Struktur Pejabat Pemerintahan Raja Majapahit Pertama Raden Wijaya, Siapa Terkuat?
loading...
A
A
A
Raden Wijaya menjadi raja pertama di Kerajaan Majapahit. Perjalanan Raden Wijaya mendirikan kerajaan bukanlah hal mudah, ia harus menghadapi dengan dua pasukan berbeda yakni Kediri dan Tartar dari dataran Tiongkok.
Penobatan Raden Wijaya sebagai raja pun akhirnya diiringi dengan pengangkatan para pengikutnya. Para pengikut ini memang cukup setia mendampingi Raden Wijaya dalam berjuang mendirikan sebuah kerajaan.
Mereka berjasa sejak saat Raden Wijaya masih di Kerajaan Singasari di bawah kekuasaan mertuanya Kertanagara. Dari beberapa pengikutnya, juga terdapat sahabat sang raja hingga beberapa anggota keluarga sahabatnya.
Arya Wiraraja menjadi salah satu sahabat yang penting, yang akhirnya diganjar dengan jabatan strategis. Tak cuma jabatan, Raden Wijaya juga memberi daerah status khusus Madura dan diberi wilayah otonom di Lumajang hingga Blambangan.
Nambi yang juga memiliki jasa diangkat menjadi Rakryan Mahapatih atau setara perdana menteri, dikutip dari "Sandyakala di Timur Jawa 1042 - 1527 M: Kejayaan dan Keruntuhan Kerajaan Hindu dari Mataram Kuno II hingga Majapahit".
Ranggalawe menjadi Rakyan Mahamantri Agung diangkat sebagai Adipati Tuban. Kemudian Lembu Sora yang menemani Raden Wijaya melarikan diri dari kejaran Jayakatwang, dinobatkan sebagai Patih Daha (Kadiri).
Selain itu, nama-nama pejabat pemerintahan Majapahit pada zaman Raja Kertarajasa yang sesuai Piagam Penanggungan tahun 1296 yang mengisi Mahamentri Katrini, mulai dari jabatan Rakryan Menteri Hino yang diisi Dyah Pamasi.
Rakyan Menteri Halu: Dyah Singlar, Rakyan Menteri Sirikan: Dyah Palisir.Jabatan Sang Panca Ring Wilwatikta diemban oleh lima orang yakni Rakyan Patih Majapahit: Empu Tambi, Rakyan Demung diemban Empu Renteng.
Rakyan Kanuruhan: Empu Elam, Rakyan Rangga diisi Empu Sasi, dan Rakyan Tumenggung Empu Wahan. Sementara Patih Negara Bawahan terdapat empat orang yakni Rakyan Patih Daha: Empu Sora.
Rakyan Demung Daha : Empu Rakat, Rakyan Rangga Daha: Empu Dipa, dan terakhir Rakyan Tumenggung Daha: Empu Pamor Raden Wijaya juga menempati pejabat hukum keagamaan ke enam orang yang berbeda-beda tugas, yakni Pranaraja menjadi Rakyan Mahamantri Agung.
Dang Acarya Agraja menjadi Dharmadyaksa Kasaiwan, Dang Acarya Ginantaka menjadi Dharmadyaksa Kasogatan, Panji Paragata menjadi Pemegat Tirwan, Dang Acarya Anggaraksa sang Pemegat di Pamotan, dan Dang Acarya Rudra sang Pemegat di Jambi.
Lihat Juga: Kisah Jenderal Sudirman dan KH Masjkur Hanyutkan Diri ke Sungai Hindari Sergapan Belanda
Penobatan Raden Wijaya sebagai raja pun akhirnya diiringi dengan pengangkatan para pengikutnya. Para pengikut ini memang cukup setia mendampingi Raden Wijaya dalam berjuang mendirikan sebuah kerajaan.
Mereka berjasa sejak saat Raden Wijaya masih di Kerajaan Singasari di bawah kekuasaan mertuanya Kertanagara. Dari beberapa pengikutnya, juga terdapat sahabat sang raja hingga beberapa anggota keluarga sahabatnya.
Arya Wiraraja menjadi salah satu sahabat yang penting, yang akhirnya diganjar dengan jabatan strategis. Tak cuma jabatan, Raden Wijaya juga memberi daerah status khusus Madura dan diberi wilayah otonom di Lumajang hingga Blambangan.
Nambi yang juga memiliki jasa diangkat menjadi Rakryan Mahapatih atau setara perdana menteri, dikutip dari "Sandyakala di Timur Jawa 1042 - 1527 M: Kejayaan dan Keruntuhan Kerajaan Hindu dari Mataram Kuno II hingga Majapahit".
Ranggalawe menjadi Rakyan Mahamantri Agung diangkat sebagai Adipati Tuban. Kemudian Lembu Sora yang menemani Raden Wijaya melarikan diri dari kejaran Jayakatwang, dinobatkan sebagai Patih Daha (Kadiri).
Selain itu, nama-nama pejabat pemerintahan Majapahit pada zaman Raja Kertarajasa yang sesuai Piagam Penanggungan tahun 1296 yang mengisi Mahamentri Katrini, mulai dari jabatan Rakryan Menteri Hino yang diisi Dyah Pamasi.
Rakyan Menteri Halu: Dyah Singlar, Rakyan Menteri Sirikan: Dyah Palisir.Jabatan Sang Panca Ring Wilwatikta diemban oleh lima orang yakni Rakyan Patih Majapahit: Empu Tambi, Rakyan Demung diemban Empu Renteng.
Rakyan Kanuruhan: Empu Elam, Rakyan Rangga diisi Empu Sasi, dan Rakyan Tumenggung Empu Wahan. Sementara Patih Negara Bawahan terdapat empat orang yakni Rakyan Patih Daha: Empu Sora.
Rakyan Demung Daha : Empu Rakat, Rakyan Rangga Daha: Empu Dipa, dan terakhir Rakyan Tumenggung Daha: Empu Pamor Raden Wijaya juga menempati pejabat hukum keagamaan ke enam orang yang berbeda-beda tugas, yakni Pranaraja menjadi Rakyan Mahamantri Agung.
Dang Acarya Agraja menjadi Dharmadyaksa Kasaiwan, Dang Acarya Ginantaka menjadi Dharmadyaksa Kasogatan, Panji Paragata menjadi Pemegat Tirwan, Dang Acarya Anggaraksa sang Pemegat di Pamotan, dan Dang Acarya Rudra sang Pemegat di Jambi.
Lihat Juga: Kisah Jenderal Sudirman dan KH Masjkur Hanyutkan Diri ke Sungai Hindari Sergapan Belanda
(ams)