Kisah Dendam Abdi Dalem Istana Majapahit hingga Nekat Tusuk Raja Jayanagara hingga Tewas

Minggu, 03 Maret 2024 - 06:28 WIB
loading...
Kisah Dendam Abdi Dalem Istana Majapahit hingga Nekat Tusuk Raja Jayanagara hingga Tewas
Candi Bajang Ratu, sebagai tempat pendharmaan Jayanagara, hingga kini menjadi saksi bisu dari kisah tragis raja kedua Majapahit. Foto/Dok.Sindonews
A A A
Di balik kemegahan Kerajaan Majapahit , tragedi berdarah mencoreng sejarahnya. Raja kedua, Jayanagara, meregang nyawa di tangan abdi dalemnya sendiri, Tanca, diiringi dendam dan ambisi yang membara.

Konon bara-bara pemberontakan yang terjadi usai penumpasan pemberontakan yang dilakukan Ra Kuti masih cukup tinggi. Saat itu memang pemberontakan Ra Kuti berhasil ditumpas oleh Gajah Mada, dan berhasil mengungsikan Jayanagara ke luar Majapahit.

Tapi tewasnya Ra Kuti pasca penumpasan pemberontakan tidak serta merta mengakhiri misi menghabisi sang raja kedua itu. Ra Kuti memang berteman dengan tujuh dharmaputra atau abdi dalem istana, yakni yakni Kuti, Semi, Pangsa, Wedeng, Juju, Tanca, dan Banyak.

Dikisahkan Slamet Muljana, pada bukunya berjudul "Menuju Puncak Kemegahan Sejarah Kerajaan Majapahit", ketidakpuasan akibat kebijakan dan sifat raja yang dianggap kontroversial membuat ketidakpuasan di internal istana sendiri. Dari para abdi dalem ini masih menyisakan satu orang yang bertahan yakni Tanca, yang masih memendam ambisi membunuh raja.



Sembilan tahun pasca peristiwa Kuti, putri Tribuanarunggadewi dan Rajadewi Maharajasa yang merupakan dua putri keturunan Raja Kertanegara, tidak diizinkan menikah oleh Raja Jayanagara. Alasannya karena keduanya hendak dikawini oleh Jayanegara. Alhasil tindakan asusila tak senonoh diterima kedua putri Kertanagara.

Tindakan Jayanagara ini didengar oleh Dharmaputra Tanca. Tanca pun mengadukannya kepada Gajah Mada, yang kala itu menjadi Mahapatih. Para jejaka dan laki - laki menghendaki sang putri disingkirkan oleh Raja Jayanegara.

Kebetulan Jayanagara kala itu menderita sakit bisul. Beliau tidak dapat keluar dari istana, dan harus selalu berbaring di atas tempat tidur. Tanca pun dipanggil untuk mengobatinya, ia dipercaya lantaran memiliki kemampuan mengobati penyakit.

Tanca pun memasuki kamar tidur untuk mengobati Jayanagara. Bengkak pada kaki raja harus dibedah, satu dua kali tidak berhasil dibedah. Raja dipersilakan mengesampingkan selimutnya, kali ketiga pembedahan bisul pada kaki sang raja berhasil dialkukan.

Namun seiring pembedahan berhasil, tikaman langsung dilakukan kepada Jayanegara. Raja Jayanagara mati akibat tikaman Tanca. Gajah Mada yang mengetahui kejadian tersebut langsung bangkit dan menusuk Tanca, hingga mati juga. Kejadian pembunuhan sang raja Jayanagara tercatat pada tahun 1328 Masehi atau 1250 Saka.
(hri)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1380 seconds (0.1#10.140)