Harga Komoditas Pertanian di Jawa Barat Anjlok

Rabu, 12 Agustus 2020 - 21:34 WIB
loading...
Harga Komoditas Pertanian di Jawa Barat Anjlok
Harga sejumlah komoditas pertanian saat adaptasi kebiasaan baru (AKB) di sejumlah daerah di Jawa Barat anjlok. Foto SINDOnews
A A A
PURWAKARTA - Harga sejumlah komoditas pertanian saat adaptasi kebiasaan baru (AKB) di sejumlah daerah di Jawa Barat anjlok. Kondisi ini terpantau di sejumlah pasar induk yang dipastikan mengakibatkan kerugian besar bagi para petani.

Penurunan harga komoditas per kilogramnya, antaranya harga kol yang awalnya Rp6.000 menjadi Rp1.000 ketimun Rp5.000 jadi Rp1.000, jamur dari Rp12.000 menjadi Rp5.000, sosin hanya Rp1.000. Bahkan untuk komoditas kangkung tidak terjual oleh petani karena saking murahnya. (Baca: Bulog Bakal Luncurkan Beras Lokal Kemasan Murah)

Harga tersebut merupakan harga jual di Pasar Caringin, Bandung. Sehingga bisa dibayangkan betapa murahnya harga dari para petani. Menyikapi itu, anggota DPRD Provinsi Jawa Barat, Edi Rusyandi mendesak Pemrov Jabar untuk segera memberikan solusi agar nasib petani tidak terus terpuruk.

"Sektor pertanian dibilang cukup tangguh menghadapi pandemi ini dan berkontribusi menjaga pertumbuhan ekonomi, di tengah lumpuhnya sektor lain. Sektor pertanian hanya terkoreksi 0,9 %. Berbeda jauh dengan sektor jasa dan manufaktur yang mengalami persentase penurunan pertumbuhan hingga 7,2% menjadi 2,4 %," ungkap Edi kepada SINDOnews, Rabu (12/8/2020).

Menurutnya, satu penyebab atas kondisi seperti ini adalah kelirunya skema bansos berupa sembako hingga merusak pasar petani. Lain halnya jika skema tunai, daya beli masyarakat akan relatif terjaga. Belum lagi ditambah adanya PSBB. Sehingga ini menjadi efek domino. Dampaknya cukup serius dirasakan para petani dan buruh tani.

Dia yang juga Wakil Ketua PW Anshor Jabar ini mengharapkan, adanya program yang fokus untuk sektor pertanian dengan memperhatikan nasib para petani. Terdapat rumusan yang jelas kaitannya dengan kebijakan ketahanan pangan dimasa AKB dan pascapandemi ke depan. (Baca: Jelang Puasa, Disperindag KBB Pastikan Harga Sembako Stabil)

"Ini juga bagian dari proses recovery ekonomi. Karena jika tidak diantisipasi, akan berisiko terhadap kondisi pangan di Jawa Barat. Jika hari ini petani merugi, dan mereka menunda masa tanam jelas akan menimbulkan kelangkaan pangan. Kalau sudah seperti ini bagaimana? Apalagi hari ini kita akan menghadapi musim kemarau, tentu para petani ini butuh biaya lebih. Jika masa tanam ditunda, bisa rumit dan bukan tidak mungkin akan mengakibatkan krisis pangan. Karena itu perlu langkah waspada,"terangnya.

Langkah kongkritnya, lanjut dia, harus ada kebijakan stimulus dan perbantuan sesegera mungkin yang ditujukan pada sektor pertanian. Salah satunya bisa dari sumber dari dana pemulihan ekonomi nasional (PEN) pinjaman dari pemerintah pusat untuk Pemprov Jabar. Sumber pinjaman ini diharapkan menjangkau para petani yang dalam kondisi terpuruk.

Bantuanya diperluas bukan hanya pada sarana tapi juga pada jaminan harga pembelian yang menguntungkan para petani apalagi di tengah situasi anjlok sejumlah harga komoditas pertanian. Pemprov Jabar juga diharapkan memperkuat kelembagaan koperasi petani dengan membeli produk petani dengan harga yang ditetapkan yang menguntungkan petani untuk disalurkan di lembaga lembaga pemerintah.

(don)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4473 seconds (0.1#10.140)