Kisah Pengkhianatan Ki Jonggo, Pejabat Istana Penyebab Kerajaan Pajajaran Kalah dari Banten

Jum'at, 09 Februari 2024 - 07:41 WIB
loading...
Kisah Pengkhianatan...
Kerajaan Pajajaran memiliki benteng pertahanan kuat susah ditembus oleh musuh. Foto/Ilustrasi
A A A
Kerajaan Pajajaran konon masih kokoh kendati sudah mendapat serangan berkali-kali dari Kesultanan Banten. Hal ini membuat Kerajaan Pajajaran memiliki benteng pertahanan kuat susah ditembus oleh musuh, dan perlu waktu lama ditembus.

Prabu Nilakendra saat itu konon memerintah ketika Kerajaan Banten menyerang Kerajaan Pajajaran. Memang saat itu Banten yang merupakan daerah kekuasaan di bawah Kerajaan Pajajaran dipimpin oleh Maulana Yusuf.

Konon serangan dari Banten ini membuat Raja Nilakendra mengungsi dari istana kerajaan.



Kisah penyerangan pasukan Banten ini tercantum pada buku "Hitam Putih Pajajaran: Dari Kejayaan Hingga Keruntuhan Kerajaan Pajajaran" tulisan Fery Taufiq El Jaquenne.

Saat itu Nilakendra bersama rombongan dan pengiringnya melarikan diri dari istana menuju sebuah daerah di Sukabumi selatan.Sementara di Ibu Kota Kerajaan Pajajaran, Pakuan pasukan Banten mencoba memasuki kokohnya benteng pertahanan.

Serat Banten menyebutkan adanya pemberangkatan pasukan Banten ketika menyerang Pakuan, ibu kota Pajajaran.

Pupuh Kinanti bahkan menuliskan, bahwa serangan itu terjadi pada bulan Muharram, tepat pada awal bulan Ahad tahun Alif inilah tahun sakanya satu lima kosong satu.



Setibanya di Pakuan, Kesultanan Banten mampu menguasai Pajajaran dengan waktu singkat. Tetapi sebenarnya Banten, kesulitan betul menembus benteng pertahanan kendati hampir seluruh petinggi Kerajaan Pajajaran sudah mengungsi.

Tetapi Banten memiliki orang dalam bernama Ki Jonggo, salah seorang pejabat penting di istana yang menjadi komandan pasukan pengawal Kerajaan Pajajaran, yang masih ada hubungan darah dari salah satu komandan pasukan Banten.

Ia yang sebenarnya diperintahkan menjaga keamanan istana dan benteng pertahanan akhirnya membukakan pintu gerbang benteng pertahanan.

Motifnya tak lain karena rasa sakit hatinya selama menjabat sebagai komandan pengawal Kerajaan Pajajaran, sang raja tidak pernah menaikkan jabatannya. Hal ini memicu rasa sakit hatinya pada Kerajaan Pajajaran dan rajanya.



Tetapi perihal pasukan Banten yang melakukan serangan ke kawasan Pakuan, Banten perlu merencanakan waktu cukup lama yakni sembilan tahun.

Selama sembilan tahun itulah taktik, strategi, pasukan, dan peralatan disiapkan Kesultanan Banten menyerang Pajajaran.

Hal ini setelah sebelumnya beberapa wilayah yang menjadi kekuasaan Pajajaran terlebih dahulu dikuasai. Penyerangan ini didasari pada keinginan Maulana Yusuf untuk turut menyebarkan agama Islam ke daerah pedalaman Banten.

Sehingga sejak saat itu, Jawa Barat dikenal oleh banyak orang sebagai daerah penyebaran agama baru. Perihal penyerangan Banten ke Pajajaran, ini konon bukan merupakan penyerangan biasa.

Mereka menyerbu ke segala lini Pakuan, dan melumpuhkan segala bidangnya. Pasca-serangan Banten dan larinya Raja Nilakendra kian mempersulit posisi Pajajaran dan semakin memperburuknya.

Pada sebuah sumber Cirebon, dikisahkan Pajajaran lenyap dari permukaan bumi pada tanggal 11 bagian terang bulan Wesaka tahun 1501 saka, berarti bertepatan tanggal 11 Rabiul Awal 987 hijriah atau 8 Mei 1579 Masehi.
(ams)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2273 seconds (0.1#10.140)