Sungai Bengawan Solo Diduga Tercemar Limbah, Bupati Sragen Geram
A
A
A
SRAGEN - Aliran air sungai Bengawan Solo di wilayah Sragen, Jawa Tengah, diduga terpapar limbah beracun karena banyak ikan yang mati. Dalam beberapa hari terakhir air sungai berwarna hitam pekat dan mengeluarkan bau tak sedap.
Aliran air sungai Bengawan Solo di wilayah Sragen, Jawa Tengah, pada Kamis (26/7/2018) pagi terlihat berwarna hitam pekat dan mengeluarkan bau tak sedap. Aliran sungai terpanjang di pulau Jawa itu diduga terpapar limbah beracun pabrik sehingga merusak ekosistem di sekitarnya.
Lestari, seorang warga Dukuh Nglombo, Desa Tenggak, Kecamatan Sidoharjo, Sragen, mengatakan, hampir setiap tahun saat puncak musim kemarau air bengawan solo menghitam bercampur limbah. “Banyak ikan mati, seperti ikan Patin banyak yang mengambang di tepi sungai diduga akibat limbah beracun,” sebutnya.
Bahkan sumur warga yang tak jauh dari aliran Bengawan Solo airnya menghitam. Banyak ikan yang mati di perairan Bengawan Solo menjadi keprihatinan masyarakat Sragen. Mereka ramai-ramai mengunggah ke akun media sosial dan mendesak pemerintah segera mengambil sikap.
Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati segera berkoordinasi dengan pemangku wilayah sungai terpanjang di pulau jawa tersebut. Bupati mengatakan limbah tersebut diketahuu seiiring menurunnya debit air dari Dam Colo dan musim kemarau yang panjang. “Adanya limbah yang masuk ke sungai tersebut tidak bisa mengalir lancar dan menimbulkan bau,” katanya.
Bupati sudah berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) terkait adanya limbah dan minimnya debit air Bengawan Solo. Minimnya debit air sungai juga akibat ada perbaikan aliran sungai, termasuk pengurangan pasokan irigasi untuk pertanian ke Kabupaten Sragen.
Bupati juga akan segera menerbitkan imbauan kepada warga yang tinggal di sepanjang aliran Bengawan Solo agar tidak mengonsumsi ikan yang sudah terpapar limbah beracun karena membahayakan kesehatan.
Aliran air sungai Bengawan Solo di wilayah Sragen, Jawa Tengah, pada Kamis (26/7/2018) pagi terlihat berwarna hitam pekat dan mengeluarkan bau tak sedap. Aliran sungai terpanjang di pulau Jawa itu diduga terpapar limbah beracun pabrik sehingga merusak ekosistem di sekitarnya.
Lestari, seorang warga Dukuh Nglombo, Desa Tenggak, Kecamatan Sidoharjo, Sragen, mengatakan, hampir setiap tahun saat puncak musim kemarau air bengawan solo menghitam bercampur limbah. “Banyak ikan mati, seperti ikan Patin banyak yang mengambang di tepi sungai diduga akibat limbah beracun,” sebutnya.
Bahkan sumur warga yang tak jauh dari aliran Bengawan Solo airnya menghitam. Banyak ikan yang mati di perairan Bengawan Solo menjadi keprihatinan masyarakat Sragen. Mereka ramai-ramai mengunggah ke akun media sosial dan mendesak pemerintah segera mengambil sikap.
Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati segera berkoordinasi dengan pemangku wilayah sungai terpanjang di pulau jawa tersebut. Bupati mengatakan limbah tersebut diketahuu seiiring menurunnya debit air dari Dam Colo dan musim kemarau yang panjang. “Adanya limbah yang masuk ke sungai tersebut tidak bisa mengalir lancar dan menimbulkan bau,” katanya.
Bupati sudah berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) terkait adanya limbah dan minimnya debit air Bengawan Solo. Minimnya debit air sungai juga akibat ada perbaikan aliran sungai, termasuk pengurangan pasokan irigasi untuk pertanian ke Kabupaten Sragen.
Bupati juga akan segera menerbitkan imbauan kepada warga yang tinggal di sepanjang aliran Bengawan Solo agar tidak mengonsumsi ikan yang sudah terpapar limbah beracun karena membahayakan kesehatan.
(wib)