Status Masih Awas, Badan Geologi Sebut Peralatan Pemantau Gunung Ibu Rusak
loading...
A
A
A
BANDUNG - Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Muhammad Wafid melaporkan, saat ini satu peralatan pemantauan di Gunung Ibu di Halmahera Barat, Maluku Utara mengalami kerusakan.
Menurut Wafid, kerusakan alat yang berlokasi di 1,5 Km dari pusat erupsi Gunung Ibu tersebut akibat terkena material produk erupsi.
"Satu peralatan pemantauan di Gunung Ibu sedang mengalami kerusakan dimungkinkan akibat terkena material produk erupsi," ucap Wafid dalam keterangannya, Senin (20/5/2024).
Wafid mengatakan, pihaknya pun telah berhasil memasang peralatan seismik di Stasiun Repeater GIN. “Alat yang rusak telah berjalan kembali dan dapat merekam aktivitas kegempaan,” ujarnya.
Berdasarkan hasil pemantauan visual dan instrumental Senin (20/5/2024) pukul 12.00 WIT, kata Wafid, aktivitas vulkanik Gunung Ibu masih tinggi. “Karena itu tingkat aktivitas Gunung Ibu masih tetap di Level IV atau Awas," ungkapnya.
Pihaknya pun meminta masyarakat di sekitar Gunung Ibu dan pengunjung atau wisatawan agar tidak beraktivitas, mendaki, dan mendekati Gunung Ibu di dalam radius 4 km dan sektoral 7 km dari arah bukaan kawah di bagian utara dari kawah aktif Gunung Ibu.
“Jika terjadi hujan abu, masyarakat yang beraktivitas di luar rumah disarankan untuk menggunakan pelindung hidung, mulut (masker), dan mata (kacamata)," katanya.
Pihaknya juga meminta asyarakat di sekitar Gunung Ibu untuk mewaspadai potensi lahar di sungai-sungai yang berhulu di bagian puncak Gunung Ibu, terutama bila terjadi hujan lebat di bagian puncak.
"Masyarakat di sekitar Gunung Ibu diharap tenang tidak terpancing isu-isu tentang erupsi Gunung Ibu, dan agar senantiasa mengikuti arahan dari BPBD Provinsi Maluku Utara dan BPBD Kabupaten Halmahera Barat," imbuhnya.
Wafid mengatakan, masyarakat maupun pemerintah daerah dan instansi terkait lainnya dapat memantau perkembangan aktivitas dan rekomendasi Gunung Ibu melalui aplikasi Magma Indonesia atau melalui website Badan Geologi serta media sosial PVMBG.
"Tingkat aktivitas Gunung Ibu akan ditinjau kembali jika terdapat perubahan visual dan kegempaan yang signifikan," tandasnya.
Menurut Wafid, kerusakan alat yang berlokasi di 1,5 Km dari pusat erupsi Gunung Ibu tersebut akibat terkena material produk erupsi.
"Satu peralatan pemantauan di Gunung Ibu sedang mengalami kerusakan dimungkinkan akibat terkena material produk erupsi," ucap Wafid dalam keterangannya, Senin (20/5/2024).
Wafid mengatakan, pihaknya pun telah berhasil memasang peralatan seismik di Stasiun Repeater GIN. “Alat yang rusak telah berjalan kembali dan dapat merekam aktivitas kegempaan,” ujarnya.
Berdasarkan hasil pemantauan visual dan instrumental Senin (20/5/2024) pukul 12.00 WIT, kata Wafid, aktivitas vulkanik Gunung Ibu masih tinggi. “Karena itu tingkat aktivitas Gunung Ibu masih tetap di Level IV atau Awas," ungkapnya.
Pihaknya pun meminta masyarakat di sekitar Gunung Ibu dan pengunjung atau wisatawan agar tidak beraktivitas, mendaki, dan mendekati Gunung Ibu di dalam radius 4 km dan sektoral 7 km dari arah bukaan kawah di bagian utara dari kawah aktif Gunung Ibu.
“Jika terjadi hujan abu, masyarakat yang beraktivitas di luar rumah disarankan untuk menggunakan pelindung hidung, mulut (masker), dan mata (kacamata)," katanya.
Pihaknya juga meminta asyarakat di sekitar Gunung Ibu untuk mewaspadai potensi lahar di sungai-sungai yang berhulu di bagian puncak Gunung Ibu, terutama bila terjadi hujan lebat di bagian puncak.
"Masyarakat di sekitar Gunung Ibu diharap tenang tidak terpancing isu-isu tentang erupsi Gunung Ibu, dan agar senantiasa mengikuti arahan dari BPBD Provinsi Maluku Utara dan BPBD Kabupaten Halmahera Barat," imbuhnya.
Wafid mengatakan, masyarakat maupun pemerintah daerah dan instansi terkait lainnya dapat memantau perkembangan aktivitas dan rekomendasi Gunung Ibu melalui aplikasi Magma Indonesia atau melalui website Badan Geologi serta media sosial PVMBG.
"Tingkat aktivitas Gunung Ibu akan ditinjau kembali jika terdapat perubahan visual dan kegempaan yang signifikan," tandasnya.
(wib)