Semen Baturaja Peroleh Kredit Sindikasi Rp1,7 Triliun dari Lima Bank
loading...
A
A
A
PALEMBANG - PT Semen Baturaja (SMBR) mendapatkan kredit sindikasi senilai total Rp1,7 triliun dari lima perbankan, baik BUMN maupun bank pembangunan daerah atau BPD.
Direktur Utama PT Semen Baturaja, Jobi Triananda Hasjim mengatakan, dana yang diperoleh dari kredit sindikasi tersebut nantinya untuk pembiayaan kembali atau repackaging terhadap fasilitas kredit yang digunakan perseroan.
"Ini merupakan repackaging kredit dalam pembiayan pembangunan proyek Pabrik Semen Baturaja II yang sudah beroperasi sejak 2017 lalu," ujar Jobi kepada SINDOnews, Sabtu (15/08/2020).
Perbankan yang menjadi Mandated Lead Arranger and Bookrunner (MLAB) pada pemberian fasilitas kredit sindikasi tersebut yakni PT Bank Negara Indonesia (BNI) yang juga bertindak sebagai agen fasilitas, agen jaminan dan agen penampungan.
"Selain itu, perbankan lainnya yang juga terlibat dalam pemberian fasilitas kredit sindikasi ini adalah BPD," kata Jobi.
Selain Bank Sumsel Babel, BPD lain yang ikut bergabung memberikan kredit kepada produsen semen tersebut, yakni Bank Jawa Barat dan Banten (BJB), Bank Maluku dan Maluku Utara, serta Bank Bengkulu.
"Kita akan melakukan pembayaran secara triwulan yang akan dimulai pada November 2020, dengan jangka waktu untuk pembayaran kembali kredit sindikasi tersebut yakni selama 11 tahun sejak penandatanganan perjanjian kredit," jelasnya.
Diketahui, Pabrik Semen Baturaja II telah berkontribusi terhadap produksi perseroan, dengan kapasitas produksi mencapai 1,85 juta ton per tahun.
Sementara total kapasitas produksi semen pabrik SMBR secara keseluruhan mencapai 3,85 juta ton per tahun. (Baca juga: Oknum Ormas Projo di OKI Terkena OTT)
"Produk yang kami hasilkan mulai dari ordinary portland cement (OPC) tipe I, II dan V, portland compositecement (PCC) dan mortar," ungkapnya . (Baca juga: Tekan Angka Kekerasan Anak, KPAI Sumsel Gagas Videotron di LRT)
Jobi menambahkan, di tengah pandemi COVID-19 , SMBR tetap fokus untuk meningkatkan penjualan produk semennya di wilayah Sumatra Bagian Selatan, yang merupakan pasar basis perseroan.
"Selain itu kami juga gencar melakukan ekspansi ke wilayah pasar lainnya seperti di Pontianak, Kalimantan dan Riau," tandasnya.
Direktur Utama PT Semen Baturaja, Jobi Triananda Hasjim mengatakan, dana yang diperoleh dari kredit sindikasi tersebut nantinya untuk pembiayaan kembali atau repackaging terhadap fasilitas kredit yang digunakan perseroan.
"Ini merupakan repackaging kredit dalam pembiayan pembangunan proyek Pabrik Semen Baturaja II yang sudah beroperasi sejak 2017 lalu," ujar Jobi kepada SINDOnews, Sabtu (15/08/2020).
Perbankan yang menjadi Mandated Lead Arranger and Bookrunner (MLAB) pada pemberian fasilitas kredit sindikasi tersebut yakni PT Bank Negara Indonesia (BNI) yang juga bertindak sebagai agen fasilitas, agen jaminan dan agen penampungan.
"Selain itu, perbankan lainnya yang juga terlibat dalam pemberian fasilitas kredit sindikasi ini adalah BPD," kata Jobi.
Selain Bank Sumsel Babel, BPD lain yang ikut bergabung memberikan kredit kepada produsen semen tersebut, yakni Bank Jawa Barat dan Banten (BJB), Bank Maluku dan Maluku Utara, serta Bank Bengkulu.
"Kita akan melakukan pembayaran secara triwulan yang akan dimulai pada November 2020, dengan jangka waktu untuk pembayaran kembali kredit sindikasi tersebut yakni selama 11 tahun sejak penandatanganan perjanjian kredit," jelasnya.
Diketahui, Pabrik Semen Baturaja II telah berkontribusi terhadap produksi perseroan, dengan kapasitas produksi mencapai 1,85 juta ton per tahun.
Sementara total kapasitas produksi semen pabrik SMBR secara keseluruhan mencapai 3,85 juta ton per tahun. (Baca juga: Oknum Ormas Projo di OKI Terkena OTT)
"Produk yang kami hasilkan mulai dari ordinary portland cement (OPC) tipe I, II dan V, portland compositecement (PCC) dan mortar," ungkapnya . (Baca juga: Tekan Angka Kekerasan Anak, KPAI Sumsel Gagas Videotron di LRT)
Jobi menambahkan, di tengah pandemi COVID-19 , SMBR tetap fokus untuk meningkatkan penjualan produk semennya di wilayah Sumatra Bagian Selatan, yang merupakan pasar basis perseroan.
"Selain itu kami juga gencar melakukan ekspansi ke wilayah pasar lainnya seperti di Pontianak, Kalimantan dan Riau," tandasnya.
(boy)