Pabrik Bioetanol di Mojokerto Meledak, Perusahaan Siapkan Ganti Rugi

Jum'at, 14 Agustus 2020 - 18:59 WIB
loading...
Pabrik Bioetanol di Mojokerto Meledak, Perusahaan Siapkan Ganti Rugi
Ledakan dan kebakaran hebat yang terjadi di PT. Enero Mojokerto. Foto: SINDOnews/Tritus Julan.
A A A
MOJOKERTO - Insiden meledaknya tangki pengolahan bioetanol milik PT Energi Argo Nusantara (Enero) Mojokerto tak hanya menyebabkan korban jiwa namun juga membuat puluhan rumah warga rusak.

Sedikitnya ada 57 unit rumah warga yang mengalami kerusakaan akibat insiden meledaknya tangki berkapasitas 15.000 liter bioetanol di Jalan Raya Gedeg, Desa Gempolkerep, Kecamatan Gedeg, Kabupaten Mojokerto. Warga pun meminta agar pihak perusahaan bersedia memberikan ganti rugi kepada warga terdampak ledakan.

Permintaan warga tersebut, langsung direspon PT Enero. Anak perusahaan BUMN di bawah naungan PTPN X ini menyatakan bakal bertanggungjawab penuh terhadap kerusakaan rumah warga sekitar pabrik. Imbas insiden ledakan yang mengakibatkan satu orang tewas dan sepuluh terluka pada Senin (10/8) itu.

"Yang jelas, kami bersama pihak ketiga (PT Barata Indonesia) akan bertanggung jawab," kata Humas PT Enero, Ariel Hidayat, kepada awak media, Jumat (14/8/2020).

Namun demikian, Ariel menyatakan jika tangki penampungan bioetanol berkapasitas 15.000 liter tersebut belum secara resmi menjadi milik PT Enero. Menyusul, belum ada serah terima dari PT Barata Indonesia, selaku pelaksana pembangunan konstruksi yang notabene rekana PTPN X.

"Selain itu, kontruksi tersebut juga masih dalam tahap uji coba, sebelum akhirnya diserahkan kepada PT Enero. Jadi, pihak Barata yang bertanggungjawab atas prosesnya," terang Ariel.(Baca juga : Lima Korban Ledakan Pabrik Bioetanol Masih Dirawat di ICU )

Sementara itu, Deputi Proyek Manajer PT Barata Indonesia Alfana Luthfi menyatakan jika pengerjaan kontruksi tangki berkapasitas 15.000 liter ini sudah selesai. Kontruksi tersebut dikerjakan oleh CV Agung Jaya Konstruksi, subkontraktor dari PT Barata Indonesia.

"Namun statusnya masih dalam uji coba. Penyerahan sebenarnya akan dilakukan 17 Agustus mendatang. Tapi, ternyata malah ada kejadian itu (ledakan dan kebakaran)," kata Luthfi.

Luthfi mengaku, dalam proses pengerjaan konstruksi tersebut, pihak perusahaan juga telah menerapkan standart kesehatan dan keselamatan kerja (K3). Ia berdalih, jika insiden meledaknya tangki produksi bioetanol tersebut merupakan sebuah kecelakaan.

"Pengerjaan sudah safety. Tapi, namanya kecelakaan, itu pastinya tetap kita hindari," jelasnya.(Baca juga : BPJamsostek Santuni Pekerja Korban Ledakan Pabrik Bioethanol )
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 1.3054 seconds (0.1#10.140)