Belasan Tokoh Potensial Rebutan Kursi Wali Kota Bandung di Pilkada 2024
loading...
A
A
A
BANDUNG - Setelah selesai dengan perhelatan Pilpres dan Pileg 2024, kini perhatian publik mulai beralih pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2024 yang proses pendaftaran kandidatnya akan mulai dilaksanakan dalam beberapa bulan ke depan.
Kota Bandung sebagai Ibu Kota Jawa Barat, menarik untuk disimak perkembangan dinamika mutakhir politiknya.
Mengingat, bahwa pada beberapa waktu sebelumnya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Wali Kota Bandung Yana Mulyana sebagai tersangka suap dalam proyek pengadaan CCTV dan ISP untuk layanan digital Bandung Smart City.
Bukan hanya itu, KPK juga menetapkan tersangka baru dalam pusaran kasus korupsi Bandung Smart City yakni Sekertaris Daerah (Sekda) Kota Bandung, Ema Sumarna pada Rabu (13/3/2024).
Ema ditetapkan sebagai tersangka bersama empat orang lain yang merupakan anggota DPRD Kota Bandung.
Kasus yang menimpa dua pucuk pimpinan Kota Bandung di atas tentu membuka peluang bagi tokoh-tokoh baru untuk maju berkompetisi memperebutkan kursi Walikota Bandung dalam Pilkada serentak tahun ini.
Indonesia Strategic Institute (Instrat) sebagai lembaga think thank dan kajian pada isu-isu strategis, politik, dan sosial humaniora yang berbasis di Kota Bandung, telah mengadakan diskusi intensif melalui Focus Group Discussion (FGD) pada hari Minggu (24/3/2024).
Direktur Instrat, Adi Nugroho mengatakan, FGD yang dilakukan melibatkan belasan pengamat dan praktisi politik dari berbagai latar belakang, dan telah dibahas terkait tokoh-tokoh potensial yang akan melanjutkan kepemimpinan Kota Bandung kedepan.
”FGD dilakukan dengan menggunakan gabungan analisis hasil-hasil survei kuantitatif terbaru untuk Kota Bandung, dipadukan dengan analisis politik secara naratif-kualitatif dari para peserta diskusi,” ucap Adi dalam keterangannya, Selasa (26/3/2024).
Adi mengatakan, sedikitnya ada 11 nama tokoh yang muncul dalam diskusi. Mereka dianggap memiliki peluang yang cukup untuk maju dalam kontestasi Pilkada Kota Bandung mendatang, mengingat sepak terjang dan kontribusinya di di Kota Bandung selama ini.
”Mereka adalah Atalia Praratya, Acep Lulu Iddin, Andri Gunawan, Andri Rusmana, Arfi Rafnialdi, Buky Wibawa Karya Guna, Edwin Senjaya, Erwin, Muhammad Farhan, Tedy Rusmawan, dan Yunandar Eka Perwira,” ungkapnya.
Dari ke-11 nama toko tersebut di antaranya merupakan tokoh muda yang dapat meramaikan kontestasi Pilkada Kota Bandung menjadi lebih kompetitif. Beberapa tokoh muda tersebut di antaranya Andri Gunawan, Andri Rusmana, Arfi Rafnialdi, dan Yunandar Eka Prawira.
”Keempatnya memiliki rekam jejak yang baik dalam kontribusinya untuk Kota Bandung, dan dianggap paling relevan memiliki pemahaman dan cara komunikasi yang baik, selaras dengan perkembangan generasi millennial dan generasi Z,” katanya.
Berdasarkan sensus penduduk terakhir tahun 2020, kata Adi, sebesar 51 persen dari penduduk Kota Bandung adalah generasi millennial dan generasi Z, menjadikan Kota Bandung memiliki ceruk pemilih kalangan muda yang signifikan.
”Tentunya tokoh-tokoh muda juga harus memiliki karakter kepemimpinan yang kuat dan mampu menghadirkan visi yang selaras dengan pemimpin Kota Bandung sebelumnya, sehingga tercapai kesinambungan agenda kerja untuk memajukan Kota Bandung,” terangnya.
Adi menyebut, dengan adanya kasus-kasus korupsi yang berulang pernah menimpa para pemimpin kota Bandung selama kurun waktu pasca reformasi, masyarakat kota Bandung merindukan sosok pemimpin kota Bandung yang bersih.
Sementara berdasarkan hasil survei yang dilakukan Instrat, Adi mengatakan jika nama Atalia Praratya menjadi tokoh paling populer sekaligus memiliki potensi elektabilitas terbaik untuk menjadi calon Wali Kota Bandung mendatang dibandingkan semua tokoh-tokoh lainnya.
”Hal ini dimungkinkan karena adanya Emil Effect, dimana pengaruh Ridwan Kamil terhadap orang-orang terdekatnya menjadi signifikan untuk mengerek popularitas dan elektabilitas,” jelasnya.
Ditambah lagi, Atalia telah membuktikan bahwa dirinya berhasil terpilih menjadi anggota DPR-RI dari Dapil 1 Jawa Barat dari Partai Golkar, dengan perolehan suara paling banyak baik di internal partainya maupun di dapilnya.
