 bayi dan perhari 84 bayi lahir dengan risiko stunting hanya 16 bayi.

"Jadi, dengan jumlah kader TPK sebanyak 2.940 orang, per kader hanya akan mendampingi ibu hamil sebanyak 10-11 kasus pertahun," ujar Hasto.

Menurut Hasto, kasus stunting muncul di antaranya karena adanya pernikahan baru. Di Kota Palembang, yang mengisi catatan nikah dan dilaporkan ke BKKBN sebanyak 8.909 orang.

"Nama dan alamatnya saya punya," ujar Hasto, seraya menambahkan, siapa saja yang nikah di Kota Palembang akan mengisi SIMKAH (Sistem Informasi Manajemen Nikah) Kementerian Agama.

Dari 8.909 calon pengantin (catin) yang datanya masuk ke SIMKAH, hanya 4,8% atau 427 catin yang mengisi aplikasi Elsimil (elektronik Siap Nikah dan Hamil). “Saya berharap ini ditingkatkan,” harapnya.

Dari data aplikasi Elsimil BKKBN Per 31 Desember 2023, dari jumlah catin 427 yang mengisi elsimil, yang mengalami anemia tidak begitu banyak, angkanya 11,7%, tapi yang tidak memeriksakan Hb ada sebanyak 15%.

Sementara, jumlah catin yang mengalami kekurangan energi kronik (KEK) lumayan banyak, berada di angka 18,5%.
“Ini kalau melahirkan bisa stunting anaknya. Jadi sebetulnya kalau mau menikah bisa ditangkap ini kasusnya (red),” ucapnya.

Hasto berharap elemen terkait di Kota Palembang agar lebih rajin lagi memotivasi mereka yang mau menikah untuk memeriksakan kesehatannya dan mengisi aplikasi Elsimil. Ini karena animo catin masih rendah.

Dalam kunjungan kerja kali ini, Hasto juga menyaksikan pemberian sertifikat kepala kepada 14 mitra kerja yang selama ini membantu upaya penurunan stunting di Kota Palembang.

Dalam kunjunganya di RS Pusri, Hasto dan Pj. Wali Kota Palembang mengecek langsung satu per satu ruangan pelayanan KB. Tak hanya itu, Hasto dan Ratu Dewa sempat berbincang dengan masyarakat yang sedang melakukan pemasangan KB.

Pj. Wali Kota Ratu Dewa mengungkapkan, pemasangan KB yang ditinjau kali ini merupakan KB steril seumur hidup.

Terkait kunjungan tersebut, dokter Hasto menjelaskan, saat ini pihaknya sedang gencar mengkampanyekan pelayanan kontrasepsi bagi laki-laki.

"Melihat pelayanan kontrasepsi mantap yakni steril untuk seumur hidup, kita juga kampanye di mana-mana bahwa KB pria juga ditingkatkan," ujar Hasto.

Pihaknya nanti akan bertemu penyuluh-penyuluh untuk kampanye KB pria. "Disteril itu tidak apa- apa. Dan juga sekarang ada KB susuk 1 batang. Paling banyak 2 batang. Ini praktis. Pasangnya juga tidak sakit," ungkapnya.

Hasto juga mengingatkan tentang penting ber-KB supaya jarak anak tidak terlalu dekat sehingga angka stunting turun. "Jarak hamil dan jarak melahirkan juga menentukan anaknya stunting atau tidak," ucapnya.

Dalam kunjungannya, Hasto juga mengapresiasi Kampung KB Cempaka di Kota Palembang.

Menurutnya, Kampung KB Cempaka sangat komprehensif dalam penanganan stunting, mulai dari budidaya ikan, itik, burung dan lain-lain.

"Saya keliling Indonesia, di sini agak unik karena banyak yang langka. Ada berbagai budidaya yang menjadi pembeda di sini. Saya kira praktek di sini juga praktek penurunan angka stunting," ujarnya.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1046 seconds (0.1#10.140)
pixels