UNY Klaim Tak Ada Tekanan, Mahasiswa Berharap Dosen dan Guru Besar Segera Bersikap
loading...
A
A
A
YOGYAKARTA - Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) menjadi salah satu universitas yang belum menyatakan sikap ataupun menyerukan seruan moral melihat kondisi demokrasi yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini.
Tersiar kabar ada tekanan dari luar yang menginginkan agar pihak kampus tidak mengeluarkan statement apapun.
Kendati demikian, Sekretaris Direktorat Akademik Kemahasiswaan Alumni UNY Prof Guntur menepis hal tersebut. Guntur menyatakan tidak ada tekanan dari pihak manapun ke UNY. Karena UNY adalah kampus yang netral.
"Kita ASN. kita tidak ada tekanan apapun kita biasa aja ya," akunya.
Guntur mengatakan jika mereka yang berada di rektorat tidak ada tekanan apapun. Dan berkaitan dengan Pemilu 2024 maka pihaknya hanya akan mengikuti saja aturan pemerintah.
Oleh karena UNY adalah institusi pemerintah, maka pihaknya mengkuti saja regulasi pemerintah. Pihaknya mengikuti aturan KPU sebagai lembaga yang ditugaskan melaksanakan Pemilu.
"Dengan KPU ya oke. bahkan di sini diminta KPU untuk menjadi tempat TPS khusus bagi mahasiswa yang tidak bisa mudik. itu KPUD Sleman dengan kita sudah menyepakati kita hanya ketempatan," sebutnya.
Di sisi lain, dia juga menepis jika pihak kampus mengintimidasi mahasiswa untuk bersikap.
Jika kemudian ada mahasiswa yang merasa diintimidasi oleh oknum dosen maka dia meminta agar mahasiswa tersebut menyebut siapa nama dosennya sehingga bisa ditindaklanjuti.
Dia mengatakan terkait dengan pembubaran aksi yang dilakukan oleh mahasiswa dilakukan karena kegiatan tersebut tidak mengantongi izin. Jika memang sudah membuat surat pemberitahuan tentang diskusi kegiatan maka harus jelas siapa penggagasnya.
"Aksi itu temanya apa? terus saya bilang ini atas nama siapa kegiatannya karena di bidang kemahasiswaan dan alumni artinya membawahi kegiatan pembinaan para mahasiswa dan alumni," ujarnya.
"Kami tahu itu aliansi dari mahasiswa tetapi bukan organ dari UNY. Ya kami percaya terus tanya izinnya. Semua kegiatan kemahasiswaan ada proposalnya. Kita izinkan dan harus ada tanda tangan dosen pendamping. Lha tak tanya siapa pendampingnya enggak ada," ujar Guntur.
Terpisah, Ketua BEM UNY Farras Raihan, mengatakan dosen dan guru besar ilmunya pasti jauh di atas para mahasiswa. Sehingga mahasiswa mengajak para dosen dam guru besar untuk turut berdiskusi. Harapannya UNY menyikapi situasi demokrasi saat ini dan menyatakan keberpihakan.
"Kami itu berencana mengajak para dosen dan guru besar untuk segera bersuara berkaitan dengan situasi terkini demokrasi di tanah air, " ujarnya.
Tersiar kabar ada tekanan dari luar yang menginginkan agar pihak kampus tidak mengeluarkan statement apapun.
Kendati demikian, Sekretaris Direktorat Akademik Kemahasiswaan Alumni UNY Prof Guntur menepis hal tersebut. Guntur menyatakan tidak ada tekanan dari pihak manapun ke UNY. Karena UNY adalah kampus yang netral.
"Kita ASN. kita tidak ada tekanan apapun kita biasa aja ya," akunya.
Guntur mengatakan jika mereka yang berada di rektorat tidak ada tekanan apapun. Dan berkaitan dengan Pemilu 2024 maka pihaknya hanya akan mengikuti saja aturan pemerintah.
Oleh karena UNY adalah institusi pemerintah, maka pihaknya mengkuti saja regulasi pemerintah. Pihaknya mengikuti aturan KPU sebagai lembaga yang ditugaskan melaksanakan Pemilu.
"Dengan KPU ya oke. bahkan di sini diminta KPU untuk menjadi tempat TPS khusus bagi mahasiswa yang tidak bisa mudik. itu KPUD Sleman dengan kita sudah menyepakati kita hanya ketempatan," sebutnya.
Di sisi lain, dia juga menepis jika pihak kampus mengintimidasi mahasiswa untuk bersikap.
Jika kemudian ada mahasiswa yang merasa diintimidasi oleh oknum dosen maka dia meminta agar mahasiswa tersebut menyebut siapa nama dosennya sehingga bisa ditindaklanjuti.
Dia mengatakan terkait dengan pembubaran aksi yang dilakukan oleh mahasiswa dilakukan karena kegiatan tersebut tidak mengantongi izin. Jika memang sudah membuat surat pemberitahuan tentang diskusi kegiatan maka harus jelas siapa penggagasnya.
"Aksi itu temanya apa? terus saya bilang ini atas nama siapa kegiatannya karena di bidang kemahasiswaan dan alumni artinya membawahi kegiatan pembinaan para mahasiswa dan alumni," ujarnya.
"Kami tahu itu aliansi dari mahasiswa tetapi bukan organ dari UNY. Ya kami percaya terus tanya izinnya. Semua kegiatan kemahasiswaan ada proposalnya. Kita izinkan dan harus ada tanda tangan dosen pendamping. Lha tak tanya siapa pendampingnya enggak ada," ujar Guntur.
Terpisah, Ketua BEM UNY Farras Raihan, mengatakan dosen dan guru besar ilmunya pasti jauh di atas para mahasiswa. Sehingga mahasiswa mengajak para dosen dam guru besar untuk turut berdiskusi. Harapannya UNY menyikapi situasi demokrasi saat ini dan menyatakan keberpihakan.
"Kami itu berencana mengajak para dosen dan guru besar untuk segera bersuara berkaitan dengan situasi terkini demokrasi di tanah air, " ujarnya.
(shf)