Sekaligus mencatatkan kenaikan kursi Partai Golkar menjadi 2 kursi setelah sebelumnya 1 kursi dari Dapil tersebut. ”Kami berpandangan, peluang Atalia jika maju menjadi calon Wali Kota Bandung mendatang, tentunya sangat besar untuk menang,” ujarnya.
Kota Bandung sebagai Ibu Kota Jawa Barat, menarik untuk disimak perkembangan dinamika mutakhir politiknya.
Mengingat, bahwa pada beberapa waktu sebelumnya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Wali Kota Bandung Yana Mulyana sebagai tersangka suap dalam proyek pengadaan CCTV dan ISP untuk layanan digital Bandung Smart City.
Bukan hanya itu, KPK juga menetapkan tersangka baru dalam pusaran kasus korupsi Bandung Smart City yakni Sekertaris Daerah (Sekda) Kota Bandung, Ema Sumarna pada Rabu (13/3/2024).
Ema ditetapkan sebagai tersangka bersama empat orang lain yang merupakan anggota DPRD Kota Bandung.
Kasus yang menimpa dua pucuk pimpinan Kota Bandung di atas tentu membuka peluang bagi tokoh-tokoh baru untuk maju berkompetisi memperebutkan kursi Walikota Bandung dalam Pilkada serentak tahun ini.
Indonesia Strategic Institute (Instrat) sebagai lembaga think thank dan kajian pada isu-isu strategis, politik, dan sosial humaniora yang berbasis di Kota Bandung, telah mengadakan diskusi intensif melalui Focus Group Discussion (FGD) pada hari Minggu (24/3/2024).
Direktur Instrat, Adi Nugroho mengatakan, FGD yang dilakukan melibatkan belasan pengamat dan praktisi politik dari berbagai latar belakang, dan telah dibahas terkait tokoh-tokoh potensial yang akan melanjutkan kepemimpinan Kota Bandung kedepan.
”FGD dilakukan dengan menggunakan gabungan analisis hasil-hasil survei kuantitatif terbaru untuk Kota Bandung, dipadukan dengan analisis politik secara naratif-kualitatif dari para peserta diskusi,” ucap Adi dalam keterangannya, Selasa (26/3/2024).
Adi mengatakan, sedikitnya ada 11 nama tokoh yang muncul dalam diskusi. Mereka dianggap memiliki peluang yang cukup untuk maju dalam kontestasi Pilkada Kota Bandung mendatang, mengingat sepak terjang dan kontribusinya di di Kota Bandung selama ini.
”Mereka adalah Atalia Praratya, Acep Lulu Iddin, Andri Gunawan, Andri Rusmana, Arfi Rafnialdi, Buky Wibawa Karya Guna, Edwin Senjaya, Erwin, Muhammad Farhan, Tedy Rusmawan, dan Yunandar Eka Perwira,” ungkapnya.
Dari ke-11 nama toko tersebut di antaranya merupakan tokoh muda yang dapat meramaikan kontestasi Pilkada Kota Bandung menjadi lebih kompetitif. Beberapa tokoh muda tersebut di antaranya Andri Gunawan, Andri Rusmana, Arfi Rafnialdi, dan Yunandar Eka Prawira.
”Keempatnya memiliki rekam jejak yang baik dalam kontribusinya untuk Kota Bandung, dan dianggap paling relevan memiliki pemahaman dan cara komunikasi yang baik, selaras dengan perkembangan generasi millennial dan generasi Z,” katanya.
Berdasarkan sensus penduduk terakhir tahun 2020, kata Adi, sebesar 51 persen dari penduduk Kota Bandung adalah generasi millennial dan generasi Z, menjadikan Kota Bandung memiliki ceruk pemilih kalangan muda yang signifikan.
”Tentunya tokoh-tokoh muda juga harus memiliki karakter kepemimpinan yang kuat dan mampu menghadirkan visi yang selaras dengan pemimpin Kota Bandung sebelumnya, sehingga tercapai kesinambungan agenda kerja untuk memajukan Kota Bandung,” terangnya.
Adi menyebut, dengan adanya kasus-kasus korupsi yang berulang pernah menimpa para pemimpin kota Bandung selama kurun waktu pasca reformasi, masyarakat kota Bandung merindukan sosok pemimpin kota Bandung yang bersih.
Sementara berdasarkan hasil survei yang dilakukan Instrat, Adi mengatakan jika nama Atalia Praratya menjadi tokoh paling populer sekaligus memiliki potensi elektabilitas terbaik untuk menjadi calon Wali Kota Bandung mendatang dibandingkan semua tokoh-tokoh lainnya.
”Hal ini dimungkinkan karena adanya Emil Effect, dimana pengaruh Ridwan Kamil terhadap orang-orang terdekatnya menjadi signifikan untuk mengerek popularitas dan elektabilitas,” jelasnya.
Ditambah lagi, Atalia telah membuktikan bahwa dirinya berhasil terpilih menjadi anggota DPR-RI dari Dapil 1 Jawa Barat dari Partai Golkar, dengan perolehan suara paling banyak baik di internal partainya maupun di dapilnya.
Sekaligus mencatatkan kenaikan kursi Partai Golkar menjadi 2 kursi setelah sebelumnya 1 kursi dari Dapil tersebut. ”Kami berpandangan, peluang Atalia jika maju menjadi calon Wali Kota Bandung mendatang, tentunya sangat besar untuk menang,” ujarnya.
(ams)