Bank Jatim Perbesar Kontribusi Kredit Sektor UMKM

Rabu, 19 Agustus 2020 - 12:21 WIB
loading...
Bank Jatim Perbesar...
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa (kiri) memberikan potongan tumpeng kepada Direktur Utama Bank Jatim, Busrul Iman saat peringatan HUT ke-59 Bank Jatim di Kantor Pusat Bank Jatim. Foto/Ist
A A A
SURABAYA - PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk atau Bank Jatim akan meningkatkan penyaluran kredit ke sektor Usaha Kecil, Mikro dan Menengah (UMKM).

Saat ini, kontribusi sektor tersebut dari seluruh kredit Bank Jatim sekitar 10%. Hingga akhir tahun ini ditargetkan bisa naik ke angka 20%.

Direktur Utama Bank Jatim Busrul Iman mengatakan, sebagai bank daerah, pihaknya berkomitmen menjadi bank yang bisa menggerakkan perekonomian daerah.

Menurutnya, Potensi Jatim dari sisi pelaku UMKM sangat besar. “Artinya kita sebagai bank daerah punya peluang. Sehingga kami punya konsep untuk memperbanyak kontribusi UMKM paling tidak bisa 20% (dari total kredit Bank Jatim),” katanya, Rabu (19/8/2020).

Emiten berkode saham BJTM itu telah memetakan potensi UMKM yang bisa memanfaatkan dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dari pemerintah pusat sebesar Rp2 triliun.

Nantinya pemanfaatan ‘dana titipan’ ini akan terbagi menjadi dua pola penyaluran. Yakni secara direct loan dan step loan.

Pertama penyaluran langsung dari Bank Jatim dan Unit Usaha Syariah (UUS) Bank Jatim kepada nasabahnya atau direct loan. Kedua step loan yakni menggandeng BPR, koperasi, pondok pesantren serta asosiasi bisnis.

“Skim kreditnya akan disalurkan mulai komersial, ritel, mikro dan konsumtif. Karena ketentuan jangka waktunya pendek hanya enam bulan. Jadi kami harus betul-betul mengukur, mungkin yang lebih tepat kredit ini untuk modal kerja jangka pendek, seperti UMKM, dan ritel komersial,” ujar Busrul.

Menurut mantan Direktur Komersial dan Korporasi Bank Jatim tersebut, dalam penyaluran dana PEN pun dibutuhkan kesiapan dari pihak bank maupun masyarakat yang menyerap.

Bank, katanya, harus mengukur juga kemampuan daya beli masyarakat mengingat kondisi pertumbuhan ekonomi Jatim di kuartal II mengalami kontraksi.

“Namun kami berharap dari alokasi Rp2 triliun, dalam perputarannya bisa menghasilkan Rp4 triliun. Sehingga pertumbuhan kredit kita dimungkinkan bisa lebih tinggi dari RBB (rencana bisnis bank), walaupun relatif tidak setinggi saat sebelum COVID-19,” imbuhnya.

Sementara untuk kredit korporasi, Bank Jatim mengakui ada sedikit kendala akibat adanya penundaan proyek infrastruktur.

Apalagi pemerintah melakukan refocusing APBN/APBD yang mempengaruhi belanja modal di daerah masing-masing. (Baca juga: Grab Ajak Jutaan UMKM Jawa Timur Terus Usaha)

“Jadi sektor koperasi kita ada sindikasi yang sementara waktu mengalami penjadwalan ulang, sehingga proyeknya mundur,” imbuhnya. (Baca juga: Tak Rela Surabaya Kembali Merah, Besut-Rusmini Datangi Pasar Krempyeng Karang Menjangan)

Sementara itu, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa meminta Bank Jatim harus mendorong cabang-cabang agar memiliki konsep super team sehingga mampu menghadirkan inovasi dan kreativitas.

"Saya ingin ajak Bank Jatim Super Team membangun tekad kuat. Hari ini eranya bukan kompetisi tapi kolaborasi, maka bangunlah kolaborasi sebanyak-banyaknya, seluas-luasnya dan sekuat-kuatnya karena format sinergi kolaborasi menjadi sebuah kebutuhan," katanya.
(boy)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2037 seconds (0.1#10.140)