Sosok Mbah Lasiyo, Petani yang Dijuluki Profesor Pisang dari Bantul

Rabu, 03 April 2024 - 14:22 WIB
loading...
Sosok Mbah Lasiyo, Petani yang Dijuluki Profesor Pisang dari Bantul
Mbah Lasiyo, profesor pisang asal Bantul saat ditemui di rumahnya, Sidomulyo, Bambanglipuro, Bantul, DIY, Rabu (3/4/2024). Foto/MPI/Yohanes Demo
A A A
BANTUL - KISAH inspiratif datang dari pelosok desa di selatan Kabupaten Bantul, tepatnya di Dusun Ponggok, Kalurahan Sidomulyo, Kapanewon Bambanglipuro. Seorang lelaki paruh baya dengan kesederhanaannya mendedikasikan waktunya untuk belajar membudidayakan pisang.

Cerita ini datang dari sosok Mbah Lasiyo, sapaannya, adalah orang yang turut membangkitkan kembali daerahnya pasca gempa bumi tahun 2006 silam. Lewat tangan dingin pria 72 tahun itu, warga sekitar tempat tinggalnya berhasil keluar dari jurang keterpurukan.



Ditemui di kediamannya, dengan nada santai namun runtut, Mbah Lasiyo mulai mengisahkan perjalanan ceritanya menjadi pembudidaya pisang seperti sekarang ini. Cerita diawali dengan peristiwa gempa bumi yang sempat memporak porandakan sebagian wilayah DIY 13 tahun yang lalu.

"Awalnya, sejak tahun 1996 saya itu sudah menjadi petani, tetapi bukan petani pisang. Saya dulu menanam jagung, padi, kedelai dan sayuran. Berjalannya waktu, terjadi peristiwa gempa bumi di tahun 2006. Waktu itu saya merasakan kalau budidaya tanaman pangan di wilayah sini (Sidomulyo) lesu, warga banyak yang putus asa. Sehingga, lahan-lahan persawahan itu sempat tidak terawat selama kurang lebih dua tahun," kata dia ditemui di rumahnya, Rabu (3/4/2024).



Tak ingin terus berlarut dalam keterpurukan, Lasiyo mengusulkan kepada kepala desa agar warga menanam pisang. Tujuannya, selain bisa dijual, tanaman pisang cenderung lebih gampang untuk dibudidayakan.

"Saya punya ide yang paling murah, mudah dan meriah itu menanam pisang. Boleh dikatakan bibitnya pun ada di sekitar lingkungan. Beda dengan jagung atau padi," sambungnya.



Ide Mbah Lasiyo itupun rupanya disambut baik oleh kepala desa hingga dirinya dan warga sekitar mendapatkan bantuan. Usahanya itu semakin gencar hingga bisa membudidayakan puluhan varietas pisang.

Setidaknya, ada sekitar 15 varietas pisang yang saat ini dibudidayakan oleh Mbah Lasiyo. Bibit-bibit itu kemudian ia pasarkan ke sejumlah daerah di Indonesia.

Bukan hanya andal dalam membuat bibit, Mbah Lasiyo mengaku kerap melakukan uji coba menciptakan kreasi pupuk organik secara mandiri. Bahkan, ia sampai dijuluki sebagai profesor pisang oleh sebagian orang.

"Saya sering melakukan uji coba, kalau bahasa orang kuliahan skripsinya gitu. Cuma, agar lebih efektif, uji coba yang saya lakukan maksimal itu tiga kali. Setelah tiga kali dilakukan uji coba sudah harus bisa dipakai (pupuk)," ungkapnya.

Inovasinya itu di bidang penanaman pisang rupanya menarik perhatian dari negara luar. Mbah Lasiyo berhasil mewakili Indonesia dalam ajang Salone del Gusto Terra Madre tahun 2016 di Italia.

"Tahun 2015 itu ada tamu dari Italia, katanya saya akan diundang ke sana. Waktu itu saya belum percaya, terus orang itu datang lagi, bilang saya terpilih untuk datang ke Italia. Disitu saya masih belum percaya, hingga akhirnya saya diminta untuk buat pasport dan visa. Di situ saya baru percaya dan tidak menyangka," ucapnya.

Keberhasilannya itu tak lepas dari kerja keras yang dia lakukan. Disamping itu, dirinya membarengi usaha-usaha dengan doa dan keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

"Untuk belajar orang itu harus punya modal, modalnya tiga m, yaitu melihat, memahami dan melakukan. Terus harus rajin pelihara tuyul. Tuyul di sini bukan sebangsa mahkluk halus, tetapi singkatan takwa, usaha, yakin, ulet, dan lincah," tuturnya.

Sekarang, Mbah Lasiyo dengan usianya yang tidak lagi muda masih terus aktif menularkan penemuan pengolahan tanaman pisang secara alami kepada masyarakat sekitar. Ia menggunakan kebun dan pekarangan rumahnya sebagai laboratorium mini budidaya pisang.
(shf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1675 seconds (0.1#10.140)