Kisah Seorang IRT di Bantul Diamankan Warga karena Curi Petai untuk Lauk Suaminya yang Sakit

Rabu, 15 Mei 2024 - 17:39 WIB
loading...
Kisah Seorang IRT di...
Bhabinkamtibmas Kalurahan Terong, Aiptu Gangsal Wirajati saat melakukan mediasi kasus pencurian 10 lonjor petai oleh seorang ibu rumah tangga. Foto/Erfan Erlin
A A A
BANTUL - Seorang ibu rumah tangga asal Kalurahan Temuwuh Kapanewon Dlingo Bantul, sebut saja R terpaksa diamankan warga mencuri 10 lonjor petai di Jalan Cino Mati, Kalurahan Terong. Mirisnya, perempuan ini mengajak serta anaknya yang masih duduk di bangku SMP saat melakukan pencurian.

Bhabinkamtibmas Kalurahan Terong, Aiptu Gangsal Wirajati mengatakan, aksi pencurian terjadi beberapa hari yang lalu. “Itu ya kira-kira sebelum Maghrib. Pokoknya masih terang, belum gelap," tuturnya, Rabu (15/5/2024).

Aksi pencurian itu bermula ketika ibu dan anak tersebut baru saja dari Bantul. Keduanya ingin pulang ke rumah di Kalurahan Temuwuh mengendarai sepeda motor butut melintas Jalan Cino Mati.



Saat melintas, ibu dan anak ini melihat ada pohon petai yang berbuah. Kebetulan pohon petai tersebut agak jauh dari permukiman warga sehingga kondisinya cukup sepi.

Saat itu terlintas dalam benak perempuan tersebut jika suaminya suka dan ingin makan petai. Kebetulan suami perempuan tersebut tengah dirundung sakit dan hanya diam di rumah.

Sang ibu kemudian berhenti sejenak dan berusaha memetik petai di pohon itu. Tak banyak petai yang perempuan petik sekitar 10 helai atau lonjor.

Setelah merasa cukup, perempuan ini bergegas menuju ke sepeda motornya untuk meneruskan perjalanannya pulang ke rumahnya di Kalurahan Temuwuh.



Perempuan ini rupanya tidak menyadari jika aksinya sejak awal diintai oleh warga. Warga yang saat itu melakukan pengintaian langsung menyergapnya.

Perempuan tersebut kemudian dibawa ke rumah pemilik petai untuk diinterograsi. “Jadi ada warga yang mengetahuinya kemudian mengamankan mereka berdua,” katanya.

Warga kemudian memanggil aparat pemerintah setempat. Selaku Bhabinkamtibmas Kalurahan Terong, Aiptu Gangsal Wirajati juga mendengar kabar itu dan meluncur ke lokasi kejadian untuk melakukan mediasi antara kedua belah pihak.

Dia kemudian berusaha mendamaikan pemilik pohon petai dengan ibu yang kedapatan mencuri tersebut. Gangsal menginginkan agar kasus tersebut diselesaikan secara kekeluargaan dan tidak perlu sampai proses hukum.

"Ya barang buktinya memang sepele, hanya petai. Tapi saat ini kan harga petai masih mahal," ujar dia.

Ketika ditanya alasannya mencuri, karena hanya untuk lauk suaminya sedang sakit. Tak ada niatan untuk menjualnya kembali petai-petai tersebut. Alasan tersebut juga diperkuat dengan keterangan anak dari pelaku pencurian tersebut.

“Ya kami percaya saja. Wong nyurinya juga hanya sepuluh. Benar-benar sepuluh. Kalau mau dijual lagi ya nyuri yang lebih banyak," tambahnya.

Namun untuk meyakinkan pemilik pohon petai, maka Gangsar kemudian ikut serta ke rumah ibu dan anak di Kalurahan Temuwuh. Berkoordinasi dengan Bhabinkamtibmas Temuwuh, Gangsar kemudian ikut ke rumah pelaku.

Sampai di kediaman pelaku, Gangsal mengaku sedih dan trenyuh dengan kondisi rumah tangga pelaku. Karena mereka memang berasal dari keluarga yang benar-benar tidak mampu. Sang kepala keluarga sudah menderita sakit cukup lama dan sering kambuh ketika dipaksa untuk bekerja keras.

“Jadi yang menggantikan peran mencari nafkah ya ibu yang mencuri tadi,” katanya.

Dan memang suami perempuan tersebut kini sudah tidak bekerja karena memang menderita sakit menahun. Suami perempuan ini berprofesi sebagai tukang batu. Namun karena penyakit yang dideritanya maka seringkali suami perempuan ini tidak bekerja.

Kapolsek Dlingo AKP Sutrisno ketika dikonfirmasi membenarkan adanya peristiwa tersebut. Pihaknya sudah berusaha memediasi kedua belah pihak agar menyelesaikan persoalan pencurian tersebut secara kekeluargaan.

"Ya akhirnya pemilik petai memaafkan pelaku. Tapi pemilik petai tak mau menerima pengembalian petai ataupun ganti rugi. Ibu pencuri itu juga tidak mau membawa petainya. Petai itu akhirnya diserahkan kepada siapa yang mau,” ujarnya.

Karena kondisi keluarga pencuri itu termasuk tidak mampu, maka Polsek Dlingo akhirnya memberi bantuan sembako. Bukan hanya sekali, karena sembako ini bakal rutin mereka berikan ke keluarga tersebut.
(wib)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1908 seconds (0.1#10.140)