Perang Bintang di Pilgub Jabar 2024, Siapa Jadi Kuda Hitam?

Jum'at, 08 Maret 2024 - 13:57 WIB
loading...
Perang Bintang di Pilgub...
Pengamat politik Universitas Al Azhar Ujang Komarudin. Foto/SINDOnews
A A A
BANDUNG - Sejumlah tokoh besar kini tengah berancang-ancang untuk maju dalam kontestasi Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Barat 2024. Mereka berebut simpati masyarakat demi ambisi merebut titel orang nomor 1 di provinsi dengan jumlah penduduk terbesar di Indonesia.

Selain Ridwan Kamil dan Dedi Mulyadi yang hinga kini digadang-gadang menjadi kandidat terkuat, nama-nama lain juga diprediksi meramaikan kontestasi politik lima tahunan itu.Mereka adalah mantan Kapolda Jabar, Mochamad Iriawan atau Iwan Bule.

Mantan Wakil Gubernur Jabar, Dede Yusuf, Ketua DPD PDIP Jabar Ono Surono; Wali Kota Bogor, Bima Arya; Ketua DPW PAN Jabar, Desy Ratnasari; hingga Ketua DPW PKS Jabar, Haru Suandharu.

Melihat nama-nama tersebut, Pilgub Jabar 2024 dipastikan menjadi perang para bintang. Lantas siapa kira-kira yang akan menjadi kuda hitam dalam perebutan orang nomor satu di Jabar itu?



Pengamat politik dari Universitas Al Azhar, Ujang Komarudin mengatakan, kondisi saat ini masih belum final. Nama-nama baru yang muncul tersebut masih belum terlihat keunggulannya seperti apa.

“Di antara calon kandidat di Pilgub Jabar semuanya masih belum jelas, mana yang unggulan, mana yang kuat, mana yang kuda hitam? Karena nama-nama itu bisa maju juga bisa tidak, bisa menjadi calon juga bisa tersingkir,” ujar Ujang, Jumat (8/3/2024).

Ujang menyatakan, saat ini, nama-nama yang muncul tersebut semuanya masih baru sebatas kandidat. Menurutnya, agar terpilih menjadi calon Gubernur Jabar, setidaknya ada empat indikator yang harus dimiliki para kandidat.

Indikator pertama, kata Ujang, yaitu calon Gubernur Jabar harus memiliki kapasitas dan kemampuan. ”Pertama soal kemampuan, ini penting, jadi calon Gubernur Jabar harus punya kemampuan, harus punya kapasitas,” ujarnya.

Indikator kedua, para kandidat ini harus memperhitungkan popularitasnya setinggi apa. Sedangkan indikator ketiga adalah elektabilitas, dan indikator keempat kekuatan finansial.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2345 seconds (0.1#10.140)